Senin, 04 Februari 2019

Monday Love Letter #27 - This Life is A Marshmallow Test

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, my sister of Deen! Sedang apa nih, sister? Masih sibuk dengan pekerjaan yang harus diselesaikan atau sedang membaca email ini sambil bersantai? Mungkin ada yang lagi multitasking juga ya baca surat ini sambil nyambi pekerjaan yang lain. Hehe. Apapun itu, semoga setiap aktivitas kita Allah berkahi dan dinilai-Nya sebagai amal sholeh ya. Aamiin..

By the way, saya tadi tiba-tiba teringat pada sebuah video yang pernah saya tonton di sebuah seminar parenting yang menampilkan video tentang Marshmallow Test. Apakah kamu pernah mendengarnya atau menontonnya? Bagi yang belum tahu, video berdurasi sekitar 3 menit itu menampilkan beberapa anak yang menjalani sebuah tes dimana mereka dibiarkan di dalam ruangan dan masing-masing anak diberi satu buah marshmallow. Instruksinya, mereka boleh langsung memakan marshmallow itu, atau menunggu beberapa saat untuk bisa mendapatkan dua marshmallow. Ruangan ditutup dan tes pun dimulai. Lucu sekali melihat anak-anak kecil yang menatap marshmallow di depannya sambil berusaha menahan keinginan untuk memakannya. Hasilnya, dari 10 anak yang dites, ternyata hanya 1 orang yang berhasil.

Dari kacamata psikolog, pakar parenting, atau orangtua, mungkin tes ini dilakukan untuk menilai kemampuan self-control anak dan melihat apakah dia mampu menahan diri serta menunda keinginannya untuk mendapatkan keberhasilan yang lebih besar. Bahkan sebagian orang percaya bahwa tes ini dapat memprediksi kesuksesan anak.

Namun dari sudut pandang saya, ada satu hikmah yang menarik yang saya petik setelah menonton video itu. Saya rasa, hidup ini sebetulnya cukup mirip dengan marshmallow test. Lebih tepatnya, dunia ini adalah marshmallow test itu sendiri. Seperti yang kita tahu, manusia yang awalnya tidak ada, diciptakan oleh Allah ke dunia untuk beribadah. Setelah itu, Allah akan matikan kita untuk mempertanggungjawabkan hidup kita selama di dunia, kemudian Allah yang nanti akan memutuskan apakah kita pantas masuk syurga-Nya atau tidak.

Dunia ini, sesungguhnya adalah ujian. Dengan diciptakannya kita ke dunia, Allah ingin menguji apakah dengan segala kenikmatan yang ada di dunia, kita mampu menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya? Apakah kita bisa mengontrol diri kita untuk menahan hawa nafsu dan segala keinginan di dunia agar kelak bisa menikmati nikmat yang jauuuh lebih banyak dan lebih besar di akhirat? Apakah kita bisa sabar menjalankan perintahnya dan totalitas mengabdi kepada- Nya agar kelak di akhirat bisa menikmati indahnya bertemu dengan Allah dan Rasulullah SAW? Dan Maha Baiknya Allah, kita hanya perlu menahannya sebentar saja.


"Dia (Allah) berfirman, "Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu mengetahui." -QS. Al-Mu'minuun (23) : 114


Sebentar. Sebentar saja kita hidup di dunia, kata Allah. Maka bersabarlah dengan segala ujian-Nya. Bersabarlah ketika hawa nafsu dan bisikan syetan mulai menggoda. Bersabarlah ketika nikmat dunia mengalihkan kita dan membuat semangat juang kita goyah. Bersabarlah didalam keimanan dan kebenaran yang kita yakini. Sungguh, perjuanganmu di dunia hanyalah sebentar saja. Nanti, setelah waktu yang Allah berikan habis dan kita berhasil melewati berbagai ujian dunia, Allah akan berikan kenikmatan yang sangaaat besar sebagai balasan atas kesabaran kita.


"…Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit." -QS. At-Taubah (9) : 38


"Apapun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal." -QS. Asy-Syura (42) : 36


Orang beriman adalah orang yang cerdas. Ketika Allah memberinya dua pilihan; (1) mau senang-senang di dunia yang sebentar tapi engkau nanti tidak bisa senang-senang di akhirat, atau (2) mau berjuang di dunia dan nanti di akhirat kamu bisa bersenang-senang sepuasmu, tentu saja pilihan yang kedua yang akan menjadi pilihannya. Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tentu akan memilih kesenangan hidup di akhirat sehingga ia rela berjuang mengalahkan hawa nafsunya demi menjalankan perintah Rabb-nya.

Di syurga-Nya kelak, kita bebas mau ngapain aja, kita bebas mau minta apa saja, bebas menikmati apapun yang ada disana. Tidak ada lagi perintah dan larangan Allah karena masa ujian sudah selesai. Syurga dan Ridho-Nya menjadi balasan atas keberhasilan kita dalam bersabar dari segala kenikmatan dunia yang sangat menggoda dan mendistraksi kewajiban kita sebagai hamba Allah.

Jadi, jika kamu (dan tentu saja diri saya sendiri) sedang merasa lelah dengan berbagai ujian dari Allah, sabar ya.. Ini hanya sebentar saja. Kalau ingin malas-malasan dan leyeh-leyeh, please ditahan dulu nanti aja leyeh-leyehnya kalau udah masuk syurga-Nya.

Dunia ini tempatnya berjuang, dunia tempatnya menuntaskan tugas-tugas dan amanah dari Allah, dunia tempatnya kita mengoptimalkan potensi diri dan menorehkan karya untuk bekal 'pulang', dunia tempatnya kita membuktikan profesionalitas kita sebagai hamba. Lelah itu pasti, tapi jika kita yakin akan janji Allah, Insya Allah semuanya akan terasa lebih ringan. Konon, Rasulullah SAW yang dijamin syurga aja, istirahatnya adalah shalat, kebayang seproduktif apa hidup beliau demi tuntas amanah dari Allah. Lah kita (eh saya maksudnya), belum dijamin syurga tapi dikit-dikit minta istirahat. Maluuu.. :(

Semoga kita semua mampu bersabar dalam ujian hidup yang sebentar ini. Saling mengingatkan dan mendoakan ya, sisterkuuu.. :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar