Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. Bagaimana kabarmu sister? Semoga jiwa dan ragamu senantiasa dalam keadaan yang baik dan semoga Allah memberkahi setiap aktivitasmu hari ini dan seterusnya :)
Di surat kali ini, saya ingin membahas tentang salah satu bahasan yang sepertinya cukup sering menjadi tema dari Monday Love Letter walaupun dengan format yang berbeda-beda, apakah itu? Syukur. Pagi tadi, sambil mencari ide tema surat hari ini, saya teringat balasan surat dari seorang sister of Deen yang bertanya tentang bagaimana caranya merawat syukur. Apakah itu menjadi pertanyaanmu juga? Atau kamu juga sedang dalam tahap berusaha merawat syukurmu?
Di surat kali ini, saya ingin membahas tentang salah satu bahasan yang sepertinya cukup sering menjadi tema dari Monday Love Letter walaupun dengan format yang berbeda-beda, apakah itu? Syukur. Pagi tadi, sambil mencari ide tema surat hari ini, saya teringat balasan surat dari seorang sister of Deen yang bertanya tentang bagaimana caranya merawat syukur. Apakah itu menjadi pertanyaanmu juga? Atau kamu juga sedang dalam tahap berusaha merawat syukurmu?
Bicara tentang syukur, bukan berarti dengan saya menulis ini menunjukkan bahwa saya adalah orang yang paling bersyukur. Tidak sama sekali. Bagi saya, bersyukur adalah project seumur hidup. Menjalaninya pun susah-susah gampang, bahkan didalam Al-Quran sendiri banyak sekali ayat yang mengatakan, "tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur". Jlebb kan, disindir sama Allahnya sampai berkali-kali.
Karena syukur adalah project seumur hidup, maka perlu usaha dari kita untuk mau membiasakannya dan mengupayakannya terus-menerus di keseharian kita. Saya punya setidaknya 5 tips yang biasa saya praktekkan dalam memelihara syukur.
Melihat kepada diri sendiri. Cara termudah untuk bersyukur sebetulnya tidak jauh dari hal yang paling dekat dengan kita, yaitu diri kita sendiri. Diri yang ternyata masih diberi kesempatan hidup oleh Allah dan masih dipelihara dalam penjagaan terbaik-Nya, bukankah itu luar biasa? Betapa Allah tidak pernah luput mengatur alam semesta ini agar oksigen kita selalu cukup, makanan kita tidak pernah kurang, pertumbuhan fisik dan jiwa yang selalu Allah jaga dari kita bayi hingga sebesar sekarang, mekanisme tubuh yang sempurna dan rezeki Allah lainnya yang menjadi bukti bahwa Allah selalu mencukupkan segala keperluan kita. Tidak usah melihat yang jauh dulu, melihat diri kita sendiri saja sudah merupakan suatu keajaiban! Ada kebesaran Allah dalam diri kita, tidakkah kita patut bersyukur?
Melihat kepada orang lain. Allah sepertinya tahu betul bahwa manusia itu sulit bersyukur, maka dijadikan-Nya manusia itu berbeda-beda jatah rezekinya; Allah lebihkan kita di satu hal, sepaket dengan kekurangan kita di hal yang lain. Ada kalanya kita perlu melihat kepada orang lain yang lebih susah dari kita, yang tidak memiliki apa yang kita miliki seperti rumah tinggal yang nyaman, kesehatan, pekerjaan yang layak, kesempatan bisa bersekolah, dan lain-lain. Bukan untuk merendahkan mereka, melainkan untuk lebih menghargai dan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Siap?
Melihat bagaimana cara Allah memperjalankan hidup kita. Ah, kalau bicara yang ini, saya selalu ingin menangis terharu. Sehebat apapun kita merancang masa depan dan merencanakan hidup, sutradara terbaik dalam setiap episode perjalanan kehidupan kita, adalah Allah. Tapi coba perhatikan deh, Allah tuh so sweet banget lho sama kita. Impian-impian kita yang tercapai satu demi satu, itu karena Allah yang menghendaki. Kondisi lemah yang kemudian menjadi kuat, kondisi galau yang kemudian menjadi kokoh, kondisi diri yang selalu merasa kurang kemudian bisa menjadi diri yang selalu merasa cukup, itu karena Allah yang memampukan. Setiap usaha kita yang akhirnya membuahkan hasil, kualitas kehidupan yang semakin membaik, doa yang diijabah, itu karena Allah yang mengabulkan. Maha Baik dan Maha Romantis sebenarnya Allah tuh, kitanya aja suka yang nggak sadar.
Menghitung nikmat Allah. Ya walaupun ngitungnya nggak mungkin bisa, tapi kalau disebut satu-satu nikmat Allah untuk kita, setidaknya kita jadi sadar bahwa Allah tuh udah ngasih banyak banget loh ke kita. Jadi kalau kita masih juga merasa kurang, Allahnya yang kurang ngasihnya atau kita yang buta dan nggak peka sama nikmat dari-Nya? Ada satu latihan yang pernah saya lakukan untuk meningkatkan rasa bersyukur saya, yaitu dengan rutin menuliskan "jurnal syukur" yang berisi hal-hal apa saja yang saya syukuri hari itu, setiap malam sebelum tidur. Dampaknya, saya jadi makin cintaaa sama Allah karena menyadari bahwa nikmatnya banyak sekali dan jadi malu kalau sering mengeluh. Hehe. Cobain deh, malam ini tulis jurnal syukurmu :)
Meredefinisi ulang makna syukur. Seperti yang saya sebut diawal bahwa syukur adalah project seumur hidup, bersyukur sebenarnya tidak hanya soal menerima. Lebih dari itu, bersyukur adalah tentang memberi. Segala hal yang kita terima dari Allah bukan untuk sekedar kita nikmati, melainkan untuk kita gunakan sebaik-baiknya agar kita bisa beribadah kepada-Nya dan memberikan persembahan karya terbaik untuk-Nya. Ya, pada akhirnya, bersyukur adalah tentang apa yang bisa kita berikan untuk Allah sebagai wujud terima kasih atas segala pemberian-Nya.
"Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." -QS. Al-Baqarah:152
Nah, itu cara merawat syukur versiku. kalau kamu, bagaimana caramu merawat syukur, sister? :)