Senin, 28 Desember 2015

I trust You

Pernah nggak sih, ngerasa heran sama hidup sendiri. Udah berencana ini, taunya dikasih itu. Udah yakin bakal dapetin itu, taunya takdir berkata lain. Lalu akhirnya bertanya-tanya sendiri, "Jadi sebenarnya maunya Allah itu apa sih ke aku?" 

Ini bukan bentuk protes dari takdir yang Allah tetapkan ya, tapi ya kadang suka keheranan sendiri aja gitu sama skenario-skenario tak terduga yang diberikan-Nya. Sebenarnya hal apa yang menanti di depan dengan Dia memberikan skenario seperti ini? Pertanyaan itulah yang akhir-akhir ini hinggap di kepalaku, karena keterbatasanku sebagai manusia yang sama sekali tidak memiliki kuasa untuk menerawang masa depan.

Satu hal yang kuyakini, semua takdir-Nya baik. Selalu baik. Dan selalu terjadi untuk sebuah alasan. Alasan yang mungkin tidak kita ketahui hari ini, tapi di kemudian hari akan membuat kita bersyukur karena pernah mengalami semuanya.

Percayakan saja hidupmu pada Allah, tugasmu cukup mengabdi saja.

Senin, 07 Desember 2015

It's About Her

Aku ingin bercerita tentang seseorang. Seseorang yang telah membersamai diri ini selama lebih dari 10 tahun. Yang tau segalanya tentang aku dari mulai jaman alay sampai hari ini. Nggak ada yang mengenal aku sebaik dia.

Dia adalah partner dari segala partner. Ketawa bareng, mendiskusikan banyak hal, berantem, alay bareng, nangis bareng, we did a lot of things together. Too precious. I thank her for all the things that she did.

Dia adalah sahabat sekaligus orang yang paling kukagumi. Aku menjadi saksi perubahan hidupnya hingga menjadi orang sehebat dan semenyenangkan sekarang. Ia yang sekarang adalah buah yang manis setelah ditempa badai. Ia yang sekarang adalah berlian indah setelah dipoles-dipanaskan-dan proses menyakitkan lainnya. Yang kalau aku ada di posisinya mungkin aku tidak akan sekuat itu. I adore her so much.

Dia adalah keluarga. Satu-satunya (betul-betul satu-satunya) yang tak pernah kuanggap tamu dari semua teman yang pernah datang ke rumah. "Ambil sendiri ya", "Masak sendiri ya", "Aku lagi di luar, kamu kerumah aja nggak apa-apa", adalah kalimat yang sering terlontar saking sudah bukan orang lain dia untukku dan keluargaku. Yang justru kalau di rumah seringnya ngobrol sama adik-adikku daripada sama aku, dan mendapat cinta yang sama dari ibuku. 

Dia adalah pendengar sekaligus penasihat terbaik. Sifatnya yang toleran dan wawasannya yang luas (asli luas banget!!) bikin aku jadi nyaman cerita banyak hal dan diskusi kita selalu membuatku memiliki perspektif dan sudut pandang yang lebih luas dalam memandang sesuatu.

She's not feminime, but very good with children. She's not romantic in words, but very romantic in action. She's not perfect, but complete me so well. She's amazing.

She's Imeh, one of my bestfriend. 
You know, Meh, a thousand "Thank you!!" is never enough to show my gratitude to have you as a very best bestfriend I ever had. 

Be rock on your 24th, Meh!! I love you!!

Selasa, 01 Desember 2015

See You!

"Aku bakal S2 di Jogja, besok berangkat."
"Setelah nikah aku bakal ikut suami tinggal di Mesir.."
"Aku harus tinggal di Banjar sekarang Teh, bantuin bapak di pabrik."
"Minggu ini pindahan ke Cirebon dan stay di sana"
"Mulai minggu ini aku officially move to Jakarta"

Dan entah akan ada berapa kali lagi pemberitahuan macam itu. Bandung menjadi pertemuan kita, tapi juga menjadi perpisahan di waktu yang lain.

Ada perasaan berat ketika tahu teman-teman dekat kita satu per satu pergi menjalani kehidupannya masing-masing. Sebagai orang Bandung aku jadi merasa ditinggalkan. Haha..

Tapi seberapa jauhpun jarak, dimensi doa akan selalu menjadi tempat bertemu dan terpautnya hati kita. Take care kalian :')