Rabu, 17 Oktober 2018

Monday Love Letter #12 - Menanamkan Kesadaran sebagai Hamba


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana hari Seninmu, sister? Semoga Allah memberikan keberkahan dalam setiap aktivitas kita ya sisters :)

Beberapa hari yang lalu, seseorang bertanya kepada saya, "Teh, gimana sih mengantisipasi iman kita yang kadang naik turun sehingga kita jadi sulit untuk istiqomah?" Hmm, sebuah pertanyaan yang juga masih menjadi PR bagi saya.

Jawabannya sebenarnya sederhana, yaitu dengan memiliki kesadaran yang penuh sebagai hamba Allah, 24 jam nonstop. Jika setiap detiknya kita sadar bahwa kita adalah hamba Allah, tentu tidak akan ada celah untuk turunnya iman, bukan? Karena seseorang yang memiliki kesadaran ini akan total mengabdi kepada Allah, tanpa jeda. Waah rasanya sulit ya? Apalagi dunia ini penuh dengan distraksi yang terkadang (bahkan sering) membuat kita lupa kepada Allah.

Walau sulit, namun kesadaran ini adalah sesuatu yang bisa dilatih. Manusia dikendalikan oleh pikiran sadarnya sebanyak 20% sementara 80% sisanya dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Jadi kebanyakan tindakan kita dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Nah, tugas kita adalah mencari cara agar kesadaran sebagai hamba Allah ini masuk kedalam pikiran bawah sadar sehingga menjadikan aktivitas kita senantiasa Allah-minded dan Allah-oriented. Bagaimana caranya? Dibiasakan.

Waktu kecil dulu, banyak dari kita mungkin pernah belajar mengendarai sepeda. Ketika baru mulai belajar rasanya susah sekali, harus jatuh dulu, harus terluka dulu. Tapi setelah berlatih setiap hari, aktivitas mengendarai sepeda menjadi aktivitas biasa yang bisa kita lakukan tanpa berpikir. Atau ketika kita berhasil membiasakan berolahraga setiap hari. Di minggu-minggu pertama mungkin terasa sulit dan melelahkan, tapi semakin kita lakukan, kita menjadi semakin terbiasa dan olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bahkan kebiasaan yang dibangun dengan konsisten akan membuat kita merasa butuh dan sulit dihentikan.

Maka untuk menjadi hamba yang senantiasa sadar akan status dirinya, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, "hal apa yang kira-kira dapat membuat diri kita terus ingat kepada Allah? Kebiasaan-kebiasaan apa yang kira-kira perlu dibangun agar diri kita senantiasa ingat bahwa kita adalah seorang hamba Allah?" Temukan dan lakukan secara rutin hingga menjadi kebiasaan, hingga 'title' hamba Allah menjadi sesuatu yang melekat pada diri kita. Hasilnya? Kita tidak lagi lupa atau merasa terpaksa dalam menjalani segala perintah-Nya.

Untuk melakukannya tentu saja butuh kesabaran dan niat yang kuat, dan mungkin banyak proses jatuh bangun yang kita lewati hingga bisa mencapai titik itu. Tapi bukankah perjuangan kita menuju Allah akan selalu worth it? Karena dengan itulah kita mendapatkan ketentraman hati dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

Allah telah memudahkan proses penanaman kesadaran ini salah satunya dengan ditetapkannya 5 waktu shalat. Dengan syariat shalat, setidaknya selama 5 x 10 menit setiap harinya kita mengingat Allah. Maka gunakanlah fasilitas dari Allah ini dengan sepenuhnya "hadir" di setiap shalat kita. Lalu tugas kita selanjutnya adalah menjaga kesadaran itu agar senantiasa "hadir" dalam aktivitas lainnya, tidak hanya ketika shalat.

Jika shalat masih dirasa kurang, kita bisa melatih diri kita dengan hal yang lain agar kesadaran kita tetap ON dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Contohnya dengan membiasakan dzikir, meruntinkan tilawah Qur'an, membaca buku-buku islami, menghadiri kajian, atau sesederhana kita meluangkan waktu untuk berkontemplasi dan memikirkan tentang Allah dan ciptaan-Nya.

Selamat membangun kebiasaan agar senantiasa sadar terhadap status dan kewajiban diri kita sebagai hamba Allah. Semoga kita bisa sampai pada pribadi ya muhsin, yaitu mereka yang selalu merasakan kehadiran Allah dan merasa dilihat oleh-Nya sehingga senantiasa menjaga dan mengoptimalkan ibadah kepada-Nya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar