Senin, 29 Desember 2014

Dari Kalian Para Pemimpin, Aku Belajar

Dari kalian para pemimpin, aku belajar, bahwa menjadi pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah.

Seorang pemimpin harus rela menekan egonya, padahal ia juga manusia biasa yang mungkin butuh bersenang-senang.
Pemimpin harus lebih menyediakan waktunya untuk mendengar, sementara di saat yang sama ia juga harus menyampaikan banyak hal kepada anggota timnya.
Pemimpin adalah orang yang pikirannya paling sibuk memikirkan strategi, rencana dan hasil, sementara anggota timnya mungkin tinggal tidur-tiduran menunggu perintah.
Pemimpin adalah orang yang paling pertama disalahkan atas keteledoran anggota timnya, malah terkadang harus bertanggungjawab atas kesalahan yang tidak dilakukannya.
Pemimpin adalah orang pertama yang akan tercoreng mukanya ketika ada anggota timnya yang tidak memiliki integritas. Integritas pemimpin seringkali ikut terlukai ketika ada anggota tim yang tidak memiliki integritas.
Dan masih banyak lagi pengorbanan mereka yang mungkin selama ini tidak kuketahui.

Walau begitu, pemimpin adalah orang yang rela bertanggungjawab atas semuanya.
Pemimpin adalah orang yang akan ada di barisan terdepan untuk membela anggota timnya, percaya bahwa timnya bisa berkembang dan memperbaiki kesalahan.
Pemimpin adalah orang pertama yang akan mengulurkan bantuan, walau mungkin melalui delegasi. Kepedulian yang seringnya tak kasat mata.
Pemimpin adalah ia yang akan tetap bertahan walau yang lain berguguran.
Yang lebih mengagumkan lagi adalah, ketika ia dan timnya berhasil mencapai sesuatu, seorang pemimpin tidak pernah membanggakan dirinya, justru yang ia lakukan adalah mengapresiasi kinerja tim, bahwa dia bukan apa-apa tanpa kerjasama timnya.

Rabu, 24 Desember 2014

Menyalurkan Amarah

Di dunia ini, pasti akan ada orang yang (suatu waktu) menyebalkan, akan ada orang yang (suatu waktu) mengecewakanmu, akan ada orang yang (suatu waktu) hanya mementingkan dirinya sendiri, akan ada orang yang (suatu waktu) perangainya kurang baik. Tapi kusarankan, kau tak perlu marah pada orang-orang seperti itu.  Salurkan kemarahanmu dengan janji yang sepenuh-penuhnya pada dirimu sendiri bahwa jika kelak kamu berada di posisinya, kamu tidak akan seperti itu.


*kutambahkan "suatu waktu", karena tidak ada orang yang selamanya menyebalkan bukan?

Rabu, 17 Desember 2014

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak

by: Tere Liye

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dilingkupi kecemasan, maka Bunda juga gemetar penuh keraguan,
tapi sungguh anakku, demi melihatmu, keraguan itu musnah bagai kabut disiram cahaya matahari pagi,
berganti keyakinan dan keteguhan.

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita ditimpa musibah, maka Bunda juga menghela nafas, menangis,
tapi sungguh anakku, demi melihatmu, dia bergegas menyeka ujung matanya, mengusir semua sedih
berganti perasaan riang dan ketulusan.

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dirundung kekurangan, maka Bunda juga tertatih penuh beban.
tapi sungguh anakku, demi melihatmu, dia bergegas berdiri tangguh, berusaha tegar dengan sisa apapun
berganti semangat menyala terus berusaha

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dalam ketakutan, dalam pertengkaran, dalam kegagalan
dalam situasi itu semua, Bunda juga tergugu berharap sandaran dan pertolongan,
tapi sungguh anakku, kau memberikan semua energi tidak terkira itu

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Maka kuberitahukan sebuah rahasia kecil ini
Betapa malam-malam, saat kau sudah tertidur nyenyak,
Bunda bersimpuh dengan air mata, berdoa, berjanji,
Akan selalu menjadi Bunda terbaik bagimu.
Walau kita tidak pernah tahu itu.

Kamis, 11 Desember 2014

Sebait Doa

Sore itu, aku bersama tiga orang teman ngobrol bareng, sambil makan. Sambil melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu. Saling menanyakan kabar dan kegiatan masing-masing, saling memberikan informasi jika dibutuhkan. 

Tapi karena aku ada agenda, jadi aku pamit duluan. Berat sih pisahnya, karena aku seneng banget ketemu mereka setelah lama ga ketemu. Dan refleks, sambil menyalami mereka, aku mengucap doa. Semoga cepet dapet kerja, semoga skripsinya dilancarkan, semoga bulan ini ada jadwal sidang, aku mendoakan mereka sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. 

Kemudian aku tercengang. Ternyata ucapan doa yang sederhana itu membuat wajah mereka menjadi cerah, dan mereka meng-aamiin-i dengan sumringah. Seakan mendapat hadiah besar sekali. Padahal itu hanya sebuah doa. Pemberian yang sangat sederhana.

Ternyata sebait doa sederhana bisa mengundang kebahagiaan. Bahkan bagi yang mendoakan. Akupun ikut senang ketika tahu bahwa doa itu mengundang senyum dari yang didoakan. Rasanya seperti memberi hadiah kepada orang yang tepat. Walaupun sangat sederhana. Ya, hanya sebait doa. :)