Senin, 17 September 2018

Monday Love Letter #9 - Solusi Itu Dekat


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana hari Seninmu, sister? Semoga selalu dalam keadaan baik dan semoga Allah memberkahi segala aktivitasmu apapun itu. Pekan ini seruu sekali bagi saya karena sepekan ini saya sedang membenahi beberapa urusan dan project yang sedang dijalankan, termasuk Sister of Deen Project ini pastinya. Hehe. Doakan ya semoga lancar dan tidak ada kendala berarti :)

Seiring saya membereskan satu per satu urusan, disaat yang sama saya merasa bahwa Allah sedang mendidik saya melalui ini semua. Tidak ada yang lebih melegakan ketika saya masih merasakan kasih sayang Allah lewat pembelajaran yang diberikan-Nya melalui kehidupan ini. Alhamdulillah, Allah Yaa Rahman Yaa Rahiim.. Semoga hati ini selalu diberi kepekaan agar bisa menangkap hikmah dari-Mu.

Salah satu pembelajaran dari Allah kepada saya sepekan kemarin adalah tentang hambatan. Bahwa Allah memberi hambatan bisa jadi untuk menguji kesungguhan kita. Pernah nggak sih ketika kita sedang memperjuangkan sesuatu lalu ketika melangkah kok adaaa aja hambatannya. Kok rasanya susaah sekali. Masalahnya bisa beragam, dari mulai masalah teknis hingga masalah motivasi. Kondisi seperti ini tentunya akan sangat menguji kita apakah akan memutuskan untuk terus maju, atau berhenti saja. Untukmu yang sedang mengalami kondisi seperti itu, semoga Allah memberi kekuatan kepadamu untuk bertahan ya! Saya percaya setiap niat baik pasti ada jalannya.

Saya jadi teringat pada kisah Siti Hajar yang mencari-cari air karena Ismail kecil terus menangis karena lapar. Siti Hajar sampai harus berlari-lari antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk mencari air. Lalu ketika ia sudah berada di titik terlelahnya, ternyata air malah mengalir dari bawah kaki Ismail. Adapula kisah Nabi Musa yang terjebak didepan laut merah ketika dikejar-kejar oleh pasukan Fir'aun, ternyata jalan keluar ada pada tongkat dalam genggamannya yang kemudian dapat membelah lautan atas izin Allah.

Dari kisah ini kita bisa mengambil hikmah bahwa solusi itu bisa jadi amat sangat dekat. Bahkan mungkin tidak sampai selangkah dari tempat kita berdiri. Tapi mengapa Allah menjadikan jalannya begitu sulit? Kita dibuat harus berbelok dulu, harus mengambil jalan memutar, bahkan mungkin harus menemui jalan buntu dulu sebelum menemukan jalan keluar. Tidak lain karena Allah ingin menguji kita! Seberapa besar kesungguhan kita dan seberapa sabar kita untuk mewujudkan niat baik kita. Dan yang paling penting, seberapa kuat kita bergantung kepada Allah.

Jika mengingat-ingat perjalanan hidup kita ke belakang, mungkin ujian kesungguhan ini juga pernah datang kepada kita. Saya pernah tertatih-tatih mengerjakan skripsi ketika masih kuliah dulu. Rasanya sulit sekali dan banyak tekanan. Tapi ketika saya memperbaiki dan menguatkan niat, ternyata kemudahan datang dari arah yang tidak disangka-sangka dan prosesnya selesai lebih cepat dari yang dibayangkan. Adakah yang sedang mengerjakan skripsi atau tesis? Semangat ya, semoga Allah memberi kemudahan dalam prosesnya. :)

Ceritamu mungkin berbeda, ada yang mungkin kesana kemari mencari jodoh tapi ketika memasrahkan urusan kepada Allah, ternyata Allah mendatangkan jodoh yang tidak lain adalah tetangganya sendiri. Atau mungkin ada yang pernah mengalami stress berkepanjangan, mencari teman bercerita kesana kemari, tapi ternyata ketenangan muncul dari keningnya yang ditempelkan keatas sajadah untuk bersujud di sepertiga malam. Mungkin ada yang pernah mengalami kesulitan ketika persalinannya, kondisi janin yang mengkhawatirkan dan kondisi ibu yang sudah lelah membuat seakan tak ada harapan, tapi kemudahan tiba-tiba saja hadir setelah mencium tangan ibu dan meminta maaf. Ada yang mungkin sedang dalam keadaan kalut karena ditolak banyak kesempatan kerja, tapi jalan keluar muncul ketika dia tidak sengaja membantu orang asing yang kesulitan di jalan dan ternyata orang itu sedang mencari karyawan sehingga selesailah masalah pekerjaan yang sedang dihadapinya.

Skenario Allah memang misteri. Tugas kita bukanlah memikirkan ranah hasil, tapi ranah ikhtiar. Upaya mana yang kira-kira belum optimal. Cara mana yang kira-kira perlu diperbaiki. Seserius apa kita meningkatkan kepantasan diri dan seberapa besar kesungguhan kita dalam mewujudkannya, mungkin itu yang ingin Allah lihat dari kita sebelum Dia memberikan jalan keluarnya.

Solusi itu dekat, dear.. Jika solusi itu terasa jauh, mungkin yang jauh adalah kepantasan kita. Jalan keluar itu bisa jadi tidak sampai selangkah dari tempat kita berdiri. Namun jika jalannya terasa berkelok-kelok, mungkin yang membuatnya berkelok adalah karena tidak lurusnya niat kita.

Apapun medan juangmu, jangan berhenti sebelum memberikan ikhtiar terbaik.

1 komentar: