Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!
Alhamdulillah, saya masih bisa diberi kesempatan untuk menyapamu di hari Senin ini. Walau masih dalam pandemi, beberapa dari kita mungkin sudah mulai beraktivitas, sudah mulai bepergian walau dengan intensitas yang tentunya sangat dibatasi. Belum lagi protokol kesehatan kini diberlakukan dimana-mana, walau tidak semua tempat umum masih belum diperbolehkan beroperasi. Bagaimana perasaanmu? Semoga sudah cukup terbiasa dengan perubahan ini, ya! Kalau ada apa-apa, curhatin aja sama Allah. Kita punya Allah yang tidak mengantuk dan tidak tidur, serta tak pernah lengah dalam mengurus makhluk-Nya. Karena itu segala kebutuhan kita pasti akan dicukupkan oleh-Nya. Insya Allah semua akan baik-baik saja :)
Anyway, pekan lalu, ada suatu urusan yang membuat saya harus pergi keluar kota, pulang pergi. Perjalanan kami tidak jauh, hanya berjarak 1 jam saja dari kota Bandung menggunakan tol. Entah kenapa, setiap bepergian keluar kota atau bepergian agak jauh, saya sering merasa sedikit khawatir. Pasalnya, kita tidak pernah tahu kan apa yang akan terjadi dengan kita di tengah jalan? Apalagi saat itu masih segar berita kecelakaan yang menimpa rekan-rekan saya beberapa waktu lalu. Alhamdulillah masih Allah selamatkan, walau mobil yang mereka tumpangi ringsek tak bisa diperbaiki lagi. Subhanallah.
Hal ini membuat saya merenung, jika kita baru saja bepergian jauh, sesampainya di rumah, tentunya kita bersyukur bahwa kita bisa kembali pulang ke rumah dengan selamat.
Kira-kira ada berapa data kecelakaan per harinya yang terjadi di jalanan? Banyak! Maka ketika kita sedang di perjalanan, sebetulnya ada banyak sekali potensi kita (naudzubillah) tidak selamat sampai rumah. Ada peluang kecelakaan yang tinggi ketika kita melakukan perjalanan, apalagi perjalanan jauh. Maka dari itu Rasulullah SAW ajarkan kita berdoa ketika mau bepergian atau naik kendaraan agar perlindungan Allah senantiasa ada bersama kita. Bagi saya, berdoa cukup mengurangi kekhawatiran saya selama di perjalanan.
Nah, pernah nggak sih berpikir bahwa di dunia ini juga kita sedang melakukan perjalanan, lho. Namun bedanya, tujuan akhir perjalanannya bukan rumah atau kampung halaman kita, melainkan pulang ke negeri akhirat. Bukankah dunia ini hanya tempat transit? Setelah kita "berjalan-jalan" di bumi, numpang sama raga (jasad) kita, mampukah kita kembali "pulang" dengan selamat?
Kelak ketika kita bertemu dengan malaikat maut, dimulailah gerbang perjalanan kita yang baru menuju negeri akhirat, ke pemberhentian terakhir yang entah saat ini masih belum jelas apakah kelak kita akan sampai disana dengan selamat dan masuk ke surga-Nya, atau terjadi "kecelakaan" di tengah jalan sehingga neraka menjadi tempat dimana kita menghabiskan keabadian. Naudzubillahi min dzalik..
Sebelum perjalanan panjang itu dimulai, ada baiknya kita mulai bertanya ke diri kita sendiri, "Apakah bekalku cukup? Apakah aku sudah cukup ilmu tentang bagaimana caranya pulang dengan selamat? Apakah aku sudah cukup waspada terhadap ancaman dan rintangan yang bisa mencelakakanku?"
Sungguh, kita kelak akan melakukan sebuah perjalanan yang penuh dengan kekhawatiran jika tidak mempersiapkannya. Tidak seperti perjalanan-perjalanan kita di dunia yang bisa kita lakukan sambil bersenda gurau dan bermain-main. Namun Allah menjanjikan perjalanan paling nyaman jika kita berhasil mempersiapkan kepulangan kita sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.
Rabbanaa aatinaa fi dunya hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaabannaar.. Semoga kebaikan dan keselamatan senantiasa Allah limpahkan kepada kita, bukan hanya untuk perjalanan-perjalanan di dunia, tapi juga perjalanan kita ke negeri akhirat kelak.
Semoga kita semua bisa kembali pulang dengan selamat ya, sister. Pulang ke rumah di surga. Aamiin..
Your sister of Deen,
Husna Hanifah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar