Assalamu'alaikum
warahmatullah wabarakatuh, my sister of Deen! Senang sekali akhirnya Monday
Love Letter bisa sampai di surat yang ke-25. Senin ini sedikit berbeda karena
saya dan Novie bertukar jam mengirim surat sehingga saya harus menulis suratnya
lebih pagi. Mohon maaf karena atas keterlambatan suratnya ya, hehe.
Saya akan
memulai dengan satu pertanyaan untukmu. Pernahkah kamu merasa kecewa ketika
berdoa kepada Allah? Hari gini, siapa sih manusia yang nggak punya keinginan?
Apalagi jika kita melihat pencapaian orang lain yang kita lihat di media sosial,
pasti kita pun jadi ikutan ingin ini, ingin itu, banyak sekali! Dan dalam
perjalanan mewujudkan keinginan dan impian kita, tak jarang kita menengadahkan
tangan untuk berdoa kepada Allah agar semuanya itu Dia wujudkan, betul?
Lalu
pernahkah kita sampai merasa kecewa ketika berdoa kepada-Nya? Dari mulai
pertanyaan halus seperti "Ya Allah, kok doaku nggak dikabul aja ya.."
hingga ada perasaan marah ketika berdoa kepada-Nya, "Ya Allah kenapa doaku
tak juga Kau kabulkan siih?!" Apakah kamu pernah begitu? Jika pernah, kita
istighfar sama-sama ya..
Saya
pernah membaca sebuah kisah Nabi Zakaria yang ada di awal QS. Maryam. Dalam
surat itu Allah menceritakan bagaimana Allah menganugerahkan anak kepada Nabi
Zakaria padahal ketika itu Nabi Zakaria sudah tua, tulang-tulangnya telah lemah
dan telah beruban. Bahkan istrinya pun adalah seorang yang mandul. Namun dengan
kuasa-Nya, mereka dapat memiliki anak yang kemudian diberi nama Yahya yang saat
dewasanya diangkat menjadi Nabi untuk meneruskan perjuangan ayahnya.
Yang
ingin saya garis bawahi disini adalah tentang bagaimana Nabi Zakaria berdoa
kepada Allah, "Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah
dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya
Tuhanku." Kalimat "dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada-Mu, ya Tuhanku" sempat membuat saya sedikit heran. Ada bagian dari
otak saya yang sepertinya tidak bisa menerimanya, "Serius? Nggak pernah
kecewa ketika berdoa sama Allah? Kok bisa?" Mungkin karena saya teringat
pada kejadian masa lalu yang pernah membuat saya kecewa terhadap takdir-Nya.
Normal kan? Karena pada kenyataannya memang tidak semua keinginan kita
dikabulkan Allah.
Tapi
apakah tidak kecewa dalam berdoa kepada Allah berarti doa kita selalu
dikabulkan oleh-Nya? Saya rasa tidak. Semakin dewasa, saya semakin mengerti
bahwa Allah selalu punya cara tersendiri dalam menjawab doa hamba-Nya. Saya
mengenal seseorang yang pernah kecewa ketika kampus dan jurusan kuliah yang ia
masuki bukanlah yang ia inginkan, tapi justru dari kampus dan jurusan itulah
dia mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik yang mungkin tidak akan dia
dapatkan jika berkuliah di kampus impiannya.
Saya
mengenal seseorang yang pernah kecewa dengan pola asuh orangtuanya di masa
lalu, tapi justru dengan pengasuhan seperti itulah dia bisa memiliki prinsip
hidup yang kuat yang mungkin tidak akan dia dapatkan jika dia lahir di keluarga
yang lain.
Saya
mengenal seseorang yang selalu punya harapan agar Allah memberi kesempatan
untuk menjelajahi bumi-Nya, ternyata Allah kabulkan satu per satu dengan
kejutan yang tak disangka-sangka. Saya juga mengenal seseorang yang selalu
berdoa agar Allah memberinya keturunan dan Allah masih menahan keinginannya
tersebut namun Allah menggantinya dengan kehadiran "anak-anak"
ideologis yang sangat dia syukuri karena makna keturunan tidak hanya anak yang
lahir dari rahimnya saja.
Seseorang
itu, adalah saya. Mungkin kamu juga pernah mengalami hal yang serupa, atau
bahkan punya cerita yang lebih "mengecewakan". Namun ketika kita
berhasil menemukan hikmah yang besar dibalik setiap doa yang ditunda atau
diganti oleh-Nya, kekecewaan itu akan menghilang begitu saja, berganti dengan
rasa syukur dan rasa terima kasih yang besar karena ternyata takdir dari Allah
selalu yang terbaik dan Dia selalu paling tahu apa yang kita butuhkan. Mungkin
kita pernah kecewa ketika berdoa kepada Allah, tapi percayalah, jawaban Allah
dalam setiap doa kita, tidak pernah mengecewakan.
Dari Abu
Said bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Tiada seorang muslim pun yang
memanjatkan suatu doa yang di dalamnya tidak mengandung permintaan yang berdosa
dan tidak pula memutuskan silaturahim, melainkan Allah pasti memberinya berkat
doa itu adalah satu dari tiga perkara, yaitu: adakalanya permohonan itu segera
dikabulkan; adakalanya permohonannya itu disimpan oleh Allah untuknya kelak di
hari kemudian, dan adakalanya dipalingkan darinya suatu keburukan yang semisal
dengan permohonannya itu." Mereka (para sahabat) berkata, "Kalau
begitu, kami akan memperbanyak doa." Nabi SAW menjawab, "Allah
Mahabanyak (mengabulkan doa)." (HR. Ahmad)
Hari ini,
seiring dengan pemahaman dan pengalaman hidup yang saya dapatkan, bersama
setiap doa yang saya panjatkan kepada-Nya, saya juga akhirnya bisa mengatakan
"Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
Semoga kamupun begitu ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar