Kamis, 21 Juni 2012

Indahnya Kematian (recommended to read)


Di sela-sela jadwal UAS(yang semoga hasilnya diberikan yang terbaik), ijinkan saya untuk sedikit berbagi.. saat ini saya sedang membaca sebuah buku judulnya Man Shabara Zhafira yang ditulis Ahmad Rifa’i Rif’an. Walaupun buku pinjeman (hehe) tapi isinya bagus banget.. dan entah kenapa, ketika pertama kali memegang buku itu, yang pertama kali kubaca adalah 2 halaman terakhirnya yang judulnya “indahnya kematian”. Bikin jleb juga sih..

Izin share yaaa,,cuma sedikit kok.. :)

Hadiah berharga untuk orang mukmin adalah kematian.”
-HR. Ibnu Abiddunya, Thabrani, dan Hakim-

Petuah klasik mengajarkan, ketika engkau lahir, semua orang tersenyum bahagia melihatmu menagis. Ketika engkau meninggal, buatlah mereka bersedih karena ditinggalkan oleh orang yang mereka cintai, sementara engkau menghadapi ajalmu dengan bahagia. Kita menyadari bahwa kematian bukanlah akhir ‘hidup’ kita. kematian hanyalah garis transisi antara dunia dan alam barzakh. Bagi orang yang selama hidup di dunia telah menunaikan tugas dan amanah Tuhan dengan baik, kematian adalah permulaan untuk menjemput kehidupan yang jauh lebih indah ketimbang hidupnya di dunia. Kematian adalah pintu gerbang untuk memasuki istana megah yang dipersiapkan oleh Allah bagi hamba-Nya yang mengisi hidupnya dengan kesalehan.

Ibarat anak sekolahan, kematian bagaikan momentum kenaikan kelas. Setelah seorang siswa belajar dengan keras, masuk sekolah dengan rajin, mematuhi peraturan sekolah, disiplin mengerjakan tugas, serta mengikuti ujian dengan baik, momentum akhir semester adalah momentum yang indah. Saat itu ia bisa menyaksikan hasil usaha dan kerja kerasnya selama ini. Tentu berbeda dengan siswa yang sering bolos, malas belajar, mengabaikan tugas, serta sering melanggar peraturan sekolah, akhir semester adalah hari yang buruk baginya. Saat itu ia merasakan akibat dari kemalasannya selama ini.

Begitulah kehidupan manusia. Bagi orang yang mengisi hidupnya dengan benar, kematian adalah momentum yang sangat di nanti. Saat itulah amal-amal kebaikan ditampakkan. Bahkan balasannya sudah bisa dinikmati semenjak masih berada di alam kubur. Sambil menanti hari kebangkitan, dia alam barzakh ia dikaruniai nikmat yang belum pernah ia rasakan saat di dunia. Amal kebaikannya berubah menjadi teman dengan rupa menawan yang senantiasa menemaninya hingga kiamat tiba.

Ya, bagi seorang muslim, kematian adalah masa yang dirindukan. Kematian menjadi masa peristirahatan yang nikmat setelah sekian tahun ‘bekerja’ di dunia. Ia tak perlu lagi bersusah-susah mengerjakan sholat, zakat, puasa, haji. Ia tak perlu lagi berpayah-payah mengendalikan nafsunya. Ia tak usah lagi berjuang melawan setan yang merayunya setiap saat. Kematian adalah masa pembebasan dari penjara dunia.

---

Hanya mengingatkan (untuk diri sendiri juga), jika sampai saat ini kita masih ragu untuk berjuang dan berkorban, masih takut dari hal-hal yang seharusnya tidak perlu ditakutkan, masih tersendat dengan seribu alasan dan belenggu pikiran yang kita buat sendiri, satu kesimpulannya:berarti kita tidak yakin dengan pembalasan yang indah itu, yang telah Allah siapkan bagi orang-orang yang memang bersungguh-sungguh mengabdikan diri hanya kepada-Nya. Dan surga SAMA SEKALI TIDAK LAYAK bagi mereka yang menjalani hidupnya dengan leha-leha dan bermalas-malasan tanpa memperjuangkannya.  Karena surga dibayar MAHAL oleh perjuangan, pengorbanan, loyalitas, dan totalitas.

Bahkan jika besok adalah hari kiamat dan di tangan kita ada sebutir biji yg akan kita tanam, tanam lah (hadits nabi). Karena ukuran nilai diri kita di sisi Allah bukan pada buah yang kita hasilkan. Namun bagaimana waktu yang Allah berikan pada kita kita gunakan sebaik-baiknya dalam ibadah pada Allah, husnudzan pada Allah, dan menebar sebanyak-banyak kemanfaatan bagi sesama.

Hidup kita seperti permainan sepakbola. Kita tidak tau, apakah kita akan dimainkan sampai peluit akhir pertandingan. Namun ketika kita sedang dimainkan, berlagalah sebaik-baiknya laksana ksatria yang tengah berlaga. Pantang menyerah, bermain sebaik mungkin dan terus berlari.. niscaya kita akan mendapat bayaran yg tinggi, walau kita keluar lapangan sebelum peluit akhir berbunyi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar