Senin, 26 Oktober 2015

It’s Okay to Fail

Ada orang yang lelah. Bukan karena produktif, tapi karena berdiam diri. Diam atau bergerak, dua-duanya sama-sama melelahkan, sama-sama membuang energi. Bedanya, yang satu tidak menghasilkan apa-apa, sedangkan yang satunya lagi menawarkan 2 hal: keberhasilan dan kegagalan. 

Bergerak memang memberikan resiko kegagalan, lantas kenapa? Meski begitu, kegagalan bukan berarti tak memberi apapun, atau membuat pergerakanmu menjadi sia-sia.

Kegagalan memberikan pembelajaran. Pembelajaran tentang jalan mana yang perlu dihindari, cara mana yang tidak berhasil dan tak perlu lagi digunakan, sikap seperti apa yang harus ditunjukkan untuk menghadapi kekecewaan, bagaimana caranya bangkit setelah terjatuh, dan masih banyak lagi.

Kegagalan justru lebih mengajarkan kita banyak hal, dibanding sekali coba langsung berhasil. Keberhasilan tanpa kegagalan mungkin menyenangkan, tapi coba tanyakan kepada mereka yang berhasil, terkadang proses menuju berhasil terasa lebih menyenangkan daripada keberhasilan itu sendiri.

Semakin banyak mencicipi pahitnya kegagalan, akan semakin manis keberhasilan untuk dinikmati. Semakin banyak menelan pahitnya kegagalan, akan semakin sedap keberhasilan itu ketika diceritakan.

Karena itu, teruslah bergerak. Walau gagal, tak apa, karena skenario-Nya terlalu indah untuk dilewatkan.
:)

Jumat, 09 Oktober 2015

Beda Proses

Ada sesuatu yang membuatku takjub hari ini. Salah satu kegiatan rutin harian yang aku lakukan adalah membaca update blog orang-orang yang aku follow. Hari ini, aku menemukan tulisan ini: http://satriamaulana.tumblr.com/post/130727735216/kala#notes (yang bahkan nggak pernah ketemu dan nggak pernah tahu orangnya)

Membaca tulisannya, aku jadi teringat bahwa aku pernah menulis hal serupa di blogku, aku search di laman google dan menemukan tulisanku ini, tulisan 2 tahun yang lalu: http://lutfiahhanifah.blogspot.co.id/2013/11/semoga-panjang-umur.html 

WOW!! Tiba-tiba ngerasa takjub aja gitu kok bisa ada orang berpikiran sama, bertanya-tanya hal yang sama, lalu dengan proses yang berbeda, akhirnya menemukan jawaban yang sama. 

Ini menarik banget buatku. Walau dengan proses yang berbeda, kami menemukan satu kesimpulan yang sama. Bahkan di akhir tulisan sama-sama ditutup dengan doa semoga panjang umur.

Hari ini aku mendapatkan satu pemahaman baru, bahwa untuk mendapatkan suatu jawaban atau pencerahan atas pertanyaannya, seseorang bisa jadi harus melalui proses yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman itu, namun pada akhirnya akan bermuara pada satu kesimpulan yang sama. 

Begitulah cara Allah memberi pemahaman, berbeda untuk setiap orang. Ini baru seputar persoalan sederhana tentang doa panjang umur, tentu masih ada pertanyaan yang lebih misteri lagi kan? Sudah menemukan jawaban atas pertanyaan yang lain? :)