Senin, 01 Juli 2019

Monday Love Letter #48 - Bersama-Mu Aku Hebat

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister! Apa kabarnya? Semoga selalu baik-baik saja ya. Selama hati kita senantiasa terkoneksi dengan Allah semua akan selalu baik-baik saja kok. Nah, hal itulah yang akan saya bahas di Love Letter kali ini karena saya juga baru mendapat sebuah insight yang mungkin bisa jadi hikmah kita bersama :)

Pasti kita semua tidak asing dengan surat Al-Ikhlas ya kan? Biasanya sih surat ini sering jadi andalan untuk dibaca ketika sholat ya karena pendek hihihi. Tapi tahukah kita bahwa jika diresapi, surat yang berjumlah 4 ayat ini sangat dalam maknanya. Sebuah surat yang menjadi pengingat dan peringatan bahwa Allah hanya ingin dijadikan satu-satunya.

Namun tentu saja di surat kali ini saya tidak akan membahasnya secara detail apalagi sampai dirinci kandungan ayat per ayatnya karena pasti akan sangat panjang sekali. Saya hanya ingin mencoba berbagi hikmah dan makna dari ayat terakhir dari surat Al-Ikhlas.

Wa lam yakullahu kufuwan ahad.
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Pasti kita sangat familiar dengan ayat tersebut bukan? Bahkan jika diminta menterjemahkannya pun mungkin kita sudah hafal di luar kepala. Dalam kalimat tersebut ada kata 'kufu' yang berarti setara. Yang setara sama Allah saja tidak ada ya, apalagi menandingi. Ini menunjukkan bahwa level Allah dengan makhluk-Nya itu beda dan tidak bisa bahkan tidak mungkin disamakan. Ayat ini mempertegas keunggulan dan keMahaBesaran Allah.

Seorang guru pernah berkata kepada saya, "Ayat terakhir ini memberitahukan bahwa Allah yang Maha Unggul sehingga hanya Allah yang patut kita unggulkan. Karena itu, hanya Allah saja yang patut kita sembah, kita cintai, kita jadikan tujuan bahkan kita jadikan sumber ketenangan."

Allah sumber ketenangan. Kalimat itu terus terngiang dalam pikiran saya. Memang betul sih Allah itu sumber ketenangan, tapi bagaimana hubungannya dengan ayat terakhir Al-Ikhlas ini? Mari kita jawab dengan menggunakan perumpamaan. Jika kita mengikuti sebuah perlombaan memasak dan ditemani oleh seorang master chef, kira-kira kita jadi percaya diri nggak? Walaupun kita tidak jago memasak tapi jika dipasangkan dengan seseorang yang jago memasak, bukankah kita akan jadi lebih tenang dan percaya diri?

Contoh lain, jika kita butuh servis mobil pasti kita akan datang kepada seorang teknisi. Apakah kemudian kita merasa khawatir ketika teknisi tersebut memeriksa atau membongkar mesin kendaraan kita? Tentu tidak kan, karena kita tahu bahwa dia ahli dalam urusan servis.

Begitupun dalam hidup. Jika kita yakin bahwa kita dibersamai oleh Allah yang Maha Unggul, bukankah hati kita akan senantiasa diliputi ketenangan? Bukankah seharusnya kita menjadi lebih percaya diri dan lebih kuat dalam menjalani ujian-ujian kehidupan?

Lihat saja Nabi Muhammad SAW yang berani dicaci dan diserang oleh kafir Quraisy, apakah beliau gentar? Tidak sama sekali. Atau Bilal, dapat kekuatan darimana sehingga ia mampu bertahan dalam siksaan yang hampir saja merenggut nyawanya? Khadijah dan Fatimah r.a pun tak kenal lelah dalam membersamai dakwah Rasulullah SAW walaupun berat namun tetap mereka jalani. Darimana kesabaran, kekuatan, dan keberanian itu mereka dapatkan jika bukan dari keyakinan kepada Allah?

Saya jadi merenung, jangan-jangan sebab dari lemahnya jiwa, rapuhnya hati, mudah putus asa, minder, pesimis, khawatir berlebihan dan emosi negatif lainnya adalah karena kita tidak yakin bahwa kita ini dibersamai oleh Dzat Yang Maha Unggul, Yang Maha Besar, Yang Maha Hebat. Jika kita yakin Allah selalu membersamai kita, segala kekhawatiran pasti akan sirna dan berganti dengan ketenangan. Kita pasti akan merasa hebat, kuat, berani dan percaya diri dalam menghadapi bukit-bukit terjal yang kita temui di setiap episode kehidupan kita. Bukan karena kita yang hebat, melainkan karena kita dibersamai oleh Allah Yang Hebat, yang menjadi sumber kekuatan dan ketenangan.

Semoga sepetik hikmah ini bisa kita pegang erat-erat, diyakini didalam hati dan dihujamkan kedalam jiwa agar senantiasa mengunggulkan Allah. Bersama-Nya, kita akan selalu baik-baik saja. Bersama-Nya kita akan menjadi lebih kuat, lebih hebat.

Sister, jika kamu punya sudut pandang yang lain dalam memetik hikmah dari surat Al-Ikhlas, jangan sungkan untuk berbagi ya! I'd love to read it <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar