Dunia kembali ramai. Al-Aqsha diserang, Gaza kembali dibombardir. Darah kembali tumpah walau luka-luka kemarin masih belum sepenuhnya kering. Sedih, pilu, perih hati ini mendengar ledakan, teriakan dan tangisan mereka di sana. Semoga Allah jaga saudara-saudara kita di Palestina dengan sebaik-baik penjagaan.
Di tengah-tengah menelusuri berita tentang Al-Aqsha, saya tiba-tiba teringat pada rangkaian fakta sejarah bahwa banyak pembebasan suatu negeri terjadi, saat Islam sudah berjaya.
Pembebasan Mekkah (Futuh Makkah), terjadi saat Islam telah berjaya di masa Rasulullah dengan Madinah sebagai ibukotanya.
Penaklukkan Persia yang dipimpin Khalid bin Walid dilakukan di masa kekhilafahan Umar bin Khattab. Masih di masa Umar, ada pula penaklukkan Mesir yang dipimpin oleh Amr bin Ash.
Pembebasan Palestina oleh Salahudin Al-Ayyubi terjadi di masa kejayaan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.
Pembebasan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih terjadi saat kesultanan Turki Utsmani sedang berjaya.
Dan masih banyak lagi.
Semua pembebasan di suatu negeri, selalu terjadi saat Islam sudah menang, sudah mencapai masa kejayaannya.
Jika kita lihat pola sejarahnya, maka kunci dari pembebasan Palestina saat ini, besar kemungkinan harus diawali dengan kebangkitan umat islam yang mencita-citakan dan memperjuangkan kembalinya kejayaan Islam.
Saat Islam telah menang, terang dan berjaya di suatu negeri, maka cahayanya akan otomatis menyinari wilayah di sekitarnya, membantu negeri-negeri lain lepas dari keterjajahan. Persis seperti keadaan Madinah dulu. Tak heran Rasulullah menamai kota suci itu dengan sebutan Madinah Al-Munawwarah, kota yang bercahaya.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada saudara-saudara kita sesama muslim yang masih terjajah, dimanapun berada.
Semoga cahaya Islam segera tampak dan bersinar di seluruh penjuru Bumi. Dan semoga kita menjadi bagian dari yang menyalakan sinar Islam, pertama-tama di diri kita, lalu menerangi seluas-luasnya. Insya Allah.