tergelitik untuk menulis, tapi apa yang ingin ditulis, kata2nya masih pada di otak. huehehehe..
tapi mari kita mulai saja, biarkan air mengalir dengan sendirinya (naon deui)
pernah dengar yang namanya seleksi? menurut kamus besar bahasa indonesia, se·lek·si /seléksi/ n pemilihan (untuk mendapatkan yg terbaik); penyaringan. yap, sebuah pemilihan, atau penyaringan, untuk mendapatkan yang terbaik. contoh, ketika ada olimpiade akuntansi misalkan, tidak semua siswa bisa terpilih mewakili sekolahnya kan? tapi ada seleksi yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyaring mana siswa-siswa unggulannya yang memang pantas mengikuti olimpiade tersebut.
contoh lain, dan saya paling suka mengilustrasikannya dengan ini. ketika ada kejuaraan lari tingkat nasional, tentu tiap daerah juga akan melakukan penyeleksian terhadap warganya siapa yang kira-kira pantas mewakili daerahnya agar daerah tersebut menang, juara.
setelah diseleksipun, tidak lantas orang pilihannya itu dibiarkan, tapi dilatih, diberi ilmu dan penyusunan strategi tentang bagaimana caranya menang. bahkan mencari info keunggulan dan kelemahan lawan juga merupakan suatu hal yang penting. istilahnya, ada masa karantina dimana si calon juara digembleng dan dilatih oleh pelatih yang juga dipilih oleh walikotanya atau kepala daerahnya. dengan harapan, dia kelak bisa menjuarai kejuaraan lari tersebut.
tapi mari kita mulai saja, biarkan air mengalir dengan sendirinya (naon deui)
pernah dengar yang namanya seleksi? menurut kamus besar bahasa indonesia, se·lek·si /seléksi/ n pemilihan (untuk mendapatkan yg terbaik); penyaringan. yap, sebuah pemilihan, atau penyaringan, untuk mendapatkan yang terbaik. contoh, ketika ada olimpiade akuntansi misalkan, tidak semua siswa bisa terpilih mewakili sekolahnya kan? tapi ada seleksi yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyaring mana siswa-siswa unggulannya yang memang pantas mengikuti olimpiade tersebut.
contoh lain, dan saya paling suka mengilustrasikannya dengan ini. ketika ada kejuaraan lari tingkat nasional, tentu tiap daerah juga akan melakukan penyeleksian terhadap warganya siapa yang kira-kira pantas mewakili daerahnya agar daerah tersebut menang, juara.
setelah diseleksipun, tidak lantas orang pilihannya itu dibiarkan, tapi dilatih, diberi ilmu dan penyusunan strategi tentang bagaimana caranya menang. bahkan mencari info keunggulan dan kelemahan lawan juga merupakan suatu hal yang penting. istilahnya, ada masa karantina dimana si calon juara digembleng dan dilatih oleh pelatih yang juga dipilih oleh walikotanya atau kepala daerahnya. dengan harapan, dia kelak bisa menjuarai kejuaraan lari tersebut.
akhirnya, saat yang dinantikanpun tiba. tibalah hari kejuaraan itu dimulai. si calon juara bertemu dengan lawan-lawan yang akan bertanding dengannya, si pelatihpun memberi semangat padanya. "ayo, kamu bisa. kamulah orang terbaik yang dikirimkan oleh desa kita untuk mengikuti pertandingan ini!" ujar si pelatih. si calon juara pun makin percaya diri.
dan pertandingan pun dimulai. para peserta lomba lari bersiap di belakang garis start. si calon juara mulai merasakan hawa kompetisi di arena lari itu. namun, tiba-tiba ada yang membuatnya ragu saat melihat ke kanan dan kirinya, "waah,, banyak sekali lawanku, dan kelihatannya mereka hebat-hebat, apa aku bisa mengalahkan mereka semua ya?" ucap si calon juara dalam hati.
priiiit.. peluit tandanya pertandingan dimulai. semua peserta lari dengan semangat. namun, ada satu peserta yang tidak berlari. ternyata si calon juara itu masih tetap di belakang garis finishnya. "aku tidak mungkin mengalahkan mereka" begitu bisiknya dalam hati.
si pelatih yang melihat hal itu lantas berteriak padanya, "hey, apa yang kau lakukan!! ayo cepat berlari!"
"aku tidak bisa melakukannya pelatih! mereka semua jauh lebih hebat daripada aku! aku akan kalah!" balas si calon juara. tapi sepertinya namanya baru saja berubah menjadi si calon ... (apa bahasanya untuk mendefinisikan orang yang kalah dalam bahasa indonesia? kalau di bahasa inggrisnya 'loser') yasudahlah.
tak hanya pelatihnya yang geram, tapi gerutu dari para penonton pun terdengar riuh sekali. dia tidak bisa memuaskan ratusan bahkan ribuan penonton yang menunggu aksinya.
akhirnya, pertandingan selesai. semua peserta tiba di garis finish sementara si calon juara tadi yang kini menjadi pecundang masih termenung di belakang garis start. "aah,, aku memang tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini.." ujarnya sambil melangkah gontai meninggalkan arena.
si pecundang tadi menemui pelatihnya. dengan kesal, pelatihnya menamparnya. PLAK!! si pecundang hanya tertunduk. "maafkan aku pelatih.." katanya.
"saya kecewa dengan kamu," ujar si pelatih. "kamu tahu, orang-orang di desa kita mengharapkan kamu menang, bukan untuk kalah! dan bahkan kamu lebih hina dari orang yang kalah, karena kamu kalah sebelum bertanding!"
"maafkan saya pelatih,, ketika saya melihat lawan-lawan saya, saya merasa takut saya akan kalah, dan ketakutan itu membuat saya untuk tidak bisa berlari.."
"alasan saja kamu! kamu merasa takut akan kalah, sementara jika belum dicoba, siapa yang tau kalau kamu akan kalah? kamu bahkan belum mencobanya! saya tidak habis pikir apa sebenarnya yang ada di pikiran kamu."
si pecundang tertunduk. apa yang dikatakan pelatihnya benar..
"kamu telah saya latih. kita berdua mempersiapkan turnamen ini selama berbulan-bulan. tapi kamu menghancurkannya hanya dalam sehari dan kamu sukses membuat usaha kita menjadi sia-sia! apa gunanya saya melatih kamu jika hasilnya seperti ini??!!"
si pecundang makin tertunduk. ia tidak bisa berkata-kata lagi.. ia tahu ia baru saja menghancurkan segalanya dan sekarang yang tersisa adalah penyesalan..
"kamu tahu, saya-dan seluruh orang di desa kita- lebih menghargai kamu kalah setelah bertanding. setelah kamu berusaha sebaik mungkin untuk menjalaninya, kemudian kamu kalah, hal itu jauh lebih terhormat dibanding kamu kalah sebelum bertanding. kamu telah berhasil membuat kami kecewa, pecundang.. padahal sebelumnya kami sangat percaya bahwa kamu bisa memenangkannya. kekalahan itu untuk dirimu sendiri, kami masih dapat mencari orang-orang yang lebih serius dan lebih berani, tidak bermental tempe sepertimu, yang berkutat dengan kekhawatiran akan kalah sebelum mencoba.."
"maafkan saya pelatih,," jawab si pecundang sambil terisak.
"kau pikir ada gunanya minta maaf sekarang? semuanya sudah terjadi dan kamu tidak memberikan kontribusi apapun untuk desa kita. silakan nikmati penyesalanmu." jawab si pelatih sambil berlalu.
***
dan pertandingan pun dimulai. para peserta lomba lari bersiap di belakang garis start. si calon juara mulai merasakan hawa kompetisi di arena lari itu. namun, tiba-tiba ada yang membuatnya ragu saat melihat ke kanan dan kirinya, "waah,, banyak sekali lawanku, dan kelihatannya mereka hebat-hebat, apa aku bisa mengalahkan mereka semua ya?" ucap si calon juara dalam hati.
priiiit.. peluit tandanya pertandingan dimulai. semua peserta lari dengan semangat. namun, ada satu peserta yang tidak berlari. ternyata si calon juara itu masih tetap di belakang garis finishnya. "aku tidak mungkin mengalahkan mereka" begitu bisiknya dalam hati.
si pelatih yang melihat hal itu lantas berteriak padanya, "hey, apa yang kau lakukan!! ayo cepat berlari!"
"aku tidak bisa melakukannya pelatih! mereka semua jauh lebih hebat daripada aku! aku akan kalah!" balas si calon juara. tapi sepertinya namanya baru saja berubah menjadi si calon ... (apa bahasanya untuk mendefinisikan orang yang kalah dalam bahasa indonesia? kalau di bahasa inggrisnya 'loser') yasudahlah.
tak hanya pelatihnya yang geram, tapi gerutu dari para penonton pun terdengar riuh sekali. dia tidak bisa memuaskan ratusan bahkan ribuan penonton yang menunggu aksinya.
akhirnya, pertandingan selesai. semua peserta tiba di garis finish sementara si calon juara tadi yang kini menjadi pecundang masih termenung di belakang garis start. "aah,, aku memang tidak akan bisa memenangkan pertandingan ini.." ujarnya sambil melangkah gontai meninggalkan arena.
si pecundang tadi menemui pelatihnya. dengan kesal, pelatihnya menamparnya. PLAK!! si pecundang hanya tertunduk. "maafkan aku pelatih.." katanya.
"saya kecewa dengan kamu," ujar si pelatih. "kamu tahu, orang-orang di desa kita mengharapkan kamu menang, bukan untuk kalah! dan bahkan kamu lebih hina dari orang yang kalah, karena kamu kalah sebelum bertanding!"
"maafkan saya pelatih,, ketika saya melihat lawan-lawan saya, saya merasa takut saya akan kalah, dan ketakutan itu membuat saya untuk tidak bisa berlari.."
"alasan saja kamu! kamu merasa takut akan kalah, sementara jika belum dicoba, siapa yang tau kalau kamu akan kalah? kamu bahkan belum mencobanya! saya tidak habis pikir apa sebenarnya yang ada di pikiran kamu."
si pecundang tertunduk. apa yang dikatakan pelatihnya benar..
"kamu telah saya latih. kita berdua mempersiapkan turnamen ini selama berbulan-bulan. tapi kamu menghancurkannya hanya dalam sehari dan kamu sukses membuat usaha kita menjadi sia-sia! apa gunanya saya melatih kamu jika hasilnya seperti ini??!!"
si pecundang makin tertunduk. ia tidak bisa berkata-kata lagi.. ia tahu ia baru saja menghancurkan segalanya dan sekarang yang tersisa adalah penyesalan..
"kamu tahu, saya-dan seluruh orang di desa kita- lebih menghargai kamu kalah setelah bertanding. setelah kamu berusaha sebaik mungkin untuk menjalaninya, kemudian kamu kalah, hal itu jauh lebih terhormat dibanding kamu kalah sebelum bertanding. kamu telah berhasil membuat kami kecewa, pecundang.. padahal sebelumnya kami sangat percaya bahwa kamu bisa memenangkannya. kekalahan itu untuk dirimu sendiri, kami masih dapat mencari orang-orang yang lebih serius dan lebih berani, tidak bermental tempe sepertimu, yang berkutat dengan kekhawatiran akan kalah sebelum mencoba.."
"maafkan saya pelatih,," jawab si pecundang sambil terisak.
"kau pikir ada gunanya minta maaf sekarang? semuanya sudah terjadi dan kamu tidak memberikan kontribusi apapun untuk desa kita. silakan nikmati penyesalanmu." jawab si pelatih sambil berlalu.
***
kita sudah diberi potensi. tapi potensi itu sia-sia saja jika tidak dipergunakan. seperti mobil remote controll dengan batere full, tapi jika tidak digerakkan, mobil itu tidak akan berjalan, seprima apapun kondisi mobilnya.
ingat, lebih baik kalah dengan terhormat daripada kalah sebelum bertanding, karena ketika kita kalah, kita baru saja belajar bagaimana caranya menang. sehingga ketika kita dihadapkan pada pertandingan yang serupa (dalam hal ini masalah di hidup kita), kita sudah tau bagaimana cara memenangkannya.
jangan pernah jadikan pemberian Allah sia-sia.
Allah telah menjadikan manusia paling mulia dan menciptakan kita dengan bentuk yang paling baik, apakah status tersebut akan kita ubah menjadi sehina-hinanya makhluk dan menjadi makhluk yang dzalim dan bodoh?
na'udzubillah..
na'udzubillah..
tapi tetap, kemenangan adalah harapan mutlak untuk setiap orang. bukan berarti memaklumi kekalahan kita, tapi berpikir dan belajar dari kekalahan untuk selanjutnya menang di kemudian hari. selamat berjuang, wahai para pemenang! :D
*subhanallah,, yang asalnya ga tau mau nulis apa, jadi bermakna gini tulisan saya. hehe.. smoga bermanfaat :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar