Senin, 13 Mei 2019

Monday Love Letter #40 - Ramadhan Mode: ON


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister! Alhamdulillah, senang sekali masih bisa bertegur sapa denganmu lewat Monday Love Letter. Dan rasanya kali ini lebih spesial karena ini Ramadhan pertama kita bersama Sister of Deen Project, ya kaaaan? Hehe. #ciee

Saya bersyukur luar biasa bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun ini. Setiap kali sedang melakukan sesuatu dan tersadar bahwa hari ini sudah bulan Ramadhan, saya merasa bahagia dan bersyukur. Sepertinya baru kali ini saya se-happy itu ketemu Ramadhan dan nunggu-nungguin banget dari bulan Rajab kemarin. Alhamdulillah kerinduan saya pada Ramadhan tidak bertepuk sebelah tangan dan Allah masih mengizinkan saya dan kita semua untuk bertemu dengan bulan yang penuh kemuliaan ini. Saya yakin kamupun sedang merasakan kebahagiaan dan kebersyukuran yang sama, bahkan mungkin lebih dari yang saya rasakan. Selamat menikmati "sajian-sajian" Ramadhan ya sister, semoga Allah senantiasa membimbing dan menjaga sampai jiwa kita terhantarkan menuju takwa. Aamiin..

Sister, apakah kamu pernah mendengar istilah tazkiyatun nafs? Tazkiyatun nafs terdiri dari 2 kata yaitu at-tazkiyah dan an-nafs. At-tazkiyah bermakna pensucian atau pembersihan. Masih satu akar kata dengan zakat yang mana tujuan dari syariat zakat adalah untuk mensucikan harta dan jiwa kita. Adapun kata an-nafs berarti jiwa atau nafsu. Jadi secara bahasa tazkiyatun nafs berarti pensucian jiwa dari segala yang mengotorinya.

Saya bukan pakar bahasa arab, tapi entah kenapa kalimat tazkiyatun nafs terdengar begitu cantik di telinga saya. Jika kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sebenarnya perihal pembersihan bukanlah hal yang asing. Bersih-bersih termasuk hal yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap hari kita mandi untuk membersihkan badan, kita juga punya jadwal untuk membersihkan kamar atau kosan kita, ditingkat RT para warga biasanya mengadakan kerja bakti rutinan untuk membersihkan lingkungan sekitar. Dari lingkup terkecil yaitu diri sendiri sampai lingkup yang lebih besar, butuh pembersihan. Bahkan Allahpun melakukan "pembersihan" terhadap bumi dengan diturunkannya hujan.

Mengapa kita perlu melakukan bersih-bersih secara berkala? Ya, karena debu dan kotoran ada dimana-mana. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus bersih-bersih rumah, saya kadang suka bergumam, "Ini kok debu ada aja sih, heran." Haha, padahal ya itu hal yang biasa. Akan ada saat dimana kita harus membersihkan debu dan kotoran yang terlihat di sekitar kita.

Nah, begitu pula dengan jiwa kita. Sadar tidak sadar, sengaja atau tidak, jiwa kita juga pasti sering terkotori oleh hal-hal yang mengotorinya. Apa sajakah itu? Yang paling fatal adalah ketika kita tidak sadar sedang menduakan (bahkan mentigakan, mengempatkan, menglimakan)  Allah. Allah yang seharusnya menjadi satu-satunya yang dicintai, diibadahi dan dituju, secara perlahan mulai dikesampingkan oleh harta kita, pekerjaan kita, karir, bisnis, pasangan, anak, cita-cita, dan sebagainya yang membuat kita tak lagi menomorsatukan Allah dalam kehidupan kita. Ini harus dibersihkan, karena jika dibiarkan berarti kita sedang menanam potensi syirik di hati kita. Naudzubillahi min dzalik.

Kotoran jiwa lainnya adalah dosa; pelanggaran syariat atas perintah dan larangan yang telah Allah tetapkan dalam al-Quran. Ini jelas harus dibersihkan dengan taubat. Belum lagi "debu-debu" yang terkadang tidak kita sadari seperti berprasangka buruk terhadap orang lain, membicarakan kejelekan orang lain, menyimpan dendam terhadap orang lain, atau niat yang tidak lurus dalam beribadah. Dikarenakan jiwa ini sangat rentan terhadap hal-hal yang mengotorinya, maka diperlukan tazkiyatun nafs secara berkala. Ramadhan, adalah salah satu waktu yang dikhususkan untuk itu.

Ramadhan menjadi kesempatan sekaligus jalan bagi siapapun yang ingin membersihkan jiwanya. Dengan adanya syariat shaum, kita diperintahkan untuk menahan. Tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan nafsu dan menahan dari hal-hal yang bisa merusak amal shaum kita.

Ramadhan juga memfasilitasi siapapun hamba Allah yang rindu dan ingin kembali kepada Allah dengan disuburkannya majelis-majelis ilmu, dzikir dan lantunan ayat suci al-Quran bertebaran dimana-mana, lingkungan yang betul-betul kondusif karena ajakan kepada kebaikan dan kebenaran ada dimana-mana, dilengkapi dengan perintah zakat untuk membersihkan harta dan jiwa.

"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan padanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams (91) : 7-10)

Tak heran, Idul Fitri disebut momen kembali fitrah, kembali suci. Tentu saja tidak bagi semua orang, tetapi hanya bagi mereka yang berhasil men-tazkiyah jiwanya melalui Ramadhan. Ya, makna Idul Fitri tidak hanya sekedar perayaan hari raya, tapi sebagai perayaan kemenangan atas keberhasilannya membersihkan harta dan jiwa dan sebagai titik awal yang baru untuk siap meningkatkan kualitas jiwanya menjadi mulia dihadapan Allah, karena itulah Syawal disebut juga sebagai bulan peningkatan.

Allah sudah begitu baik memberikan kita kesempatan untuk membersihkan jiwa kita melalui Ramadhan ini. Banyak hadits menyebutkan keutamaan Ramadhan, salah satunya adalah pintu surga yang dibuka seluas-luasnya dan kesempatan untuk mendapat ampunan Allah. Semoga kita bisa bersyukur atas itu dan tidak menyia-nyiakannya.

Marhaban yaa Ramadhan! Selamat menepi dari keriuhan dunia, selamat berjuang menjadi sebaik-baik hamba, selamat melepas rindu pada Dia yang sebetulnya jauh lebih merindukan kita. Ramadhan mode: ON.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar