Assalamu'alaikum
sisters fillah :)
Kamu
mungkin masih ingat, minggu lalu saya menulis tentang produktivitas, lalu
terjadilah satu minggu yang tiba-tiba penuh dengan agenda. Seakan Allah ingin
memvalidasi pernyataan saya Senin lalu. Nah lho, dengan agenda sebanyak ini,
bisa nggak ngatur waktunya? Bisa nggak lawan malasnya? Hehe. Alhamdulillah
semuanya terlewati dengan lancar, tentunya tidak lepas dari pertolongan Allah
juga :)
Setiap
kali saya berhasil melakukan sesuatu atau ketika sedang merenungi tentang apa
saja yang sudah saya lakukan hari itu, saya selalu merasa bahwa Allah sangat
baik. Terlalu baik malah, sampai-sampai saya sering bertanya-tanya, pantaskah
saya menerima begitu banyak kebaikan dari Allah ini. Ketika saya meminta
sesuatu, lalu Allah kabulkan. Ketika doa saya belum diperkenankan oleh-Nya,
ternyata saya mendapat sesuatu yang lebih baik dari apa yang saya pintakan itu.
Ketika saya berusaha dengan ikhtiar yang seadanya, Allah beri hasil yang banyak
sekali, lengkap dengan bonusnya! Banyak sekali kejadian-kejadian dalam hidup
yang membuatku semakin membenarkan bahwa Allah memang Maha Baik, seperti bunyi
ayat pertama dalam surat pembuka dalam al-Quran, bahwa Allah itu; Maha
Pengasih, Maha Penyayang.
Kamu
mungkin pernah bertemu banyak orang baik di dunia ini. Entah itu keluargamu,
sahabatmu, bahkan sekedar orang asing yang tak sengaja bertemu denganmu di
jalan. Di dunia ini memang selalu saja ada orang-orang baik dengan hati yang
tulus, tak segan memberi dan tak berharap dibalas. Bayangkan jika setiap hari
kita didatangi orang seperti itu, mencurahkan kebaikan yang tanpa henti kepada
kita, apa rasanya? Awal-awal mungkin kita sangat berterima kasih, lama-lama
jadi merasa nggak enak karena dia terlalu baik. Hehe, lucu ya manusia, bisa
merasa nggak enakan sama orang yang terlalu baik.
Biasanya
hal ini terjadi jika kita ada di posisi "sering menerima" sehingga
muncullah perasaan tidak enak karena kita merasa kurang cukup membalas
kebaikannya. Begitu pula dengan menerima terlalu banyak. Bayangkan saja jika
kita melakukan pekerjaan yang upahnya hanya setara dengan dengan seratus ribu
rupiah, tapi kita dibayar dengan uang satu juta, bukankan respon normal orang
kebanyakan adalah tercengang dan menolak terlebih dulu? Kenapa? Karena kita
sadar bahwa pekerjaan kita tidak layak untuk dibayar sebesar itu.
Nah!
Allah jauuuuh lebih baik daripada orang baik yang ada di belahan bumi manapun!
Tentu kalian setuju bahwa Allah telah memberikan kepada kita nikmat yang
sangaaat banyak. Tidak usah jauh-jauh melihat harta benda yang kita miliki.
Kita sedang diam seperti saat inipun, sudah banyak sekali nikmat Allah yang
bisa kita sebutkan. Pernahkah kita meminta oksigen kepada Allah agar kita bisa
bernafas? Pernahkah kita memantau setiap degup jantung dan aliran darah di
tubuh kita? Pernahkah kita membayangkan seandainya mata kita tidak bisa
berkedip, atau sistem percernaan kita terganggu, atau kulit kita tidak memiliki
kemampuan menutup luka dengan sendirinya? Begitulah Maha Baiknya Allah,
nikmatnya senantiasa tercurah tanpa henti, baik yang kita minta, maupun yang
tidak kita minta. Sadarkah kita?
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya
kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun,
Maha Penyayang." -QS. An-Nahl (16) : 18
Coba
pikirkan, bagaimana jika kita diharuskan membalas semua kebaikan dari Allah,
sanggupkah? Bagaimana jika kita harus membayar nikmat-nikmat yang Allah berikan
kepada kita, mampukah? Menghitungnya saja tidak mampu, apalagi membalasnya.
Lantas, adakah sedikitnya rasa malu kita terhadap Allah? Pernahkah kita merasa
"nggak enak" kepada Allah sementara kita sudah begitu banyak
menikmati berbagai rezeki dan fasilitas yang Allah berikan. Kita telah menerima
banyak, tapi hanya bisa membalas sedikit, bahkan lebih parah dari itu-- kita
selalu saja merasa kurang.
Meningkatkan
syukur adalah PR besar kita. Syukur yang tidak sekedar ucapan hamdallah, tapi
menjelma dalam langkah. Syukur yang bukan sebatas di hati, melainkan sampai
menjadi amal dan ketaatan. Bukankah Allah tidak meminta banyak dari kita selain
agar kita hidup dalam taat dan mau diatur dengan aturan-Nya.. Maka tidak
bisakah kita menjadi seorang hamba yang taat sebagai wujud syukur dan terima
kasih kita kepada-Nya?
Dan yang
lebih luar biasa lagi adalah, ketika kita berpegang teguh pada ketaatan
kepada-Nya, Allah kelak akan hadiahkan surga untuk kita. Wujud syukur yang kita
niatkan untuk membalas kebaikan Allah, malah Allah balas lagi dengan nikmat
yang tak terhitung besarnya. Lihatlah, betapa Allah Maha Pengasih dan
Penyayang! :')
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih" -QS. Ibrahim (14): 7
Mari kita
sama-sama mengupayakan syukur terbaik kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar