Senin, 09 Januari 2017

Percaya

Apa yang lebih indah yang diberikan kepada seseorang setelah rasa cinta? Menurutku, setidaknya saat ini, yaitu kepercayaan. Karena tidak selalu, mencintai beriringan dengan memberi kepercayaan.

Ini barulah seujung kuku sejak bahtera itu dilayarkan dari pinggir pantai. Sang kapten kapal tentu saja hanya seorang amatir yang baru kali ini ia menjalankan kapalnya, lalu orang-orang menuntut kesempurnaan kemampuan darinya. Padahal ini kapal kami, bukan kapal mereka. Terserah mereka mau bilang apa, tapi aku yang hidup di atas kapal bersamamu. Aku yang tahu seperti apa kamu, dan aku memberikan rasa percaya yang penuh kepadamu dalam pelayaran ini.

Kamu perlu apa? Aku akan bantu sediakan.
Kamu butuh istirahat? Mari kita sejenak melepas lelah dan menikmati ramahnya angin lautan.

Aku sungguh rasanya ingin tutup telinga dari mereka yang meremehkanmu, di saat aku sedang menikmati awal dari pelayaran ini. Di saat aku sedang meraba-raba bagaimana sebetulnya bahasa cintamu dan bagaimana aku membalasnya. Ini menyenangkan untukku. Karena yang seperti ini mungkin tidak akan terulang dua kali. Masa-masa dimana aku berusaha mengenal perangaimu yang kebanyakan di luar dugaan. Masa dimana aku pernah menangis diam-diam karenanya. Tapi justru di kemudian hari tanpa kusadari yang ada hanyalah bahagia, karena aku sudah tidak peduli lagi tentang bagaimana perlakuanmu, karena semua cinta itu ternyata sudah menjelma menjadi tindakan dan tanggungjawab.

Aku belajar banyak darimu wahai kapten. Dan aku tidak pernah merasa kapal kita akan karam dengan formasi kita yang begini. Ini bukan karena aku sombong, tapi semata karena aku percaya kepadamu.

Jangan khawatir orang mau bilang apa. Karena partnermu aku. Aku yang menjalaninya bersamamu. Mari sama-sama percaya.

Bandung, 2 Agustus 2016. Hari ke-80 pernikahan.

Ternyata dulu pernah nulis ini :3
Tenang kapten, bahkan sampai hari ini pun, aku masih memegang rasa percaya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar