Assalamu'alaikum
warahmatullah wabarakatuh, sister! Sore tadi saya menangis sedih, sebab ingat
bahwa Ramadhan akan segera pergi. Mengingat kebaikan Allah di Ramadhan kali
ini, saya tak bisa berkata-kata, karena lagi-lagi saya menemukan banyak
kebaikan dari Allah dari Ramadhan tahun ini. Besar harapan diri ini bisa
bertemu dengan Ramadhan di tahun depan, namun jikalau Allah tidak menghendaki,
semoga setiap amal sholeh yang dilakukan di bulan ini diterima dan dirihoi-Nya.
Aamiin..
Apakah kamu sedang
sibuk dengan persiapan lebaran, sister? Baju apa ya yang akan dipakai, makanan
apa ya yang akan dimasak, keperluan mudik, dan seterusnya. Sebentar, tahan
dulu.. Mengantar kepergian Ramadhan yang hanya datang sekali dalam setahun,
mari sejenak kita renungkan tentang apa yang membuat Ramadhan menjadi bulan
yang sangat istimewa. Mari kita berusaha memahami bagaimana Ramadhan bisa
menjadi bulan yang sangat menggembirakan dan ditunggu-tunggu oleh banyak umat
muslim di seluruh dunia.
Biasanya, salah satu
cara untuk menghargai kehadiran sesuatu atau seseorang adalah ketika kita
kehilangan sesuatu atau seseorang itu.. Ketika ia hilang atau pergi, baru kita
sadar betapa berharga kehadirannya. Kepergian Ramadhan, mungkin bisa kita
jadikan bahan renungan untuk lebih memaknai keberadaannya.
Coba bayangkan, jika
tanpa Ramadhan, apakah kita masih sanggup menamatkan tilawah Quran 1 juz setiap
hari?
Jika tanpa Ramadhan,
apakah kita masih mampu menghidupkan malam-malam kita dengan qiyamullail?
Jika tanpa Ramadhan,
apakah tangan kita masih ringan untuk mengeluarkan sedekah dengan nominal yang
lebih besar dari biasanya?
Jika tanpa Ramadhan,
apakah masjid-masjid tetap akan ramai di subuh dan malam harinya?
Jika tanpa Ramadhan,
apakah majelis ilmu dan majelis dzikir akan tetap menjamur dan sesak oleh
lautan manusia?
Jika tanpa Ramadhan,
mampukah kita untuk beristighfar sepanjang malam dan menangis karena mengemis
ampunan-Nya?
Sadarkah kita, bahwa
semua itu secara intens hanya ada di bulan Ramadhan? Itulah yang membuatnya
istimewa, karena Ramadhan mampu menyuburkan ibadah, mampu mengeratkan
persaudaraan sesama muslim, mampu membuat kita ringan tangan untuk bersedekah,
mampu melembutkan hati yang sudah lama jauh dari Allah, mampu membuat para
pendosa menangis dan kembali ke jalan Rabb-nya. Tanpa hadirnya Ramadhan,
manusia bisa jadi terlalu sibuk dengan urusan dunianya dan lupa untuk
mengembalikan tujuan hidupnya kepada Allah.
Seandainya kita
memahami keutamaan dan keistimewaan Ramadhan, tentunya kita akan berharap bahwa
setiap bulan adalah bulan Ramadhan. Sebab, selepas kepergian Ramadhan mungkin
akan lebih sulit bagi kita untuk mempertahankan kebaikan yang telah berhasil
kita istiqomahkan. Untuk itulah, kehadirannya (Ramadhan) patut kita syukuri.
Sayangnya, seingin
apapun kita agar Ramadhan tetap tinggal, ia tetap harus pergi. Ramadhan boleh
pergi, namun spirit-nya harus tetap tinggal di dalam jiwa kita. Serap baik-baik
pelajaran dari Allah, isi kantong syukur kita sebanyak-banyaknya dengan mengingat
segala kebaikan Allah selama Ramadhan, lalu bungkus semuanya menjadi baterai
jiwa yang mentenagai hari-hari kita di 11 bulan kedepan serta menjaga
konsistensi kita dalam beribadah dan beramal sholeh.
Ingat, bersama
perginya Ramadhan, ada Syawal yang menanti peningkatan kualitas diri dan jiwa
kita selepas "training intensif" yang telah Allah suguhkan lewat
Ramadhan. Selamat meningkatkan kualitas diri dan melesatkan prestasi, sister!
Bismillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar