Assalamu'alaikum
warahmatullah wabarakatuh.. Alhamdulillah bertemu lagi dengan hari Senin
setelah melewati satu pekan yang -bagi saya sih- sepekan kemarin berjalan cepat
sekali. Apakah kamu merasakannya juga? :)
Anyway,
sudah 2 bulan ini saya sedang membiasakan diri lagi untuk membuat buku jurnal
harian, yaitu sebuah buku khusus yang berisi aktivitas sehari-hari beserta
serangkaian to do list-nya. Tujuannya agar saya bisa "melihat" sudah
sejauh apa perkembangan diri saya selama sepekan, sebulan, bahkan setahun.
Memiliki jurnal harian membuatku bisa mengukur produktivitas selama sepekan;
sudah melakukan apa, sudah bisa apa saja, target mana yang sudah tercapai,
besok harus melakukan apa, dsb. Dan tentu saja, dengan cara ini akan lebih mudah mengevaluasi diri di setiap
minggunya karena progresnya terlihat dan bisa diukur.
Memiliki
jurnal harian juga menjadi sarana pribadiku untuk lebih bersyukur. Begitu
terasa Ke-MahaBaik-an Allah karena masih memberikan kesempatan untuk bertumbuh
dan beramal shaleh. Selain itu, saya juga jadi lebih menghargai waktu. Bukankah
dari setiap tanggal di kalender yang bergerak maju, menunjukkan bahwa setiap
hari jatah hidup kita berkurang? Setiap kali kita bernafas, bukankah kita baru
saja menggunakan jatah sedetik waktu kita, tanpa kita tahu berapa detik waktu
lagi yang menjadi jatah kita. Ya, setiap orang diberi jatah waktu oleh Allah,
sudah bijakkah kita menggunakannya?
"Kenapa sih kok kayaknya hidup harus seribet itu?
Harus susah-susah bikin target, harus repot-repot evaluasi, kayaknya menjalani
hidup seperti biasa pun hidup saya fine-fine aja tuh. Kayak air mengalir ajalah
hidup mah.." Hehe, adakah yang berpikiran begitu? Memang sih, kita
bisa saja hidup walau tanpa tujuan. Sekolah, kuliah, lalu lulus. Mencari uang
lalu menghabiskannya. Bekerja, menikah lalu menikmati hidup hingga tua. Bisa
saja. Tapi apakah hidup kita jadi bermakna?
Hal itu
sama saja seperti kita mengendarai mobil, tapi langsung jalan tanpa tujuan. Bodo amat mau kemana deh, yang penting jalan.
Bisa jalan mobilnya? Bisa sih, tapi nggak jelas kemananya. Yang ada malah ngabisin energi dan ngabisin bensin. Bisa juga malah nyasar. Kan sayang energinya,
sayang waktunya, sayang bensinnya. Dipakai, habis, tapi tidak membawa
kemana-mana.
Hidup pun
begitu. Tanpa tujuan, kita hanya akan menghabiskan energi kita, waktu kita,
materi kita, untuk sesuatu yang tidak membawa kita kemana-mana dan tidak
menjadi siapa-siapa. Merasa sudah berjalan jauh padahal kaki kita masih berada
dibelakang garis start. Rugi atau rugi banget?
So,
penting ya ternyata untuk menentukan tujuan? Jika kita naik mobil dengan tujuan
jadinya akan terukur, berapa kilo sih jaraknya? Butuh bensin berapa liter ya?
Harus ke rest area atau nggak? Perlu siapin uang berapa? Semuanya akan jadi
efektif dan efisien karena kita menghabiskan uang, waktu, dan tenaga untuk
sesuatu yang jelas. Hidup pun begitu, kawan. Kita tidak bisa sekedar
menggunakan jatah waktu kita tanpa kita tahu kita mau kemana, hidup kita untuk
apa, mau mencapai apa.
"Baiklah, mulai saat ini saya akan membuat tujuan
hidup saya! Saya akan jadi orang sukses, jadi orang kaya, jadi terkenal,
keliling dunia, dan sebagainya." Eits, tunggu dulu. Menentukan
tujuan memang penting, tapi jangan asal. Mulailah dari bertanya mengapa kita
hidup. Bukankah Allah menciptakan kita dengan tujuan? Maka selaraskanlah tujuan
kita dengan tujuan Dia yang menciptakan. Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan
kita, masa' kita hidup semau kita sih? Da kita
mah apa atuh, ibarat debu yang dibelah triliyunan kali. Cuma seorang
hamba, lemah pula. Ga akan bisa hidup kalo nggak diatur sama Allah!
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku"
(QS. Adz-Dzariyat (51) : 56))
Nah,
ketika kita sudah menemukan tujuan Allah menciptakan kita, maka hiduplah dengan
tujuan itu. Dengan memegang tujuan bahwa hidup kita adalah untuk beribadah,
akan mudah bagi kita untuk mengukur diri. Sudah belum aktivitas kita ditujukan
untuk dan kepada Allah? Kita nggak akan rungsing sama distraksi dari
lingkungan. Diajak ini hayu, diajak itu hayu. Nggak akan pusing sama pencapaian
orang. Orang punya ini, mau. Orang punya itu, pengen. Orang bisa ini itu,
galau. Jelas lah, karena kita nggak fokus sama apa yang menjadi tujuan kita.
Malah sibuk sama perjalanan orang lain dan mengabaikan perjalanan hidup kita
sendiri.
Ingat, ladies. Waktu kita terbatas. Jangan habiskan
waktu kita dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan kita. Itu sama saja seperti menghabiskan bensin ke tempat yang bukan menjadi destinasi kita. Lebar ih da bensin teh sekarang mahal.. Hehe
bercanda. Intinya, gunakanlah jatah waktu kita dengan bijak, efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan Allah menciptakan kita. Jangan tergiur dengan
pencapaian orang lain karena kita tidak sedang berkompetisi dengan orang lain,
tapi dengan diri kita sendiri. Dan jangan lupa kumpulkan bekal untuk kembali
"pulang". Kita di dunia cuma transit, sist.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar