Rabu, 17 April 2024

Rezeki

Suatu pagi di bulan Oktober, jam 8 pagi aku udah diajakin jalan-jalan dan jajan-jajan sama suami. Tujuan utamanya mau beli Kopi Aroma di tengah kota (jaraknya lumayan jauh dari rumah kami). Terus melipir beli dendeng batokok ijo favorit kami di deket terminal (udah lama banget ga makan ituu karena belinya jauhh huhu). Lanjut beli takoyaki mentai favorit di buah batu karena punya voucher diskon 20ribu yang batas berlakunya hari itu. What a perfect morning!

Kami nyampe rumah lagi jam 10an. Sambil nyuap takoyaki, suami nyeletuk, "Asalnya Aa mau ajak temen buat beli kopi dan makan dendeng bareng. Tapi dia nggak bisa dikontak. Mau ngajak adik, dianya masih tidur. Berarti ini mah rezeki kamu, Neng. Banyak rezekinya ya kamu teh."

"Iya alhamdulillah." Aku merespon sambil senyum seneng.

Tapi kemudian aku mikir. Yang bayar semua itu kan suami ya? Jadi yang sebenernya banyak rezeki siapa hayo? Aku atau suami? Wkwkwk. Bisa jadi suamiku yang sebenernya banyak rezeki karena sayang dan baik sama istrinya. Hehehe.

Alhamdulillah, i'm a lucky wife. I'm a happy wife. <3

***

Di hari yang lain, aku sedang berboncengan sama suami dan melihat "insiden" seorang bapak2 muda pengendara motor yang marah-marah ke supir taksi blue bird. Aku nggak sempat lihat duduk perkaranya, tapi keliatannya nggak ada yang jatuh atau terluka, jadi si bapak marah-marahnya kenapa juga kayak nggak jelas aja gitu. Kalau kata suami sih, katanya supir taksinya nggak nabrak, cuma ngeklakson aja. Tapi mungkin bapak itu lagi sensitif jadi ngegas benerr..

Dan bapak itu tuh nggak sendiri, ada istrinya yang duduk di jok belakang. Kuperhatiin istrinya cuma ngusap-usap punggung suaminya tanpa berkata sepatah katapun. Tapi si suami tetep marah-marah sampai si taksi berlalu.

Aku yang menyaksikan itu rasanya antara takut sekaligus heran. Ai si bapak kunaon..? Masalah hidupnya berat banget kayaknya ya.. :v

Lalu ada celetukan dari suami, "Itu dia ke orang lain yang nggak dikenal aja marah-marahnya sampe kayak gitu, gimana ke orang deket?"

"Ih iya, aku juga mikirin istrinya tadi. Jangan-jangan di rumahnya sering marah-marah juga. Heu.."

Lalu aku melanjutkan, "Untung suami aku mah baik." Sambil memberikan senyum yang nggak bisa dilihat suami karena posisiku di jok belakang.

Aku bersyukur dalam hati. Dan kayaknya doi mesem-mesem dalam hati karena tiba-tiba dipuji wkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar