Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. Bagaimana hari Seninmu, my sister of deen? Maafkan surat yang terlambat ini karena beririsan dengan pekerjaan lain. Alhamdulillah Allah masih mengizinkan kita untuk bertegur sapa melalui surat ini dan saling melangitkan doa-doa baik. Semoga Allah selalu melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua ya :)
Tak terasa sudah sampai di penghujung November dan kita hampir sampai di penghujung tahun. Bagaimana rasanya menghadapi sisa-sisa hari di tahun 2018? Mungkin banyak hal-hal kurang mengenakkan yang terjadi di hari-hari kemarin, mungkin banyak jejak-jejak jerih payah kita menghadapi kehidupan di bulan-bulan kemarin, tapi semoga di ujung perjuangan kita, kita menemukan akhir kisah yang bahagia.
Sepekan kemarin Allah banyak mendidik dan mengingatkan saya tentang kesabaran. Bahwa sabar itu bukan diam, tapi justru bergerak mengupayakan ikhtiar terbaik kita. Sabar itu bukan meratapi keadaan, melainkan aktif dan berusaha mencari jalan. Dan upaya untuk menuju-Nya, upaya untuk istiqomah di jalan-Nya, amat sangat membutuhkan kesabaran. Jika bisa disederhanakan menjadi satu kata, sabar itu berarti berjuang. Perjuangan yang tidak asal berjuang, tapi perjuangan yang ditujukan karena-Nya dan untuk-Nya.
Bukankah perjalanan menuju-Nya adalah perjalanan mendaki lagi sukar? Bukankah untuk menjadi manusia yang layak di hadapan-Nya, kita harus melewati berlapis-lapis ujian? Maka perjuangan sejati adalah perjuangan menuju Allah untuk menjadi sebaik-baik hamba di hadapan-Nya. Menariknya, walaupun ini adalah perjalanan menuju Allah, kita tetaplah butuh pertolongan-Nya dan sabar menjadi salah satu prasyaratnya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." -QS. 2:153
Bicara tentang sabar, sangat erat kaitannya dengan iman. Bukankah mustahil sabar tanpa iman? Karena dalam sabar, ada keyakinan bahwa janji Allah adalah benar. Dalam sabar, ada keyakinan bahwa akhir perjuangan ini akan indah. Dalam sabar, ada keyakinan bahwa Allah akan menolong kita. Iman yang bisa membuat kita semangat berjuang, iman pula yang membuat kita bertahan dalam perjuangan. Ya, keimanan adalah bahan bakar bagi kesabaran kita.
Setiap orang memiliki medan juangnya masing-masing. Ada yang mungkin masih tertatih memperbaiki diri setelah taubatnya, ada yang sedang memperbaiki kualitas ibadahnya, ada yang mulai terjun mengambil peran untuk kebermanfaatan umat. Apapun medan juangmu, semoga menjadi jalan bertambahnya keimanan dan ketakwaan. Semoga Allah mengganti semua lelah kita dengan tiket menuju syurga.
Seperti salah satu firman-Nya, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar." -QS. 3:142
Seperti salah satu firman-Nya, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar." -QS. 3:142
Selamat mengoptimalkan sabar! Jika lillah, insya Allah tidak terasa lelah :)