Assalamu'alaikum
warahmatullah wabarakatuh. Bagaimana kabar hatimu, sister? Bagaimana kabar
imanmu? Semoga seiring dengan semakin dekatnya kedatangan Ramadhan, hati kita
semakin bersih dan iman kita semakin bertambah.
Sepekan kemarin saya
sedang dalam proses membaca shirah shahabiyah yang walaupun isinya bercerita
tentang keteladanan para sahabat wanita terdahulu, namun cerita tentang
bagaimana Rasulullah SAW berjuang untuk mendakwahkan Islam tidak pernah gagal
untuk membuat saya takjub dan semakin cinta pada beliau SAW. Jika bukan karena
perjuangan beliau yang tanpa henti, tentu iman dan islam ini tidak akan sampai
dan terasa oleh hati. Semoga Allah merahmati dan memuliakan Rasulullah dan para
shahabat dan shahabiyah yang setia menyertainya. Aamiin..
Masih tentang bulan
Rajab, saya sedang dibuat jatuh cinta oleh sebuah ayat yang bercerita tentang
suatu peristiwa besar yang terjadi di bulan Rajab. Apakah itu? Ya, peristiwa
Isra Mi'raj. Peristiwa dimana Rasulullah diperjalankan oleh Allah dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke Sidhratul Muntaha dan menerima perintah
shalat 5 waktu. Semuanya dilakukan hanya dalam waktu semalam saja.
"Maha Suci
Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." -QS. Al-Israa (17) : 1
Melalui peristiwa
Isra Mi'raj, Allah memperlihatkan kekuasaan dan kebesaran-Nya. Bagaimana tidak,
jarak Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lebih dari 1000 km jauhnya dan dengan
teknologi saat itu yang masih menggunakan unta untuk bepergian, sangat mustahil
perjalanan tersebut dilakukan dalam waktu semalam. Apalagi sampai ke langit
ketujuh. Tapi Allah menunjukkan kuasa-Nya bahwa yang mustahil bagi manusia,
amat mudah bagi Allah.
Di samping itu, saya
menangkap hal yang menyentuh dari ayat tersebut. Dalam kalimat "Maha Suci
Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya…",
menjelaskan bahwa perjalanan Rasulullah adalah perjalanan spiritual yang diperjalankan oleh Allah, yang berarti
Rasulullah tidak berjalan sendiri melainkan didampingi, dibimbing, dan berada
dalam perlindungan dari Allah. Ditambah lagi, redaksi kata yang digunakan
adalah bi'abdihi yang berarti hamba-Nya. Kita juga termasuk hamba-Nya, bukan?
Ternyata jika dikaji
lebih dalam, ayat ini bukan hanya sekedar cerita sejarah. Ayat ini sangat
berkaitan dengan keadaan kita hari ini. Sadar
tidak, bahwa kita juga sebenarnya sedang diperjalankan oleh Allah? Terasa
tidak, bahwa Allah menghadirkan kejadian demi kejadian yang Dia rencanakan
dengan cermat sehingga kita bisa merasakan hidayah dari-Nya? Terasa tidak,
bahwa Allah punya berbagai cara untuk membuat kita senantiasa istiqomah di
jalan-Nya?
Ayat ini begitu
menyentuh bagi saya karena tiba-tiba saja saya merasa disayang oleh Allah. Jika
bukan karena pendampingan dari Allah, mungkin saat ini saya masih terjebak
dalam lumpur kejahiliyahan. Namun rangkaian skenario-Nya membuat saya sedikit
demi sedikit terangkat dari kebodohan dan ketidaktahuan akan ilmu-Nya.
Jika bukan karena
bimbingan dari Allah, kita tidak akan bisa memahami petunjuk-Nya, tidak akan
bisa merasakan nikmatnya beriman dan berislam. Jika bukan karena perlindungan
dari Allah, kita tidak akan sanggup menahan diri dari berbuat dosa dan
melakukan maksiat. Sadarkah kita bahwa itu adalah bukti kasih sayang dan bukti
kebesaran-Nya?
"Allah
pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada
cahaya (iman).." -QS. Al-Baqarah (2) : 257
Maka, bukti
kebesaran Allah sebenarnya tidak jauh. Bukti kebesaran Allah salah satunya
adalah diri kita yang diperjalankan oleh-Nya. Diri kita yang dikeluarkan Allah
dari kegelapan menuju cahaya. Diri kita yang diselamatkan Allah dari jurang
neraka menuju jalan menuju syurga (Insya Allah).
Setiap orang pasti
punya ceritanya masing-masing bagaimana Allah memperjalankan dirinya dari
keadaan gelap menuju cahaya. Apapun ceritanya, semoga kita bisa bersyukur atas
nikmat yang paling besar ini dengan senantiasa istiqomah dalam ketaatan dan
kesiapan yang penuh untuk meniti jalan menuju-Nya. Selamat melanjutkan
perjalanan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar