Senin, 20 Mei 2019

Monday Love Letter #42 - Kesempatan Itu Masih Ada


Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister! Alhamdulillah, sudah setengah jalan Ramadhan menemani hari-hari kita. Antara bersyukur, tapi juga sedih karena mau dinanti-nantipun, ia (Ramadhan) akan tetap berjalan pergi. Semoga kita bisa memanfaatkan hari-hari yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Aamiin..

Sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan suratnya yang datang malam-malam begini ya, sister. Badan saya drop setelah sepekan kemarin pergi kesana kemari untuk mempersiapkan sebuah event pesantren kilat bersama sahabat-sahabat komunitas. Alhamdulillahnya, lelahnya terbayar dengan bahagia. Alhamdulillah juga masih Allah mampukan menulis surat ini dan masih bisa bertegur sapa bersama para sister of Deen :)

Selepas isya tadi, saya tiba-tiba terinspirasi oleh sebuah tulisan lama di blog saya tentang sebuah tafsir dari QS. 4:69-70. Maka, di surat kali ini, saya ingin berbagi sesuatu sekaligus mengingatkan diri saya sendiri tentang sebuah cita-cita yang tentunya kita semua pasti menginginkannya, yaitu: masuk syurga. Adalah Quran dan Sunnah Rasulullah, yang jika kita ikuti dan amalkan, insya Allah akan membawa kita kepada syurga-Nya. Lalu kita berusaha mengamalkannya sebaik-baiknya, berproses dan berjuang untuk menjadi sebaik-baik hamba, menahan rindu agar kelak bisa bertemu dengan Rasulullah SAW di syurga-Nya Allah.

Tapi bagaimana jika amal kita tak cukup banyak untuk mendapatkan syurga tertinggi, sementara Rasulullah SAW pastilah ditempatkan Allah di syurga-Nya di tingkat yang tinggi. Masihkah kita bisa melepas rindu bertemu dengan beliau SAW?

Ternyata kekhawatiran ini pernah dirasakan juga oleh seorang shahabat.

Abu Bakar Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai daripada diriku, lebih aku cintai daripada keluargaku, lebih aku cintai daripada anakku. Aku tadi berada di rumah, lalu aku ingat engkau, maka aku tak sabar sehingga aku datang untuk melihatmu. Apabila aku mengingat kematianku dan kematianmu, aku tahu bahwa apabila engkau masuk surga nanti, maka engkau berada di tingkat yang tinggi bersama para Nabi. Sedangkan jika aku masuk syurga, maka aku khawatir tidak dapat berjumpa denganmu." Nabi SAW tidak menjawab sedikitpun sehingga turunlah QS. An-Nisaa : 69"

Allah berfirman dalam QS. An-Nisaa (4) : 69-70, "Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui."

Dalam tafsirnya Fi Zhilalil Quran jilid ke-4, Sayyid Quthub mengatakan, " ayat ini adalah sentuhan menarik setiap hati yang masih ada bibit kebaikan padanya, masih ada bibit kesalehanmasih ada sisa-sisa keinginan untuk mendapatkan kedudukan yang mulia dalam kumpulan orang-orang terhormat, di sisi Allah yang Maha Mulia. Berteman dengan golongan tinggi ini tak lain adalah karunia Allah. Maka, tidaklah seseorang dapat mencapainya hanya semata-mata dengan amalan dan ketaatannya saja. Sesungguhnya itu adalah karunia yang besar dan melimpah ruah."

Bagi saya, ayat ini menjadi angin segar karena berarti kesempatan untuk bersama-sama dengan Rasulullah di syurga nanti, masih tetap ada. Jangankan reuni dengan keluarga kita, reuni dengan Rasulullah dan para shahabatnya yang terpaut jarah 1500 tahun dengan kita saja bisa!

Bagaimana, tertarik juga kan dengan tawaran Allah untuk bisa bersama-sama di syurga bersama para Nabiyyin, Shiddiqin, Syuhada, dan Shalihin? Kuncinya adalah ketaatan. Taat pada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah janjikan pertemanan abadi dengan para golongan mulia di syurga-Nya. Semoga kita termasuk satu diantaranya. :')

Semoga tulisan sederhana ini bisa kembali memotivasi kita untuk kembali mengupayakan taat. Taat yang tanpa tapi, yang sempurna, yang sepenuh-penuhnya dan seikhlas-ikhlasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar