Senin, 07 Januari 2019

Ketika Ketulusan Menembus Hati Manusia

Hari ini aku mendapat sebuah pesan whatsapp dari seorang sahabat. Isinya sebuah foto surat tulisan tangan yang pernah aku berikan untuknya di hari ulang tahunnya 3 tahun yang lalu. Dia bilang, tulisan itu selalu menjadi penyemangatnya dan selalu dia baca berulang-ulang setiap kali dia merasa butuh dikuatkan. Katanya, setiap membacanya, dia seperti mendapat energi baru.

Dibilang gitu, tentu saja aku terharu. Aku bahkan hampir lupa bahwa aku pernah menulis surat itu. Tapi ternyata surat itu selalu dia bawa, bahkan dibaca berulang-ulang. Sejak kapan coba tulisan aku bisa se-magic itu. Hahaha. 

Dipikir-pikir, selain nulis buku harian, aku emang hobby sih ngasih surat ke orang-orang. Biasanya momen yang tepat adalah ketika hari ulang tahun. Aku kasih mereka surat sebagai hadiah ulang tahunnya, ditulis pake tulisan tangan. Selain bisa jadi alternatif kalo pengen ngasih hadiah tapi nggak punya duit, surat tulisan tangan terasa lebih berkesan dan lebih kerasa juga effort dan ketulusannya, dibanding surat online via caption Instagram atau blog. Jadi pengen ngerutinin lagi kebiasaan ngirimin surat tulisan tangan ke orang-orang :)

Ketulusan memang bisa menembus hati manusia. Dan bagiku, menulis surat menjadi latihan untuk melembutkan hati karena ketulusan hanya bisa lahir dari hati yang lembut. Aku jadi belajar untuk melihat kebaikan-kebaikan yang ada pada orang itu dan mensyukuri keberadaannya sebagai salah satu orang yang berharga di kehidupanku. Bagiku, setiap orang itu punya arti dan karena kehadiran merekalah, hidup kita menjadi lebih berwarna. Aku belajar untuk mengutarakan rasa terima kasih itu kepada orang yang kukirimi surat. Terlebih jika surat itu aku berikan di hari ulang tahunnya, rasanya seperti ingin mengatakan, "Terima kasih karena telah lahir ke dunia." Nggak jarang, mereka yang baca suratku, pasti nangis, minimal bilang terharu lah. Aku juga mau siiihhh di suratiiiinnn biar terharu-terharu gituuuu wkwkwk

Dan Allah dengan segala skenario-Nya, membawa aku pada kegiatan bersurat lagi dengan adanya Monday Love Letter. Monday Love Letter ini agak sedikit berbeda karena nulisnya buat banyak orang. Jadi kadang mikir juga karena tema dan gaya bahasanya harus dibikin general. Nggak seluwes kalau nulis surat ke perorangan. Tapi bikinnya nggak kalah seru sih. Soalnya banyak yang balesin dan berterima kasih juga sama suratnya. Bahkan banyak yang bilang, "Kok pas sih suratnya sama keadaan aku sekarang." Ya kalau soal yang itu aku juga nggak tahu. Mungkin Allah emang ngasih ilhamnya sesuai dengan kebutuhan pembaca juga kali. Hehe.

Intinya, aku seneng banget nulis. Dan ada kesenangan tersendiri ketika menulis surat untuk orang lain. Ada apa ya sebenarnya dengan aku dan menulis surat? Kok kita kayak jodoh, ketemu lagi, ketemu lagi. Apa aku bikin jasa nulis surat aja gitu? Hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar