Kamis, 31 Desember 2020

Dear, Sister of Deen: Pre-Order Sudah Dibuka!




Alhamdulillah. A dream comes true banget, dari yang tadinya seneng nulis di blog sama diari doang, akhirnya bisa nulis buku.

Buku ini aku tulis bersama sahabatku yang qodarullah sekarang jadi adik iparku, bukunya berisi catatan perenungan-perenungan kami tentang hidup, dari mulai menemukan siapa diri ini di hadapan Allah, mengenal Allah, menjadi muslimah berdaya, sampai persiapan menuju kepulangan kembali kepada Allah.

Buku yang diberi judul "Dear, Sister of Deen" ini insya Allah cocok banget untuk menemani perjalananmu dalam memaknai hidup agar sesuai dengan kehendak Allah. Cocok juga jadi hadiah untuk sahabat-sahabat perempuanmu yang sedang mencari makna hidupnya. :)

Yang penasaran sama bukunya, bisa langsung pesan ke bit.ly/pre-orderdsod untuk langsung terhubung dengan admin buku kami, ya! Pemesanan pre-order dibuka sampai tanggal 8 Januari 2021. Oiya, ada komunitasnya juga di Instagram @sisterofdeen, kepoin aja untuk yang mau tau, hehe.

Senin, 28 Desember 2020

Buku Perdana dan Rasa Takut


Ini pukul 1:08 pagi, dan aku masih terjaga. Entahlah, ada yang aneh malam ini. Biasanya jam segini aku sudah terlelap, atau setidaknya sudah mengantuk. Tapi kali ini, walaupun mataku terasa lelah, tapi badanku sepertinya masih belum mau diajak beristirahat.


Sejak jam 10 malam tadi, aku mengirim undangan soft launching buku Dear, Sister of Deen, buku pertamaku yang malam ini insya Allah akan dilakukan peluncurannya. Aku mengirim undangan ke grup keluarga, kepada teman-teman dekat, serta beberapa orang yang kuanggap penting dalam hidup. Sambil meminta doa, betul-betul meminta doa dari mereka agar karya ini menjadi karya yang berkah. Perasaanku saat ini tidak karuan, excited tentu saja, tapi ada satu perasaan yang sangat dominan, yaitu rasa takut.


Bukan, bukan takut bukunya tidak laku atau hanya sedikit yang membeli, bukan itu. Tapi rasa takut diri ini akan menjadi seseorang yang lain, yang terbang terlalu tinggi sehingga lupa di mana dia harus berpijak. Takut apresiasi membuat diri ini menjadi sombong padahal segala puji hanyalah bagi Allah. Takut aku yang menulis buku tidaklah sebaik apa yang orang-orang kira, takut dicap Allah jadi orang yang mengatakan apa-apa yang tidak dia kerjakan. Dan aku takut, tenggelam dalam kekecewaan atas diriku sendiri karena tak cukup baik dalam mengamalkan apa-apa yang kutulis di dalam buku. Malam ini rasanya gelisah, walaupun mungkin kegelisahan itu tak nampak dari raut wajahku. Tapi rasa takut itu benar adanya.


Allah, di saat seperti ini, aku sangat butuh tuntunan-Mu agar apa yang kulakukan tetap berada dalam jalur yang benar.


Allah, di saat seperti ini, aku sepertinya perlu lebih banyak merapal syukur agar selalu ingat bahwa segala pencapaian dan keberhasilan adalah karena kuasa-Mu.


Allah, di saat seperti ini, aku sangat butuh untuk dikuatkan dalam memegang niatku hanya untuk-Mu. Sungguh aku sangat takut ada tujuan lain yang menumpang dalam perjalananku mengukir karya yang ingin kupersembahkan hanya untuk-Mu.


Allah, karya ini merupakan karya yang tak seberapa, tapi jika pesan-pesan di dalamnya membuat banyak orang untuk semakin dekat kepada-Mu, lancarkanlah dan jadikanlah karya ini karya yang meluas.


Allah, semoga karya ini bisa mengalirkan pahala jariyah untukku yang kelak akan terbujur kaku di dalam tanah. Semoga ada banyak kebaikan berantai-rantai yang dihasilkan dari karya ini untuk menggantikan dosa-dosa yang aku sesali dan ingin aku tobati. Semoga karya ini bisa menjadi inspirasi agar semakin banyak hamba-hamba-Mu yang bersyukur dengan menghasilkan karya-karya besarnya, menampilkan citra muslim yang baik dan mengharumkan Islam dengan berjamurnya muslim-muslim berkualitas.


Allah, kuatkan aku, bimbing dan tuntun aku, istiqomahkan aku, agar ini tidak menjadi karya yang terakhir. Semoga tak ada kata berhenti untukku mewujudkan syukur sampai Engkau berhentikan jantung ini pada degup yang terakhir.


Allah, aku rindu. Tapi bekalku belum cukup untuk pulang. Semoga masih ada waktu.