Sebenernya lagi ga ada bahan tulisan, dan lagi ga tau mau nulis apa.. Cuman tangan bener-bener lagi pengen nulis. Jadi biarin aja tulisan ini akan mengarah kemana, yang penting aku nulis. Hehe..
Menulis. Karena udah jadi habit selama bertahun-tahun ke belakang, jadi semacam sebuah kebutuhan. Aku adalah orang yang sulit mengekspresikan kata-kata dengan lisan, tapi bisa menuangkannya dengan cukup baik ke dalam tulisan. Ya walaupun ga bagus-bagus amat sih tulisannya juga. Hehe..
Beberapa tulisanku di diary, jika memang layak untuk dipublish, ya aku jadiin postingan di blog. Kadang kalo lagi mumet aku suka baca blogku sendiri, enak dibaca karena lebih rapi dan sudah melalui proses edit.
Terkadang aku ingin berterima kasih pada diriku sendiri, karena telah menulis. Tulisanku itu, mau dibaca berkali-kalipun, selalu ada rasa yang hadir di sana. Setidaknya untukku, si penulisnya sendiri. Bagiku menulis bukan hanya untuk mengabadikan memori, tapi juga mengikat rasa.
Ketika membaca lagi tulisanku, ia membuatku bersyukur karena nikmat yang diberikanNya terlampau banyak. Terkadang ia menguatkanku yang sedang goyah, mengingatkanku yang tengah lupa, membuatku bernostalgia karena mengingat memori masa lalu, dan membuatku lebih bijaksana karena ia memuat hikmah-hikmah yang kudapat dari kejadian yang kualami atau kuamati. Ah, aku merasa seperti dijaga dan dilindungi oleh diriku sendiri.. :)
Menulis menjadi seperti ruang syukur untukku dan jembatan cinta antara aku dan Rabb-ku. Juga menjadi salah satu cara menunjukkan perasaanku kepada orang lain. Di beberapa situasi, aku merasa lebih berekspresi dengan tulisan. Itulah kenapa aku senang sekali membuat surat untuk orang-orang, terutama di hari spesialnya. Karena dengan mengiriminya surat, aku bisa menyampaikan apa yang ingin kusampaikan namun tak mampu dengan lisan.
Aku selalu merasa bahwa apresiasi harus disampaikan. Dan aku lebih leluasa menyampaikannya dengan tulisan. Abisnya muji orang tapi dengan muka tiis macam gini kesannya suka dianggap ga tulus. Hiks. Hahaha..
Setiap orang, sadar atau tidak sadar, membawa kisah inspiratifnya masing-masing. Dan itulah hal yang aku cari ketika bertemu dengan orang lain. Selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari orang lain. Tinggal bagaimana kita pandai-pandai menggalinya.
Karena hal inilah aku selalu merasa ingin berterima kasih pada mereka yang sadar maupun tak sadar telah menginspirasiku. Salah satu bentuk terima kasihku kusampaikan dalam bentuk tulisan dalam surat. Aku sama sekali tak merasa repot untuk menulis surat, karena dengannya aku ingin membuat orang tersebut tahu bahwa dirinya punya arti, setidaknya untukku. Karena menurutku, salah satu alasan seseorang masih bertahan menjalani hidupnya adalah karena ia masih memiliki arti bagi orang lain. And I wanna let him/her know that he/she has a meaning for me. :)
Menulis. Karena udah jadi habit selama bertahun-tahun ke belakang, jadi semacam sebuah kebutuhan. Aku adalah orang yang sulit mengekspresikan kata-kata dengan lisan, tapi bisa menuangkannya dengan cukup baik ke dalam tulisan. Ya walaupun ga bagus-bagus amat sih tulisannya juga. Hehe..
Beberapa tulisanku di diary, jika memang layak untuk dipublish, ya aku jadiin postingan di blog. Kadang kalo lagi mumet aku suka baca blogku sendiri, enak dibaca karena lebih rapi dan sudah melalui proses edit.
Terkadang aku ingin berterima kasih pada diriku sendiri, karena telah menulis. Tulisanku itu, mau dibaca berkali-kalipun, selalu ada rasa yang hadir di sana. Setidaknya untukku, si penulisnya sendiri. Bagiku menulis bukan hanya untuk mengabadikan memori, tapi juga mengikat rasa.
Ketika membaca lagi tulisanku, ia membuatku bersyukur karena nikmat yang diberikanNya terlampau banyak. Terkadang ia menguatkanku yang sedang goyah, mengingatkanku yang tengah lupa, membuatku bernostalgia karena mengingat memori masa lalu, dan membuatku lebih bijaksana karena ia memuat hikmah-hikmah yang kudapat dari kejadian yang kualami atau kuamati. Ah, aku merasa seperti dijaga dan dilindungi oleh diriku sendiri.. :)
Menulis menjadi seperti ruang syukur untukku dan jembatan cinta antara aku dan Rabb-ku. Juga menjadi salah satu cara menunjukkan perasaanku kepada orang lain. Di beberapa situasi, aku merasa lebih berekspresi dengan tulisan. Itulah kenapa aku senang sekali membuat surat untuk orang-orang, terutama di hari spesialnya. Karena dengan mengiriminya surat, aku bisa menyampaikan apa yang ingin kusampaikan namun tak mampu dengan lisan.
Aku selalu merasa bahwa apresiasi harus disampaikan. Dan aku lebih leluasa menyampaikannya dengan tulisan. Abisnya muji orang tapi dengan muka tiis macam gini kesannya suka dianggap ga tulus. Hiks. Hahaha..
Setiap orang, sadar atau tidak sadar, membawa kisah inspiratifnya masing-masing. Dan itulah hal yang aku cari ketika bertemu dengan orang lain. Selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari orang lain. Tinggal bagaimana kita pandai-pandai menggalinya.
Karena hal inilah aku selalu merasa ingin berterima kasih pada mereka yang sadar maupun tak sadar telah menginspirasiku. Salah satu bentuk terima kasihku kusampaikan dalam bentuk tulisan dalam surat. Aku sama sekali tak merasa repot untuk menulis surat, karena dengannya aku ingin membuat orang tersebut tahu bahwa dirinya punya arti, setidaknya untukku. Karena menurutku, salah satu alasan seseorang masih bertahan menjalani hidupnya adalah karena ia masih memiliki arti bagi orang lain. And I wanna let him/her know that he/she has a meaning for me. :)
lutfiah hanifah tuh lutfiah hayati dan husna hanifah kah??
BalasHapus