Senin, 29 April 2024

April

Sejak ayah berpulang, bulan April tak lagi sama di mataku. Rasanya aneh berulangtahun di bulan yang sama dengan bulan wafatnya ayah. Tapi mungkin ini cara Allah untuk mengingatkanku bahwa hari kelahiran justru adalah untuk merenungi hari kematian yang bisa datang kapan saja. Sebab berulangnya hari lahir berarti jatah usiaku semakin berkurang. Entah berapa lama lagi kesempatan hidup yang Allah berikan.

Terima kasih untuk Ramadhan tahun ini yang berhasil membuatku memandang hidup dari kacamata hari akhir. Sejak Ramadhan kemarin, aku belum pernah memikirkan kematian sesering ini --memikirkan seperti apa keadaanku saat mati nanti.

Dari kepulangan ayah di Ramadhan kemarin, aku banyak mendapat kisi-kisi bagaimana mengupayakan kematian yang indah. Aku menjadi lebih serius mencita-citakan kematianku sendiri agar husnul khatimah. Walau masih sesekali dibayangi rasa khawatir, akankah aku berpulang seperti yang aku idam-idamkan?

Mulai April tahun ini, rasanya hari lahir bukan lagi untuk dirayakan, melainkan untuk merenungi sudah sebanyak apa bekal pulang, sudah sesungguh-sungguh apa memproseskan takwa, serta untuk lebih menghargai dan mensyukuri orang-orang tersayang yang masih ada.

Semoga Allah perkenankan saat tiba waktunya pulang nanti.. aku bisa 'dijemput' dalam keadaan yang baik, dalam keadaan hidup yang lurus, dalam keadaan sedang beribadah dan berjuang untuk-Nya. Aamiin.. :')

Barakallah fi umriik, Na.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar