Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sebelumnya mohon maaf ya sister, Monday Love Letter dari saya baru bisa dikirim Selasa pagi dikarenakan malam tadi jatah kirim email per harinya sudah melebihi batas yang disediakan oleh layanan email marketing yang kami gunakan. Semalam kami cukup panik karena email yang sudah disiapkan ternyata tidak bisa dikirim, tapi juga bahagia di saat yang sama karena jumlah sisters of Deen yang bergabung semakin banyak. Untukmu yang baru saja bergabung, selamat datang ya, sister!
Bagaimana kabarmu selama sepekan kemarin? Bisa jadi banyak ups and downs-nya ya, tapi percayalah, di setiap takdir dari-Nya, Allah sedang menyiapkan hikmah terbaik untuk kita. Persoalan selanjutnya adalah apakah kita cukup peka untuk menangkap hikmah itu. Semangat ya!
Anyway, kamu suka nggak sih berselancar di media sosial? Biasanya apa yang dilihat atau ditonton? Hari gini, siapa sih ya nggak suka buka sosmed. Saya juga suka soalnya. Hehe. Saya selalu meluangkan waktu setiap harinya untuk setidaknya mengintip dunia maya. Baik itu membuka instagram, menonton youtube, atau membaca blog orang lain.
Dulu sih, buka sosmed untuk sekedar mengisi waktu luang, tapi biasanya malah jadi keterusan. Hehe. Jadi sebulan ke belakang saya sudah mulai mengurangi intensitas berselancar dunia maya dan hanya melihat hal-hal yang bermanfaat saja. Saya mulai mengalihkan fungsi media sosial yang awalnya digunakan sebagai hiburan saja, menjadi tempat untuk saya mencari informasi, serta membaca atau membagi sesuatu yang positif. Tapi sebenarnya bukan tentang sosmednya yang ingin saya bahas, melainkan tentang konten yang biasanya kita nikmati.
Akhir-akhir ini, saya sedang suka dengan video-video yang berisi wawancara orang-orang yang sukses di bidangnya. Tidak hanya itu, saya juga suka membaca caption-caption instagram yang isinya berisi kisah inspiratif dari pemilik akun yang bersangkutan. Saya juga sangat menikmati membaca beberapa blog inspiratif yang saya follow karena bisa membuka sudut pandang saya dan seringkali saya mendapat banyak ilmu dari sana.
Hal-hal tersebut saya lakukan, karena saya percaya, kesuksesan setiap orang itu pasti berawal dari mindsetnya. Dan konten-konten yang menginspirasi saya adalah konten yang berhasil mengubah mindset saya menjadi lebih baik. Jadi jika kita ingin menjadi penulis yang sukses, coba deh, tonton atau baca kisah-kisah penulis sukses dan temukan bagaimana cara dia berpikir. Jika ingin menjadi pebisnis sukses, cari tahu kisah sukses mereka dan "curi" bagaimana mindset orang tersebut.
Ya, semua berawal dari mindset atau pola pikir. Di seminar-seminar motivasi mungkin kita sering mendengar bahwa pola pikir membentuk sikap dan tindakan, tindakan membentuk kebiasaan, kebiasaan membentuk karakter, dan karakter membentuk nasib kita. Maka, merubah nasib dimulai dengan mengubah mindset. Mengubah karakter, juga dimulai dari mengubah mindset.
Kemudian saya jadi berpikir tentang keberhasilan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka telah sukses membuktikan diri menjadi hamba yang Allah ridhoi, mereka telah berhasil melewati segala ujian hidup di dunia dan berhasil memenangkan tiket masuk syurga dari Allah. Kira-kita seperti apa ya mindset mereka sehingga mereka bisa sehebat itu? Jika selama ini kita selalu berpikir bagaimana mindset dan cara seseorang dalam mendapatkan kesuksesan dunia, apakah kita juga se-kepo itu untuk menyelami kisah sukses para shahabat dan shahabiyah terdahulu?
Pernahkah kita menyadari bahwa ada mindset yang luar biasa yang membuat seorang budak bernama Bilal bin Rabbah rela disiksa dan dicambuk sambil ditindih batu besar di atas padang pasir yang panas? Tidakkah kita penasaran pada mindset seorang Abu Bakar r.a yang senantiasa membenarkan perkataan Rasulullah dan menjadi pendukung nomor 1 beliau? Lantas bagaimana mindset manusia teragung sepanjang sejarah, Rasulullah SAW, sehingga beliau bisa bertahan di tengah ancaman, serangan, dan hinaan kaum musyrikin kepada dirinya? Sungguh, jika ada mindset yang perlu kita tiru, mindset merekalah jawabannya.
Adalah Allah, yang selalu memenuhi pikiran mereka dan selalu menjadi tujuan bagi mereka. Lafadz Laa Ilaha Illallah yang terucap dalam syahadat mereka ternyata tidak hanya di lisan saja, melainkan benar-benar dibuktikan dengan berjuang di jalan-Nya. Kesaksian mereka bahwa Muhammad adalah utusan Allah benar-benar teruji dengan selalu menyertai dan menolong Rasulullah dalam dakwah dan perjuangannya.
Sedangkan kita, katanya merindu syurga namun Allah masih ditempatkan di nomor kesekian. Kita, yang katanya bertuhankan Allah, namun tidak menjadikan Allah satu-satunya tujuan. Astaghfirullah, semoga Allah memaafkan segala khilaf dan lupa. :')
Hari ini, kita bertekad memperbaiki semuanya, yuk! Kita "curi" mindsetnya para Nabi dan Rasul, para syuhada, para shadiqin dan para shalihin. Kita kembalikan mindset kita menuju Allah minded; bahwa hanya Allah yang kita cinta, hanya Allah yang kita sembah, dan hanya Allah yang kita tuju.
Selamat memperbaiki hubungan dengan Allah, selamat berjuang untuk meluruskan mindset-mindset yang selama ini keliru atau berbelok. Selamat meneladani kehidupan orang-orang sholeh terdahulu, sister shalehah pembelajar! :)
Bagaimana kabarmu selama sepekan kemarin? Bisa jadi banyak ups and downs-nya ya, tapi percayalah, di setiap takdir dari-Nya, Allah sedang menyiapkan hikmah terbaik untuk kita. Persoalan selanjutnya adalah apakah kita cukup peka untuk menangkap hikmah itu. Semangat ya!
Anyway, kamu suka nggak sih berselancar di media sosial? Biasanya apa yang dilihat atau ditonton? Hari gini, siapa sih ya nggak suka buka sosmed. Saya juga suka soalnya. Hehe. Saya selalu meluangkan waktu setiap harinya untuk setidaknya mengintip dunia maya. Baik itu membuka instagram, menonton youtube, atau membaca blog orang lain.
Dulu sih, buka sosmed untuk sekedar mengisi waktu luang, tapi biasanya malah jadi keterusan. Hehe. Jadi sebulan ke belakang saya sudah mulai mengurangi intensitas berselancar dunia maya dan hanya melihat hal-hal yang bermanfaat saja. Saya mulai mengalihkan fungsi media sosial yang awalnya digunakan sebagai hiburan saja, menjadi tempat untuk saya mencari informasi, serta membaca atau membagi sesuatu yang positif. Tapi sebenarnya bukan tentang sosmednya yang ingin saya bahas, melainkan tentang konten yang biasanya kita nikmati.
Akhir-akhir ini, saya sedang suka dengan video-video yang berisi wawancara orang-orang yang sukses di bidangnya. Tidak hanya itu, saya juga suka membaca caption-caption instagram yang isinya berisi kisah inspiratif dari pemilik akun yang bersangkutan. Saya juga sangat menikmati membaca beberapa blog inspiratif yang saya follow karena bisa membuka sudut pandang saya dan seringkali saya mendapat banyak ilmu dari sana.
Hal-hal tersebut saya lakukan, karena saya percaya, kesuksesan setiap orang itu pasti berawal dari mindsetnya. Dan konten-konten yang menginspirasi saya adalah konten yang berhasil mengubah mindset saya menjadi lebih baik. Jadi jika kita ingin menjadi penulis yang sukses, coba deh, tonton atau baca kisah-kisah penulis sukses dan temukan bagaimana cara dia berpikir. Jika ingin menjadi pebisnis sukses, cari tahu kisah sukses mereka dan "curi" bagaimana mindset orang tersebut.
Ya, semua berawal dari mindset atau pola pikir. Di seminar-seminar motivasi mungkin kita sering mendengar bahwa pola pikir membentuk sikap dan tindakan, tindakan membentuk kebiasaan, kebiasaan membentuk karakter, dan karakter membentuk nasib kita. Maka, merubah nasib dimulai dengan mengubah mindset. Mengubah karakter, juga dimulai dari mengubah mindset.
Kemudian saya jadi berpikir tentang keberhasilan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka telah sukses membuktikan diri menjadi hamba yang Allah ridhoi, mereka telah berhasil melewati segala ujian hidup di dunia dan berhasil memenangkan tiket masuk syurga dari Allah. Kira-kita seperti apa ya mindset mereka sehingga mereka bisa sehebat itu? Jika selama ini kita selalu berpikir bagaimana mindset dan cara seseorang dalam mendapatkan kesuksesan dunia, apakah kita juga se-kepo itu untuk menyelami kisah sukses para shahabat dan shahabiyah terdahulu?
Pernahkah kita menyadari bahwa ada mindset yang luar biasa yang membuat seorang budak bernama Bilal bin Rabbah rela disiksa dan dicambuk sambil ditindih batu besar di atas padang pasir yang panas? Tidakkah kita penasaran pada mindset seorang Abu Bakar r.a yang senantiasa membenarkan perkataan Rasulullah dan menjadi pendukung nomor 1 beliau? Lantas bagaimana mindset manusia teragung sepanjang sejarah, Rasulullah SAW, sehingga beliau bisa bertahan di tengah ancaman, serangan, dan hinaan kaum musyrikin kepada dirinya? Sungguh, jika ada mindset yang perlu kita tiru, mindset merekalah jawabannya.
Adalah Allah, yang selalu memenuhi pikiran mereka dan selalu menjadi tujuan bagi mereka. Lafadz Laa Ilaha Illallah yang terucap dalam syahadat mereka ternyata tidak hanya di lisan saja, melainkan benar-benar dibuktikan dengan berjuang di jalan-Nya. Kesaksian mereka bahwa Muhammad adalah utusan Allah benar-benar teruji dengan selalu menyertai dan menolong Rasulullah dalam dakwah dan perjuangannya.
Sedangkan kita, katanya merindu syurga namun Allah masih ditempatkan di nomor kesekian. Kita, yang katanya bertuhankan Allah, namun tidak menjadikan Allah satu-satunya tujuan. Astaghfirullah, semoga Allah memaafkan segala khilaf dan lupa. :')
Hari ini, kita bertekad memperbaiki semuanya, yuk! Kita "curi" mindsetnya para Nabi dan Rasul, para syuhada, para shadiqin dan para shalihin. Kita kembalikan mindset kita menuju Allah minded; bahwa hanya Allah yang kita cinta, hanya Allah yang kita sembah, dan hanya Allah yang kita tuju.
Selamat memperbaiki hubungan dengan Allah, selamat berjuang untuk meluruskan mindset-mindset yang selama ini keliru atau berbelok. Selamat meneladani kehidupan orang-orang sholeh terdahulu, sister shalehah pembelajar! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar