Senin, 18 Mei 2020

Monday Love Letter #85: Hadiah Terbaik dari Ramadhan

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!

Alhamdulillah masih bisa menulis dan menyapamu di surat kali ini. Setelah pertemuan kita di kelas online kemarin, saya semakin merasa bersyukur bisa diberi kesempatan oleh Allah untuk mengasuh dan membersamai sisterhood ini. Apakah kamu termasuk sister yang baru saja bergabung selepas Deep Talk with Sister of Deen pekan lalu? Kalau iya, selamat datang yaa.. Big hug for youu, sister! :)

Sejujurnya, saat ini saya sedang merasa aneh. Entahlah, sepertinya setiap mendekati perpisahan dengan Ramadhan, hati saya mulai tidak karuan. Ada perasaan berat saat harus melepas Ramadhan kembali pergi. Sedih, tentu saja. Tapi suami saya bilang, seharusnya kita bahagia, karena sebentar lagi akan menyambut hari kemenangan. Huhu aamiin, semoga saya memang layak atas kemenangan itu. Ya Allah, semoga Engkau izinkan kemenangan itu menjadi milik kami semua.. Aamiin.. :')

Di tahun ini, walaupun datang dengan kondisi yang berbeda, Ramadhan kali ini menyimpan kesan tersendiri di hati saya. Ketika keadaan 'memaksa' saya untuk sebisa mungkin melakukan segala sesuatu dari rumah, waktu luang otomatis terasa lebih panjang dari biasanya. Awalnya saya sempat mati gaya, tapi ternyata lewat ini semua, Allah ingin mengajak saya untuk menyelami diri lebih dalam lagi tentang apa-apa saja yang masih perlu diperbaiki.

Ternyata, saya masih kurang disini dan disitu, dimana-mana! Namun saya terima semua ini sebagai bentuk kasih sayang Allah karena jika Dia menampakkan berbagai kekurangan di berbagai lini, tandanya Allah ingin saya berbenah diri. Pas sekali dengan momen Ramadhan kali ini.

Allah teramat baik, di saat diri ini terlalu sibuk dengan berbagai amanah yang ada, Dia memberi kesempatan untuk mengembalikan fokus pada-Nya, memperbaiki koneksi dan kedekatan dengan-Nya yang mungkin tanpa sadar mulai merenggang.
 

 
Hadiah terbaik dari Ramadhan untuk saya di tahun ini adalah kemudahan dalam beribadah. Khusyu'nya shalat, ringannya tilawah dan dzikir, nikmatnya berdoa, hadirnya pertolongan Allah di saat-saat saya harus berbagi, adalah harta paling mahal yang saya dapatkan selama Ramadhan ini. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dimana saya perlu mendorong diri sendiri untuk berlari mengejar berbagai target yang sudah diniatkan untuk Ramadhan. Maka berbagai kemudahan beribadah di tahun ini adalah suatu hal yang sangat sangat saya syukuri. Alhamdulillah.

Ah, jika saya jabarkan rasa syukur saya yang lain, surat ini pasti takkan cukup untuk menampungnya. Bagaimana denganmu sister? Apa pembelajaran terbaikmu dari Ramadhan kali ini? Apa hadiah terindah yang Ramadhan berikan untukmu di tahun ini? Saya yakin, hadiah untukmu pasti tak kalah hebat dari yang saya dapatkan. Boleh kok, kalau mau deep talk part 2 dengan membalas surat ini. Hihi..

Di hari-hari terakhir bersama Ramadhan, pastikan kita memberikan yang terbaik yang kita bisa. Bukankah cara terbaik untuk berpisah adalah dengan memberi kesan yang paling baik? Maka pastikan Ramadhan meninggalkan kita dengan senyum, sebab saat-saat kita bersamanya dan berbagai program 'karantina' darinya, berhasil membuat jiwa kita bersih kembali dan menjadi hamba yang terampuni. Semoga.

Selamat menikmati waktu-waktu terbaik bersama Ramadhan!

Your sister of Deen,
Husna Hanifah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar