Aku selalu penasaran apa yang ada di kepala ayah sehingga semangat juangnya sehebat itu. Lalu aku mendapat rezeki yang membuat tanyaku sedikit terjawab.
Malam ini, bunda memberi lihat buku catatan ayah kepadaku. Tintanya masih baru sebab itu catatan ayah di bulan Maret. Tak sampai sebulan sebelum kepulangannya.
Secuplik yang bisa kubagi dari sekian banyak :) |
Sebagai seseorang yang suka menulis, aku paham sekali bahwa ada banyak hal yang tersirat di balik yang tersurat. Membacanya, aku seperti sedang membaca isi pikiran ayah. Apa yang penting bagi ayah, apa yang memenuhi pikirannya, apa yang sedang diperjuangkannya dan apa yang melandasinya, semuanya tertuang dalam buku catatan yang masih baru itu.
Membacanya, aku bergumam dalam hati, tak heran kiprah ayah sehebat itu dan kematiannya seindah itu. Ternyata isi kepalanya hanya tentang program berdarmabakti kepada-Nya, bahkan hingga hari-hari terakhirnya. Apa yang ayah sampaikan di forum-forum diskusinya adalah apa yang tercatat pada bukunya. Apa yang ayah lakukan adalah implementasi dari apa yang tertuang dalam catatannya. Sungguh sangat walk the talk.
Ayah, hari ini aku belajar lagi darimu.Masih dengan buku catatanmu di tanganku, aku menangis lagi.
Kali ini, aku menangisi diriku sendiri.
Menangisi diriku yang masih terseok memproseskan diri sebagai hamba-Nya.
Mempertanyakan diriku sendiri, bisakah aku mewarisi buah pikirmu dan meneladani jejak-jejak juangmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar