Rabu, 06 April 2022

From Tears to Blessing

*dikutip dari Monday Love Letter #157, yang kutulis untuk Sister of Deen


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!

Sejak 2 pekan ke belakang akhirnya saya mulai aktif lagi beraktivitas ke luar rumah. Setelah insiden kaki terkilir di akhir Januari lalu, saya yang sering main ke luar ini mau tidak mau harus membatasi pergi ke luar rumah. Bagaimana tidak, untuk jalan saja sudah susah, apalagi menyetir motor atau mobil, haha. Tak disangka pemulihannya membutuhkan waktu lebih dari sebulan sampai akhirnya saya bisa menyetir motor lagi.

Saat sudah siap "berkelana" kembali, ternyata Allah memberikan waktu tambahan selama 2 pekan untuk diam di rumah karena saya dan suami sakit secara berbarengan dan kami harus isoman. Subhanallah.. Awalnya saya sempat bertanya-tanya mengapa ujiannya terasa bertubi-tubi tanpa jeda? Bahkan sebelum kami sakit, keluarga besar sudah terlebih dulu sakit secara bergantian. Bisa dibilang kami ini kebagian sakit di kloter terakhir. Hehe..

"Akhirnya semua harus kebagian.. Alhamdulillah, semoga menjadikan kita semua orang-orang yang lebih taat kepada Allah.. Menjelang Ramadhan dosa-dosa berguguran dan keimanan meningkat. Semoga.. Aamiin.. Semangat sehat, Teh, Mas.." Sebuah pesan dari ibu saya muncul di layar HP saat membuka grup keluarga. Masya Allah, ada benarnya juga. Bagi seorang muslim, sakit adalah salah satu cara Allah mengugurkan dosa-dosa. Maka, ujian sakit yang diberikan oleh Allah semestinya menjadi hal yang seharusnya kita syukuri dibanding kita keluhkan.

Mungkin karena mau Ramadhan, jadi kita ini sedang "dibersihkan" oleh Allah agar nanti ketika tiba saatnya bertemu Ramadhan, kita sudah dalam keadaan jiwa yang lebih bersih dan keimanan yang meningkat. Cara pandang ini membuat saya akhirnya mensyukuri ujian sakit yang Allah berikan, bahkan mampu menikmati setiap rasa sakit yang terasa oleh badan. Berharap dari setiap rasa sakit itu, secara bersamaan Allah juga menggugurkan setiap dosa.. Aamiin ya Allah..

Tentu saja cara Allah membersihkan setiap orang akan berbeda. Ada yang diuji dengan sakit, ada yang diuji dengan masalah hidup, ada yang diuji dengan kerugian materi, ada yang diuji dengan kehilangan orang tersayang, dan masih banyak lagi. Adakah dari semua yang saya sebutkan sedang dialami olehmu, sister? Saya doakan semoga setiap rasa sakit yang terasa, baik itu di raga maupun di hati, menjadi jalan untuk luruhnya dosa-dosa serta menjadi jalan untuk semakin dekat dan taat kepada Allah ya, sisterku..


Menerima ketetapan-Nya yang bagi kita buruk, tentu tidak selalu mudah. Apalagi sampai mensyukuri dan berterimakasih pada takdir yang pernah membuat kita terluka. Tetapi jika kita memandang bahwa semua itu adalah cara Allah untuk membersihkan jiwa kita, maka semoga hati kita bisa lebih lapang untuk menerima.

Bukankah para penghuni syurga adalah mereka yang jiwanya bersih? Rasanya tak mungkin bisa mendapat kenikmatan untuk bertemu Allah jika kita masih terkotori oleh dosa-dosa karena Allah adalah Dzat yang Maha Suci. Nggak pantes banget kan menghadap kepada Raja Langit dan Bumi dalam keadaan diri kitanya "gembel". Heu.. :(

Maka berterimakasihlah atas segala ujian dan tempaan yang Allah berikan untuk kita, karena itu adalah bentuk sayangnya Allah kepada kita. Bersyukurlah atas segala ujian yang Dia hadirkan, sebab itu adalah bentuk cinta Allah agar kelak kita bisa kembali "pulang" dengan selamat dan pantas untuk bertemu dengan-Nya.. Semangat terus dalam berproses untuk menjadi sebaik-baik hamba-Nya, sister! Bangkit dan berjuang lagi, yuk! :)

 

Your sister of Deen,
Husna Hanifah