Senin, 25 Februari 2019

Monday Love Letter #30 - Sadar Penuh, Hadir Utuh

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh. Alhamdulillah bisa bertemu dengan Senin lagi, alhamdulillah juga sudah surat ke-30, berarti sudah sekitar 30 minggu ya kita bersama #ciee. Masya Allah, nggak nyangka banget Sister of Deen Project bisa sejauh ini, insya Allah seiring berjalanannya waktu akan terus bertumbuh. Semoga kamu pun ikut bertumbuh juga bersama kami ya! *tos dulu

Kamu sedang apa sekarang, sister? Kalau kamu sedang beraktivitas saat ini, coba sejenak hentikan dulu pekerjaanmu dan fokus kepada suratku ini. Jika ada notifikasi dari hp atau laptopmu, silakan abaikan dulu dan fokus membaca surat ini. Jika kamu sedang dalam posisi berdiri, duduklah dulu sebentar. Mau bersandar, boleh. Buat dirimu serileks mungkin sambil membaca surat ini. Jika pekerjaanmu saat ini membutuhkan fokus yang lebih besar, kamu boleh tunda membaca surat ini dan kembali lagi nanti :)

Oke, jika kamu sudah sampai pada paragraf ini, saya asumsikan kamu sudah dalam keadaan fokus ya! Sekarang, saatnya fokus kepada dirimu sendiri. Kamu bisa memulai dengan tarik nafas perlahan dan mengeluarkannya dengan perlahan. Tarik.. Hembuskan.. Tarik.. Hembuskan.. Tarik.. Hembuskan.. Bagaimana rasanya, nikmat? Subhanallah ya, Allah ternyata masih memberi oksigen gratis untuk kita dan kita masih bisa bernafas dengan sangat baik. :)

Sekarang, rasakan tubuhmu.. Mungkin ada pundak yang sedang pegal sehabis menjalani aktivitas yang lumayan padat. Mungkin beberapa persendianmu terasa sakit sehabis berjalan jauh atau sehabis melakukan pekerjaan yang berat. Mungkin kepalamu sedang pusing karena aktivitas hari ini yang sangat menguras otak. Mungkin hati dan pikiranmu sedang lelah sekali karena memikirkan masalah-masalah yang hadir tanpa diduga.. Tidak apa-apa dear, untuk merasakan itu semua.. Tidak ada yang salah dengan merasa lelah, tidak apa jika kamu merasa hari ini nggak banget, tidak masalah jika terkadang ada hal-hal yang terjadi diluar ekspektasimu, tidak apa-apa jika kamu ingin menangis sejenak, you're allowed to be not okay.. :)

Tapi jangan pernah lupa untuk mensyukuri hari ini. Bahwa Allah masih teramat baik memberikan waktu dan kesempatan hidup di dunia, kita masih dikaruniai nikmat iman, serta masih diberi kebebasan dan kelapangan untuk beribadah kepada-Nya. Maka hamparkanlah sajadahmu dan bersujudlah sambil beristigfar memohon ampun, buka Al-Quranmu dan bacalah surat cinta dari Dzat Yang Menyayangimu, rasakanlah segala nikmat-Nya hingga rasa terimakasihmu kepada-Nya jauh lebih besar dan lebih banyak daripada keluhanmu hari ini. Pekerjaan bisa membuat fisikmu lemah, masalah bisa membuat mentalmu lelah, tapi hatimu jangan lemah dan lelah.

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram," tulis Allah dalam surat cinta-Nya. Maka kembalikan hatimu kepada Dia yang paling berhak untuk dijadikan sandaran dan tempat bergantungnya hati. Lalu rasakanlah ketenangan dan ketentraman itu, sebab hati kita telah sampai kepada Dia yang seharusnya menggengamnya, Allah. Setelah ini, jangan kemana-mana lagi ya, wahai hati.. Tetaplah bersama-Nya, dalam dekapan yang paling menenangkan, dalam rasa puas yang sangat menentramkan. :)

Bagaimana sekarang perasaanmu, sister? Sudah jauh lebih tenang kan? Sudah merasakan energi baru setelah hadir penuh untuk dirimu bersama Allah? Besok-besok, kamu boleh membaca surat ini lagi untuk membantumu masuk ke frekuensi tenang tadi. Semoga Allah senantiasa melembutkan hati kita agar selalu paham dan sadar kemana ia harus berpulang.


Tulisan saya hari ini terinspirasi dari sebuah buku yang kemarin tak sengaja saya lihat lagi in my Google Play Books' Library. Bukunya berjudul Sadar Penuh Hadir Utuh yang pernah saya baca sekitar setahun yang lalu dan sangat berkesan sekali untuk saya. Dari judulnya aja udah jleb ya, mengingat kehidupan kita hari ini sepertinya dipenuhi distraksi dari berbagai macam notifikasi, arus informasi yang tanpa henti, sampai peran-peran dalam hidup yang semakin banyak dan tumpang tindih. Eh yang terakhir sih mungkin saya doang, hehe.

Namun dalam buku yang tak sengaja saya temukan dalam deretan Recommended Books itu, saya seperti diingatkan bahwa kita hidup ya saat ini. Dan karena kita hidup di saat ini, kini, maka kita perlu hadir utuh, sekarang, saat ini. Tidak terlalu fokus pada masa lalu, tidak pula terlalu mengejar masa depan. Sebab pada dasarnya waktu yang Allah berikan kepada kita ya hanya saat ini. Bagaimana waktu sedetik yang Allah beri sekarang bisa kita jaga penggunaannya agar senantiasa dalam rangka beribadah kepada-Nya.

Kita memang perlu melihat masa lalu untuk mengambil hikmah, namun jangan sampai kita larut didalamnya. Kita juga perlu merancang masa depan dan membuat berbagai macam target harian hingga tahunan, tapi jangan terlena lalu melupakan bagian kita di hari ini.
Kita boleh berselancar sejauh mungkin di dunia maya, namun jangan lupa bahwa ada orangtua kita, adik-kakak kita, sahabat-sahabat kita, pasangan kita, anak kita, tetangga kita, yang juga perlu ditanya tentang perasaannya dan tolong-menolong jika punya keperluan.

Kita juga perlu waktu untuk diri sendiri, untuk mengapresiasi diri kita hari ini, berterima kasih kepada diri kita hari ini, berkontemplasi dan memetik hikmah, juga membahagiakan diri kita sendiri.

Dan yang tak kalah penting, kita perlu terus mengembalikan kesadaran agar hidup kita saat ini senantiasa on the track di jalan yang Allah ridhoi. Jika yang paling jauh adalah masa lalu, maka yang paling dekat adalah kematian. Kita perlu sadar penuh dan hadir utuh, kini dan saat ini, untuk memastikan bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang benar dan bernilai amal sholeh seandainya detik ini dan setelahnya kita berhadapan dengan kematian. Gemes-gemes menantang gimanaa gitu kan, untuk bisa sadar penuh hadir utuh tuuuuh :')

Selamat membangun kesadaran yang penuh dengan kehadiran yang utuh di saat ini, my sister of Deen! Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menjaga penuhnya kesadaran dan keutuhan kehadiran kita dalam menjalani kehidupan di dunia saat ini, sesuai dengan kehendak-Nya. Aamiin ya Rabbal 'Alamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar