Aku baru sadar, bahwa tangis adalah bahasa tubuh yang menyimpan banyak kata yang tak mampu terkatakan. Ekspresi yang menyembunyikan banyak perasaan.
Saat terlalu bahagia, sampai-sampai tak tahu bagaimana membahasakannya, kamu menangis.
Saat merasa begitu terharu, hingga tak tahu bagaimana caranya berterima kasih, kamu menangis.
Saat merasa sedih karena sebab tertentu atau bahkan tanpa tahu apa sebabnya, kamu menangis.
Saat merasa panik lantaran kekhawatiran yang tak bisa terkendalikan, kamu menangis.
Saat merasa takut, dan tak tahu harus mencari perlindungan pada siapa, kamu menangis.
Saat merasa marah namun tak sanggup melampiaskannya, kamu menangis.
Saat dikecewakan tapi tak mampu menyalahkan atau mengecewakan tapi tak sanggup mengucap maaf, kamu menangis.
Saat merasa kehilangan bersama rindu yang hampir pecah, kamu menangis.
Dan mungkin masih banyak lagi sebab tangisanmu yang aku tak tahu.
Mengapa bahasa tangismu banyak sekali? Dan yang paling menyebalkan adalah aku tak tahu bagaimana menyikapi setiap tangismu. Karena bersamaan dengan hadirnya tangis, ia selalu menelan setiap kata-katamu. Kamu hanya diam sambil terisak. Dan aku hanya bisa menerka-nerka apa yang berusaha kamu katakan lewat tiap butir air matamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar