Kamis, 31 Juli 2014

Surat Terbuka untuk Lutfiah Hayati

Haha, ini judul tulisannya udah kayak orang yang nulis buat presiden aja, wkwk..
Surat ini dibuat dalam rangka memperingati hari spesial sahabatku, yang 30 Juli kemarin baru saja berulang tahun yang ke-23. Perkenalkan, namanya Lutfiah Hayati, panggilannya Fifi.

Dia adalah orang yang paling sering kukirimi surat tulisan tangan, soalnya dia seneng banget dikasih surat yang ditulis tangan. Entah sudah berapa banyak suratku yang dia simpan. Tapi untuk surat kali ini, sengaja aku ga bikin tulisan tangan, tapi kutulis di blog ini, supaya semua orang tahu, seistimewa apa dia, dan betapa aku bersyukur dikasih sahabat yang super kayak dia. *wah si Fifi kalo baca ini idungnya terbang nih, tangkep dulu, Fi! Haha..

Sifat kami beda jauh. Kecuali soal sama-sama tukang telat waktu kuliah dan skripsi yang ga kelar-kelar, orang yang mengenal kita berdua pasti tau kalau karakter kita hampir bertolak belakang.
Dia cerewet, dan aku jaim.
Dia ekpresif,dan  aku datar.
Dia riweuh(kadang), dan aku santai.
Dia responsif, aku cenderung cuek.
Dia terbuka, apa aja diceritain, dan aku tidak seterbuka itu.
Dia suka bicara, aku suka menulis.
Dia suka cerita, aku suka mendengar.
Dia suka jadi pusat perhatian, aku suka mengamati.
Hampir semua yang menjadi kekuranganku dilengkapi oleh kelebihan dia, dan sebaliknya. Mungkin itu sebabnya kenapa kita betah barengan terus, karena kita saling melengkapi dan saling membutuhkan. #eaaaaa *ini tulisan udah kayak yang lagi pacaran aja kita, semoga pembaca semua ga ada yang salah paham ya,wkwk..

I just wanna simply thank you, Fi..
Makasih, buat pengertian yang besar dan konsisten. Yang mau sabar nungguin dan balesin surat-surat aku kalau ada hal-hal yang tak tersampaikan oleh lisan. Yang nggak pernah menuntut apa-apa tapi dengan caranya sendiri bisa merubah aku ke arah yang lebih baik.  (Fifi ini penerimaan ke orang lainnya tinggi sekali loh, ga hanya ke aku, tapi juga ke orang lain. Dia tahu bagaimana cara mengapresiasi orang lain, dia tahu caranya mengkritik atau memberi nasehat tanpa bikin orang yang dikritik sakit hati. Sederhananya, dia tahu bagaimana memperlakukan orang lain dengan santun. And for me, it's really impressive.)

Makasih juga, untuk semua pemberian-pemberian yang tulus. Kamu juga salah satu orang paling tulus yang pernah kukenal. Ga segan-segan ngasih ke orang lain walau kadang dirinya juga membutuhkan, tapi kamu selalu mendahulukan kepentingan orang lain. Empati dan kedermawanannya tinggi, ga hanya ke aku, tapi juga ke orang lain.

Makasih buat semua support sampai sejauh ini. Penghargaanmu terhadap orang lain sungguh luar biasa. Aku banyak belajar dari kamu sebenarnya. *dalam diam tentunya ;)

Kamu tahu Fi, pemberian apa yang paling aku syukuri yang kamu kasih ke aku? Kamu ngasih aku lingkaran pertemanan yang lebih luas. Setiap aku ketemu temen kamu, pasti kamu kenalin ke aku. Semua temen kamu otomatis jadi temen aku juga. Dan semua orang kamu sebut sahabat kamu. Aku seneng, kamu ngenalin aku ke sahabat-sahabatmu yang juga hebat-hebat. Ga ada hal yang lebih indah dari menjalin silaturahim, bukan? Terima kasih ya.. :)

Before the end, happy birthday ya..
Semoga menjadi manusia yang menebar sebanyak-banyaknya manfaat, menjadi seterang-terangnya cahaya, dan menjadi hamba dengan sepenuh-penuhnya pengabdian kepada Rabb-nya. Aamiin.. 

Minggu, 06 Juli 2014

Mimpi

Aku percaya mimpi. Dan ketika aku mempercayainya, aku mulai bermimpi. Tapi aku juga pernah ada di titik ragu pada mimpiku sendiri, hingga hampir saja aku melepasnya, hampir saja aku kehilangan kepercayaan atas mimpi-mimpiku.

Sampai suatu hari aku sadar, bahwa yang bermimpi tidak hanya aku. Para pemimpi itulah yang menghapuskan keraguanku itu. Mereka membuktikan padaku bahwa impian itu tidak ada yang mustahil. Mereka mengajarkanku bahwa antusiasme atas mimpi tidak boleh surut. Jangan pernah berhenti bermimpi!

Bermimpi membuatku belajar bahwa keyakinan pada Dia Yang Maha Kuasa adalah yang paling penting. Yang mengajarkanku bahwa apabila impian itu terwujud, itu bukan karena aku hebat, tapi karena Dia berkehendak menjadikannya nyata.

Ngomong-ngomong soal mimpi, aku punya satu impian yang tidak pernah berubah sejak aku menetapkan mimpiku pertama kali. Aku kerap melakukan revisi mimpi, tapi yang satu itu tidak pernah berubah.

Satu impian besar yang bersemayam di dalam hati. Sekarang mungkin masih jauh sekali dari terwujud. Tapi aku percaya. Jika Allah sudah meletakkan impian indah itu di hatiku, Dia akan membantuku mewujudkannya.

Sekarang skripsi dulu fokus, dan kewajiban lain yang memang tidak bisa dilalaikan, setelah itu biar tangan-tangan Allah yang bekerja, mengonspirasikan semesta agar impian itu terwujud.

Selamat malam, para pemimpi.. Selamat mewujudkannya menjadi nyata.. :)