Jumat, 09 Oktober 2015

Beda Proses

Ada sesuatu yang membuatku takjub hari ini. Salah satu kegiatan rutin harian yang aku lakukan adalah membaca update blog orang-orang yang aku follow. Hari ini, aku menemukan tulisan ini: http://satriamaulana.tumblr.com/post/130727735216/kala#notes (yang bahkan nggak pernah ketemu dan nggak pernah tahu orangnya)

Membaca tulisannya, aku jadi teringat bahwa aku pernah menulis hal serupa di blogku, aku search di laman google dan menemukan tulisanku ini, tulisan 2 tahun yang lalu: http://lutfiahhanifah.blogspot.co.id/2013/11/semoga-panjang-umur.html 

WOW!! Tiba-tiba ngerasa takjub aja gitu kok bisa ada orang berpikiran sama, bertanya-tanya hal yang sama, lalu dengan proses yang berbeda, akhirnya menemukan jawaban yang sama. 

Ini menarik banget buatku. Walau dengan proses yang berbeda, kami menemukan satu kesimpulan yang sama. Bahkan di akhir tulisan sama-sama ditutup dengan doa semoga panjang umur.

Hari ini aku mendapatkan satu pemahaman baru, bahwa untuk mendapatkan suatu jawaban atau pencerahan atas pertanyaannya, seseorang bisa jadi harus melalui proses yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman itu, namun pada akhirnya akan bermuara pada satu kesimpulan yang sama. 

Begitulah cara Allah memberi pemahaman, berbeda untuk setiap orang. Ini baru seputar persoalan sederhana tentang doa panjang umur, tentu masih ada pertanyaan yang lebih misteri lagi kan? Sudah menemukan jawaban atas pertanyaan yang lain? :)

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Membaca blog ini, saya mendapati serial gumaman jiwa yang haus pesan, lapar pencerahan, riang dengan untaian tanya dan temuan jawaban. Tapi tidak ajakan, padahal sebagian adalah pencapaian; tidak menjadi dorongan padahal sebagiannya adalah energi; tidak dengan rengkuhan padahal pada sekelumitnya adalah kelebihan. Keindahan yang lebih, bukan yang diutarakan, tapi yang membangunkan orang lain menjadi indah. Indah di tataran kebaikan adalah kebersamaan melakoni, mewujudkan dan melipatgandakannya. Kebersamaan membangun hal-hal baik dalam kebersamaan itulah keindahan sejati. Indah itu baik, baik itu indah. Karena baik itu indah, dan baik itu mulia, kemuliaan sebagai manusia ada pada keluasan kebermanfaatan kita. "Yang paling mulia di antara manusia, adalah yang paling besar maslahatnya. Bermaslahat itu keindahan sebagai manusia; kian besar maslahat, kian mulia seorang manusia.

    BalasHapus