sekarang sudah hari ke 23, dan rasanya sediiiih banget. cemas, karena ramadhannya udah mau berakhir.
mungkin tanggal segini orang2 udah pada siap-siap buat lebaran, mulai hunting baju baru, bikin kue, dan semacamnya, tapi saya boro2 mikirin lebaran, saat ini rasanya beraaaat banget ninggalin Ramadhan..
sebenarnya maknanya bisa ambigu sih,
kemungkinan pertama : Ramadhannya sukses dan banyak hikmah yang bisa diambil selama ramadhan, target tercapai, jadi sangat-sangat menikmati suasana ramadhan sehingga ga mau lepas dari ramadhan dan pastinya, berharap untuk ketemu ramadhan tahun depan. sehingga wajar, jika berat meninggalkan ramadhan.
kemungkinan kedua : kebalikan dari yang pertama, ramadhannya tidak sesuai yang diharapkan, target belum tercapai, sehingga berharap ramadhannya jangan dulu berakhir, karena belum menggunakan waktu yang tersedia dengan optimal.
sebenarnya, hidup itu ada fasenya. kita tahu bahwa ramadhan bulan pembinaan, bulan pembakaran, bulan dimana potensi kita -seharusnya- dikerahkan dengan maksimal. dan setelah bulan ini, jika kita berhasil membina diri selama ramadhan, kita akan siap menjemput kemenangan kita di idul fitri dan menjadi meningkat di syawal.
jadi sebenarnya kemungkinan yang kedua rada keliru juga sih.. justru orang yang 'berhasil' di ramadhan, akan menantikan datangnya kemenangan itu. kalau kemungkinan kedua terjadi, berarti dia belum bisa mengatur waktunya dengan baik sehingga 30 hari yang dilaluinya dirasa tidak cukup. padahal Allah telah mencukupkan 30 hari itu untuk kita membina diri, sehingga jika kita tidak berhasil, kesalahan tentulah datang dari diri kita.
"orang yang berhasil di Ramadhan, ia akan siap menjemput kemenangan itu.."
sudah saatnya merefleksi diri, sudahkah saya pantas menjemput kemenangan itu.. kalau belum, masih bisa berupaya di 7 hari ke depan..
wallahu 'alam.
smoga bermanfaat.
smoga sisa Ramadhannya bisa dimanfaatkan dengan baik. :)
Selasa, 23 Agustus 2011
Sabtu, 20 Agustus 2011
aku, di hari ke-20
Akhir-akhir ini banyak berpikir.. tentang hidup, tentang diri, tentang perubahan. Ya, aku berubah. Setidaknya begitu yang aku rasakan, walaupun orang-orang mungkin tak melihat perubahannya.. Ada banyak hal yang dituntut untuk segera diselesaikan, dan ini membuat otak berpikir keras, bagaimana caranya agar amanah bisa tunai dalam waktu yang sudah ditargetkan.
Ramadhan udah masuk hari ke-20, dan masih banyak hal yang belum bisa optimal dalam menjalankannya. Waktu semakin sempit dan saat ini saya dituntut untuk bisa memanage waktu dengan baik, memanfaatkan setiap harinya, setiap jamnya, bahkan mungkin tiap menitnya agar target yang sudah dibuat di awal Ramadhan bisa tercapai. GA MAU TAU, harus tercapai. Dan hingga detik ini, saya masih mengupayakannya. Yang penting ga berhenti buat mencoba, dan ga pernah berpikir untuk mencoba berhenti. Bagaimanapun, ini adalah jalan yang telah saya pilih, dan saya bertanggungjawab atasnya.
Inilah proses menuju kedewasaan, dimana tanggungjawab adalah hal mutlak yang harus dimiliki. Ingat, ini bukan perkara main-main. Ini menyangkut nasibku setelah mati. RUGI, kalau cuma mikirin dunia, rugi kalau mati tanpa karya, tanpa prestasi yang bisa diakui.
Ramadhan kali inipun, ga ada yang bisa menjamin bahwa ini bukan yang terakhir bagi saya. Mungkin kita bisa minta ke Allah, minta dipanjangkan umur kita, minta dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan, tapi ketika Dia sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menundanya atau mempercepatnya. Umur kita ga ada yang tau, itu sudah menjadi rahasia Allah yang sudah ditentukanNya.
Maka dari itu,, jangan pernah sia-siakan waktu, jangan pernah sia-siakan kesempatan yang datang kepada kita, karena bisa jadi, itu adalah kesempatan terakhir kita.
*masih berupaya
Sabtu, 13 Agustus 2011
kecewa pada dunia?
Di dunia ini, tak ada yang namanya kebetulan. Semua takdir itu pada dasarnya baik, tinggal bagaimana kita menyikapinya saja. Kita terlahir di keluarga kitapun, itu bukan sebuah kebetulan. Ada rencana-Nya di balik semua ini, di balik kisah hidup yang telah atau sedang dilalui. Bahkan kehidupan kita yang akan datangpun, telah diatur oleh-Nya. Kita tak punya kehendak apapun untuk mengubah ketetapan dari-Nya, ini sudah yang terbaik yang Allah berikan pada kita.
Kalau ada yang membuatmu kecewa pada dunia, sadarlah bahwa ada skenario yang lebih indah yang tengah Dia siapkan untukmu.
Barangkali Dia juga sedang mengujimu untuk melihat sejauh mana kau bersabar menghadapi ‘tantangan’ yang Dia berikan. Ya, saya sebut disitu tantangan, bukan cobaan. Karena kalau kita menganggapnya tantangan, kita akan merasa terpacu untuk menghadapinya dan menyelesaikannya, tapi cobaan tak lebih dari sekedar nasib yang seakan tak bisa dirubah.
Selain itu mungkin Dia juga sedang mengingatkan padamu bahwa tak ada gunanya bergantung kepada selain-Nya. Dunia adalah semu. Dan yang akan diberikannyapun adalah kesemuan semata. Tapi kita milik Allah yang kekal, dan hanya akan kembali kepada-Nya, maka pada siapa lagi kita bergantung jika bukan kepada-Nya?
Atau mungkin Dia mencoba menyapamu, melihatmu terlena dengan kehidupan dunia, dengan cinta semu, dengan setumpuk rutinitas, karena Dia tahu manusia akan lebih sering mengingatnya jika dilanda kesusahan, tapi begitu Dia berikan lagi kebahagiaan, kita melupakan-Nya kembali. Maka, tak ada salahnya bukan jika kita mencoba melirik dan berbalik menyapa-Nya? Syukur-syukur jika kita menjadi semakin dekat dengan-Nya.
Mungkin juga dia ingin mengujimu, dan ingin tahu, apakah kamu bisa lulus ‘ujian’ dari-Nya?
Dan mungkin masih banyak lagi alasan Allah memberikan semua ini. Ini baru sebagian kecil yang bisa diungkapkan. Jika dijabarkan pasti akan sangat panjang sekali. Semuanya kembali kepada bagaimana kita menyikapinya. Satu hal yang terpenting, pandanglah segala sesuatunya dengan kacamata positif (meskipun mata anda minus, hehe) dan kembalikan semuanya kepada sang pemegang takdir, maka yang ada di benakmu hanyalah rasa syukur yang tiada habisnya.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
(QS. 16:78)
Rabu, 10 Agustus 2011
edisi curhat ramadhan :P
hehe,, sebenernya ga biasa curhat di blog, atau fb, biasanya twitter yang jadi ajang buat curhat. btw, follow me @una_ha2 (eaaa,, promosi..)
ada alasan kenapa harus curhat disini, ada hal yang harus disampaikan, yang mungkin bisa jadi pelajaran bagi semua orang yang baca blog saya ini..
saya, sudah dari sebelum rajab telah menyiapkan diri sebelum menghadapi ramadhan. sudah bertekad tidak akan melewatkan ramadhan ini dengan sia-sia, seperti yang saya lakukan di ramadhan-ramadhan sebelumnya. belum jelas hal apa yang sebenarnya menjadikan kita berhasil di bulan ramadhan. ada yang bilang keberhasilan kita di bulan ramadhan dilihat dari perubahan pribadi kita di 11 bulan berikutnya, tentu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. diri ini sudah seharusnya bertanya, "apa yang telah didapat dari ramadhan?"
kalau berkaca dari ramadhan tahun lalu, jujur, payah banget. makanya di ramadhan sekarang ga mau melakukan hal yang sama. ramadhan taun ini, ga mau tau, harus memiliki makna. harus memberikan karya yang terbaik. ga mau tau.
katanya, idul fitri itu hari kemenangan. kemenangan apa yang dimaksud? kadang orang juga ga ngerti. masih menilai idul fitri sebagai rutinitas yang dilakukan setelah kita berpuasa 30 hari di bulan ramadhan. tapi adakah yang didapat? adakah kita mengerti makna shaum kita, makna idul fitri?
10 hari pertama ramadhan katanya Allah menurunkan rahmat-Nya. apa bukti bahwa kita mendapatkan rahmat-Nya? sebenarnya rahmat seperti apa yang Allah maksudkan? harus bisa kita pastikan itu.
haha.. so many questions here.. tapi ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang butuh jawaban.. realistis. bukan hanya sekedar angan-angan bahwa kita ingin berhasil di ramadhan ini.. tapi ikhtiar juga dibutuhkan untuk menemukan sebenarnya kenapa Allah memberikan ramadhan sebagai bulan yang spesial, dimana orang-orang berbondong-bondong tarawih di masjid, tadarus rajin, sholat sunat rajin, rajin mengikuti kajian atau ta'lim, tapi ternyata, ketika ramadhan lewat, seperti tidak berbekas. sayang sekali bukan? lalu apa artinya amal ibadah yang kita lakukan selama ramadhan?
ada alasan kenapa harus curhat disini, ada hal yang harus disampaikan, yang mungkin bisa jadi pelajaran bagi semua orang yang baca blog saya ini..
saya, sudah dari sebelum rajab telah menyiapkan diri sebelum menghadapi ramadhan. sudah bertekad tidak akan melewatkan ramadhan ini dengan sia-sia, seperti yang saya lakukan di ramadhan-ramadhan sebelumnya. belum jelas hal apa yang sebenarnya menjadikan kita berhasil di bulan ramadhan. ada yang bilang keberhasilan kita di bulan ramadhan dilihat dari perubahan pribadi kita di 11 bulan berikutnya, tentu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. diri ini sudah seharusnya bertanya, "apa yang telah didapat dari ramadhan?"
kalau berkaca dari ramadhan tahun lalu, jujur, payah banget. makanya di ramadhan sekarang ga mau melakukan hal yang sama. ramadhan taun ini, ga mau tau, harus memiliki makna. harus memberikan karya yang terbaik. ga mau tau.
katanya, idul fitri itu hari kemenangan. kemenangan apa yang dimaksud? kadang orang juga ga ngerti. masih menilai idul fitri sebagai rutinitas yang dilakukan setelah kita berpuasa 30 hari di bulan ramadhan. tapi adakah yang didapat? adakah kita mengerti makna shaum kita, makna idul fitri?
10 hari pertama ramadhan katanya Allah menurunkan rahmat-Nya. apa bukti bahwa kita mendapatkan rahmat-Nya? sebenarnya rahmat seperti apa yang Allah maksudkan? harus bisa kita pastikan itu.
haha.. so many questions here.. tapi ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang butuh jawaban.. realistis. bukan hanya sekedar angan-angan bahwa kita ingin berhasil di ramadhan ini.. tapi ikhtiar juga dibutuhkan untuk menemukan sebenarnya kenapa Allah memberikan ramadhan sebagai bulan yang spesial, dimana orang-orang berbondong-bondong tarawih di masjid, tadarus rajin, sholat sunat rajin, rajin mengikuti kajian atau ta'lim, tapi ternyata, ketika ramadhan lewat, seperti tidak berbekas. sayang sekali bukan? lalu apa artinya amal ibadah yang kita lakukan selama ramadhan?
hal inilah yang tidak boleh terjadi.
selama 10 hari pertama ini banyak pelajaran yang didapat. salah satunya jangan fokus pada masalah, tapi fokuslah pada solusi. sempet melongo karena ada suatu masalah. bingung, apa yang harus dilakukan? ketika kenyataan tidak sesuai yang diharapkan, dan penyelesaiannya ga bisa diselesaikan dengan main-main, reaksi pertama adalah: bingung. masalahnya, hal ini seperti baru saja menghancurkan planning2 yang sudah disusun, semua rencana yang sudah dibuat seperti dirubuhkan dalam sekejap.
kecewa, sempat. tapi semuanya saya kembalikan lagi pada Pemegang Takdir. percaya bahwa inilah takdir terbaik dari-Nya dan Dia sedang menyiapkan skenario yang lebih baik dari rencana yang telah kususun. yah.. manusia boleh berencana, tapi hasil tetap Allah yang menentukan. maka terima saja dengan ikhlas..
selama 10 hari pertama ini banyak pelajaran yang didapat. salah satunya jangan fokus pada masalah, tapi fokuslah pada solusi. sempet melongo karena ada suatu masalah. bingung, apa yang harus dilakukan? ketika kenyataan tidak sesuai yang diharapkan, dan penyelesaiannya ga bisa diselesaikan dengan main-main, reaksi pertama adalah: bingung. masalahnya, hal ini seperti baru saja menghancurkan planning2 yang sudah disusun, semua rencana yang sudah dibuat seperti dirubuhkan dalam sekejap.
kecewa, sempat. tapi semuanya saya kembalikan lagi pada Pemegang Takdir. percaya bahwa inilah takdir terbaik dari-Nya dan Dia sedang menyiapkan skenario yang lebih baik dari rencana yang telah kususun. yah.. manusia boleh berencana, tapi hasil tetap Allah yang menentukan. maka terima saja dengan ikhlas..
tapi ada hal yang bikin ga kalah kelabakan dari ini. setelah sempet melongo beberapa hari, dan ketika diri ini semangat lagi untuk menjalani aktivitas dan kewajiban yang ada, sakit menyerang tubuh saya. energi yang ada jadi tidak tersalurkan. planning2 yang telah dibuat juga jadi tertunda lagi.
udah 3 hari badan lemes dan ga pergi kemana-mana. tapi ya tetap disyukuri saja.. mungkin ada rencana yang Allah simpan untukku.. tapi sakit ini tetap tidak akan merubah tekadku untuk memburu rahmat, barokah, dan magfiroh dari-Nya.. seperti yang sudah saya katakan di awal, ramadhan ini ga boleh berlalu sia-sia.
semoga cepat disembuhkan, agar bisa beraktivitas lebih super dari hari-hari yang telah saya lalui sebelumnya..
udah 3 hari badan lemes dan ga pergi kemana-mana. tapi ya tetap disyukuri saja.. mungkin ada rencana yang Allah simpan untukku.. tapi sakit ini tetap tidak akan merubah tekadku untuk memburu rahmat, barokah, dan magfiroh dari-Nya.. seperti yang sudah saya katakan di awal, ramadhan ini ga boleh berlalu sia-sia.
semoga cepat disembuhkan, agar bisa beraktivitas lebih super dari hari-hari yang telah saya lalui sebelumnya..
Selasa, 09 Agustus 2011
coba dulu!
tergelitik untuk menulis, tapi apa yang ingin ditulis, kata2nya masih pada di otak. huehehehe..
tapi mari kita mulai saja, biarkan air mengalir dengan sendirinya (naon deui)
pernah dengar yang namanya seleksi? menurut kamus besar bahasa indonesia, se·lek·si /seléksi/ n pemilihan (untuk mendapatkan yg terbaik); penyaringan. yap, sebuah pemilihan, atau penyaringan, untuk mendapatkan yang terbaik. contoh, ketika ada olimpiade akuntansi misalkan, tidak semua siswa bisa terpilih mewakili sekolahnya kan? tapi ada seleksi yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyaring mana siswa-siswa unggulannya yang memang pantas mengikuti olimpiade tersebut.
contoh lain, dan saya paling suka mengilustrasikannya dengan ini. ketika ada kejuaraan lari tingkat nasional, tentu tiap daerah juga akan melakukan penyeleksian terhadap warganya siapa yang kira-kira pantas mewakili daerahnya agar daerah tersebut menang, juara.
setelah diseleksipun, tidak lantas orang pilihannya itu dibiarkan, tapi dilatih, diberi ilmu dan penyusunan strategi tentang bagaimana caranya menang. bahkan mencari info keunggulan dan kelemahan lawan juga merupakan suatu hal yang penting. istilahnya, ada masa karantina dimana si calon juara digembleng dan dilatih oleh pelatih yang juga dipilih oleh walikotanya atau kepala daerahnya. dengan harapan, dia kelak bisa menjuarai kejuaraan lari tersebut.
tapi mari kita mulai saja, biarkan air mengalir dengan sendirinya (naon deui)
pernah dengar yang namanya seleksi? menurut kamus besar bahasa indonesia, se·lek·si /seléksi/ n pemilihan (untuk mendapatkan yg terbaik); penyaringan. yap, sebuah pemilihan, atau penyaringan, untuk mendapatkan yang terbaik. contoh, ketika ada olimpiade akuntansi misalkan, tidak semua siswa bisa terpilih mewakili sekolahnya kan? tapi ada seleksi yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyaring mana siswa-siswa unggulannya yang memang pantas mengikuti olimpiade tersebut.
contoh lain, dan saya paling suka mengilustrasikannya dengan ini. ketika ada kejuaraan lari tingkat nasional, tentu tiap daerah juga akan melakukan penyeleksian terhadap warganya siapa yang kira-kira pantas mewakili daerahnya agar daerah tersebut menang, juara.
setelah diseleksipun, tidak lantas orang pilihannya itu dibiarkan, tapi dilatih, diberi ilmu dan penyusunan strategi tentang bagaimana caranya menang. bahkan mencari info keunggulan dan kelemahan lawan juga merupakan suatu hal yang penting. istilahnya, ada masa karantina dimana si calon juara digembleng dan dilatih oleh pelatih yang juga dipilih oleh walikotanya atau kepala daerahnya. dengan harapan, dia kelak bisa menjuarai kejuaraan lari tersebut.
akhirnya, saat yang dinantikanpun tiba. tibalah hari kejuaraan itu dimulai. si calon juara bertemu dengan lawan-lawan yang akan bertanding dengannya, si pelatihpun memberi semangat padanya. "ayo, kamu bisa. kamulah orang terbaik yang dikirimkan oleh desa kita untuk mengikuti pertandingan ini!" ujar si pelatih. si calon juara pun makin percaya diri.
dan pertandingan pun dimulai. para peserta lomba lari bersiap di belakang garis start. si calon juara mulai merasakan hawa kompetisi di arena lari itu. namun, tiba-tiba ada yang membuatnya ragu saat melihat ke kanan dan kirinya, "waah,, banyak sekali lawanku, dan kelihatannya mereka hebat-hebat, apa aku bisa mengalahkan mereka semua ya?" ucap si calon juara dalam hati.
priiiit.. peluit tandanya pertandingan dimulai. semua peserta lari dengan semangat. namun, ada satu peserta yang tidak berlari. ternyata si calon juara itu masih tetap di belakang garis finishnya. "aku tidak mungkin mengalahkan mereka" begitu bisiknya dalam hati.
si pelatih yang melihat hal itu lantas berteriak padanya, "hey, apa yang kau lakukan!! ayo cepat berlari!"
"aku tidak bisa melakukannya pelatih! mereka semua jauh lebih hebat daripada aku! aku akan kalah!" balas si calon juara. tapi sepertinya namanya baru saja berubah menjadi si calon ... (apa bahasanya untuk mendefinisikan orang yang kalah dalam bahasa indonesia? kalau di bahasa inggrisnya 'loser') yasudahlah.
tak hanya pelatihnya yang geram, tapi gerutu dari para penonton pun terdengar riuh sekali. dia tidak bisa memuaskan ratusan bahkan ribuan penonton yang menunggu aksinya.
akhirnya, pertandingan selesai. semua peserta tiba di garis finish sementara si calon juara tadi yang kini menjadi pecundang masih termenung di belakang garis start. "aah,, aku memang tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini.." ujarnya sambil melangkah gontai meninggalkan arena.
si pecundang tadi menemui pelatihnya. dengan kesal, pelatihnya menamparnya. PLAK!! si pecundang hanya tertunduk. "maafkan aku pelatih.." katanya.
"saya kecewa dengan kamu," ujar si pelatih. "kamu tahu, orang-orang di desa kita mengharapkan kamu menang, bukan untuk kalah! dan bahkan kamu lebih hina dari orang yang kalah, karena kamu kalah sebelum bertanding!"
"maafkan saya pelatih,, ketika saya melihat lawan-lawan saya, saya merasa takut saya akan kalah, dan ketakutan itu membuat saya untuk tidak bisa berlari.."
"alasan saja kamu! kamu merasa takut akan kalah, sementara jika belum dicoba, siapa yang tau kalau kamu akan kalah? kamu bahkan belum mencobanya! saya tidak habis pikir apa sebenarnya yang ada di pikiran kamu."
si pecundang tertunduk. apa yang dikatakan pelatihnya benar..
"kamu telah saya latih. kita berdua mempersiapkan turnamen ini selama berbulan-bulan. tapi kamu menghancurkannya hanya dalam sehari dan kamu sukses membuat usaha kita menjadi sia-sia! apa gunanya saya melatih kamu jika hasilnya seperti ini??!!"
si pecundang makin tertunduk. ia tidak bisa berkata-kata lagi.. ia tahu ia baru saja menghancurkan segalanya dan sekarang yang tersisa adalah penyesalan..
"kamu tahu, saya-dan seluruh orang di desa kita- lebih menghargai kamu kalah setelah bertanding. setelah kamu berusaha sebaik mungkin untuk menjalaninya, kemudian kamu kalah, hal itu jauh lebih terhormat dibanding kamu kalah sebelum bertanding. kamu telah berhasil membuat kami kecewa, pecundang.. padahal sebelumnya kami sangat percaya bahwa kamu bisa memenangkannya. kekalahan itu untuk dirimu sendiri, kami masih dapat mencari orang-orang yang lebih serius dan lebih berani, tidak bermental tempe sepertimu, yang berkutat dengan kekhawatiran akan kalah sebelum mencoba.."
"maafkan saya pelatih,," jawab si pecundang sambil terisak.
"kau pikir ada gunanya minta maaf sekarang? semuanya sudah terjadi dan kamu tidak memberikan kontribusi apapun untuk desa kita. silakan nikmati penyesalanmu." jawab si pelatih sambil berlalu.
***
dan pertandingan pun dimulai. para peserta lomba lari bersiap di belakang garis start. si calon juara mulai merasakan hawa kompetisi di arena lari itu. namun, tiba-tiba ada yang membuatnya ragu saat melihat ke kanan dan kirinya, "waah,, banyak sekali lawanku, dan kelihatannya mereka hebat-hebat, apa aku bisa mengalahkan mereka semua ya?" ucap si calon juara dalam hati.
priiiit.. peluit tandanya pertandingan dimulai. semua peserta lari dengan semangat. namun, ada satu peserta yang tidak berlari. ternyata si calon juara itu masih tetap di belakang garis finishnya. "aku tidak mungkin mengalahkan mereka" begitu bisiknya dalam hati.
si pelatih yang melihat hal itu lantas berteriak padanya, "hey, apa yang kau lakukan!! ayo cepat berlari!"
"aku tidak bisa melakukannya pelatih! mereka semua jauh lebih hebat daripada aku! aku akan kalah!" balas si calon juara. tapi sepertinya namanya baru saja berubah menjadi si calon ... (apa bahasanya untuk mendefinisikan orang yang kalah dalam bahasa indonesia? kalau di bahasa inggrisnya 'loser') yasudahlah.
tak hanya pelatihnya yang geram, tapi gerutu dari para penonton pun terdengar riuh sekali. dia tidak bisa memuaskan ratusan bahkan ribuan penonton yang menunggu aksinya.
akhirnya, pertandingan selesai. semua peserta tiba di garis finish sementara si calon juara tadi yang kini menjadi pecundang masih termenung di belakang garis start. "aah,, aku memang tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini.." ujarnya sambil melangkah gontai meninggalkan arena.
si pecundang tadi menemui pelatihnya. dengan kesal, pelatihnya menamparnya. PLAK!! si pecundang hanya tertunduk. "maafkan aku pelatih.." katanya.
"saya kecewa dengan kamu," ujar si pelatih. "kamu tahu, orang-orang di desa kita mengharapkan kamu menang, bukan untuk kalah! dan bahkan kamu lebih hina dari orang yang kalah, karena kamu kalah sebelum bertanding!"
"maafkan saya pelatih,, ketika saya melihat lawan-lawan saya, saya merasa takut saya akan kalah, dan ketakutan itu membuat saya untuk tidak bisa berlari.."
"alasan saja kamu! kamu merasa takut akan kalah, sementara jika belum dicoba, siapa yang tau kalau kamu akan kalah? kamu bahkan belum mencobanya! saya tidak habis pikir apa sebenarnya yang ada di pikiran kamu."
si pecundang tertunduk. apa yang dikatakan pelatihnya benar..
"kamu telah saya latih. kita berdua mempersiapkan turnamen ini selama berbulan-bulan. tapi kamu menghancurkannya hanya dalam sehari dan kamu sukses membuat usaha kita menjadi sia-sia! apa gunanya saya melatih kamu jika hasilnya seperti ini??!!"
si pecundang makin tertunduk. ia tidak bisa berkata-kata lagi.. ia tahu ia baru saja menghancurkan segalanya dan sekarang yang tersisa adalah penyesalan..
"kamu tahu, saya-dan seluruh orang di desa kita- lebih menghargai kamu kalah setelah bertanding. setelah kamu berusaha sebaik mungkin untuk menjalaninya, kemudian kamu kalah, hal itu jauh lebih terhormat dibanding kamu kalah sebelum bertanding. kamu telah berhasil membuat kami kecewa, pecundang.. padahal sebelumnya kami sangat percaya bahwa kamu bisa memenangkannya. kekalahan itu untuk dirimu sendiri, kami masih dapat mencari orang-orang yang lebih serius dan lebih berani, tidak bermental tempe sepertimu, yang berkutat dengan kekhawatiran akan kalah sebelum mencoba.."
"maafkan saya pelatih,," jawab si pecundang sambil terisak.
"kau pikir ada gunanya minta maaf sekarang? semuanya sudah terjadi dan kamu tidak memberikan kontribusi apapun untuk desa kita. silakan nikmati penyesalanmu." jawab si pelatih sambil berlalu.
***
kita sudah diberi potensi. tapi potensi itu sia-sia saja jika tidak dipergunakan. seperti mobil remote controll dengan batere full, tapi jika tidak digerakkan, mobil itu tidak akan berjalan, seprima apapun kondisi mobilnya.
ingat, lebih baik kalah dengan terhormat daripada kalah sebelum bertanding, karena ketika kita kalah, kita baru saja belajar bagaimana caranya menang. sehingga ketika kita dihadapkan pada pertandingan yang serupa (dalam hal ini masalah di hidup kita), kita sudah tau bagaimana cara memenangkannya.
jangan pernah jadikan pemberian Allah sia-sia.
Allah telah menjadikan manusia paling mulia dan menciptakan kita dengan bentuk yang paling baik, apakah status tersebut akan kita ubah menjadi sehina-hinanya makhluk dan menjadi makhluk yang dzalim dan bodoh?
na'udzubillah..
na'udzubillah..
tapi tetap, kemenangan adalah harapan mutlak untuk setiap orang. bukan berarti memaklumi kekalahan kita, tapi berpikir dan belajar dari kekalahan untuk selanjutnya menang di kemudian hari. selamat berjuang, wahai para pemenang! :D
*subhanallah,, yang asalnya ga tau mau nulis apa, jadi bermakna gini tulisan saya. hehe.. smoga bermanfaat :))
Langganan:
Postingan (Atom)