Senin, 07 Oktober 2019

Monday Love Letter #61 - Andai Aku Boleh Memilih

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!

Alhamdulillah, tak terasa sudah sampai di Monday Love Letter ke-61. Terima kasih untukmu yang masih setia menunggu dan membaca surat-surat kami. Semoga kami bisa terus menemani proses perjalananmu untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik setiap harinya. Mohon doanya juga untuk kelancaran proses pengerjaan naskah buku kami agar kelak semakin banyak inspirasi dan semakin luas manfaat dari Sister of Deen. Terima kasih sudah bersabar menunggu ya!

Ada sebuah tema yang terbersit untuk memulai surat kali ini, yaitu tentang jawaban doa. Adalah hal yang lumrah, kita sebagai manusia memiliki (sederet) keinginan. Dan banyak dari kita yang mengekspresikannya dengan berdoa kepada Allah. Tentu ini baik, apalagi berdoa adalah salah satu ibadah yang Allah sukai. Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga memiliki keinginan yang sedang dimintakan kepada Allah?

Manusia boleh memiliki keinginan, tetapi Allah punya kehendak. Allah yang paling tahu jawaban apa yang paling terbaik atas doa kita. Dan jawaban terbaik itu ada dalam salah satu dari tiga jawaban YA;
Iya, sekarang.
Iya, nanti.
Iya, tapi Aku punya yang lebih baik.

Dari 3 jawaban itu, kira-kira jawaban mana ya yang paling enak? Kalau kamu, akan pilih yang mana?

Sepertinya kebanyakan orang akan memilih jawaban doa yang pertama, Iya, sekarang. “Baik hambaku, doamu Aku kabulkan sekarang,” lalu.. taraaaa.. apa yang kita inginkan langsung terrwujud. Kira-kira bagaimana perasaan kita? Pasti senang sekali. Logis sih, siapa sih yang nggak mau, berdoa minta sesuatu, lalu keinginannya itu langsung diwujudkan sesuai dengan keinginan kita. Seperti Nobita setiap kali curhat ke Doraemon, permintaan apapun Doraemon pasti akan mengabulkannya, di detik itu juga. Enak ya kayaknya kalau hidup semudah itu, nggak susah kayak Ferguso. Hehehe..

Sekarang, coba bayangkan kalau Allah kasih kita jawaban yang kedua. Iya, nanti. "Iya doamu akan Ku kabulkan, tapi nanti ya, karena waktu yang terbaiknya bukan sekarang.." Kira-kira bagaimana perasaan kita seandainya Allah bilang begitu? Respon pertama mungkin sedih dan kecewa ya? Udah doa serius-serius, tapi jawabannya nanti. :(

Jadi, apakah menurutmu lebih enak jawaban yang pertama? Eits, tunggu dulu.. Sadar nggak sih, ketika Allah memberi jawaban NANTI, itu berarti Allah sedang merencanakan hadiah tambahan untuk kita? Kita minta ke Allah A, ketika kita ikhlas dan bersabar dalam masa tunggu, biasanya nantinya Allah akan kasih A+. Pernah ngalamin nggak? Berdoa sesuatu dan ternyata jawabannya Allah tunda, ketika terkabul pasti ada tambahan bonus-bonusnya. Bonus-bonus itu mungkin semacam "upah menunggu" dari Allah karena kita berhasil sabar dan ikhlas dengan ketetapan-Nya.

Coba deh, inget-inget pengalaman kita berdoa sama Allah. Mungkin kita pernah berdoa kepada Allah untuk bisa langsung kuliah selepas lulus SMA. Ternyata, Allah baru mengabulkannya setahun kemudian. Tapi di masa tunggu itu ternyata kita diterima kerja sehingga di tahun setelahnya bisa menjalani kuliah dengan uang sendiri tanpa minta lagi ke orangtua. Adapula yang sudah berumah tangga, berdoa kepada Allah untuk segera memiliki anak dan baru Allah kabulkan 3 tahun kemudian. Ternyata, ketika hamil, anaknya kembar. Double repotnya, tapi double juga kebahagiaannya. Bagaimana denganmu, apakah punya kisah serupa? We would love to hear your story :)

Selain itu, adanya proses menunggu seringkali membuat kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur ketika mendapatkan apa yang kita inginkan itu. Rasanya seperti mendengar adzan maghrib saat berbuka puasa, senangnya double! Dan lagi, kita jadi lebih menghargai makanan yang kita makan.

Nah, dalam berdoa pun sama, ketika Allah memberi jawaban NANTI, Allah sebetulnya sedang menyimpan double kebahagiaan untuk nanti diberikan ke kita. Allah juga ingin mengajarkan tentang seni berada di ruang tunggu, sehingga ketika kita akhirnya mendapatkan apa yang telah Allah janjikan, kita jadi lebih menghargai hal itu. Jadi, mau jawaban doanya SEKARANG ataupun NANTI, keduanya sama baiknya kan? ;)

Belum selesai sampai disitu, sekarang kita bahas jawaban doa yang ketiga. Iya, tapi Aku punya yang lebih baik. "Iya Aku akan kabulkan, tapi bukan yang itu, Aku punya yang lebih baik dari itu." Coba, gimana rasanya kalau Allah bilang begitu ke kita? Jawaban ini seringkali menguji keimanan kita. Kalau orang yang nggak percaya sama Allah, mungkin akan protes, "Kok gitu sih ya Allah? Aku kan maunya itu, kenapa malah dikasih yang lain?" Dirinya merasa bahwa pilihannya adalah yang terbaik sehingga protes ketika permintaannya Allah kabulkan dengan jawaban yang lain.

Tapi kalau orang yang percaya penuh pada Allah, walaupun mungkin awalnya dia bertanya-tanya, pada akhirnya ia akan menerima saja apa yang menjadi ketetapan-Nya. Sebab dia yakin bahwa jawaban Allah itu adalah yang terbaik untuknya. Sudah jelas Allah firmankan dalam QS. 2:216, bahwa yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah, dan yang buruk menurut kita bisa jadi baik baik menurut Allah. Allah Yang Maha Tahu, kita jangan sok tahu. :)

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Ketika aku meminta sesuatu kepada Allah, jika Allah memberinya padaku, aku gembira sekali. Namun, jika Allah tidak memberinya padaku, aku akan gembira sepuluh kali lipat. Sebab, yang pertama itu pilihanku, sedangkan yang kedua itu pilihan Allah.”

Pernahkah kamu mengalami jawaban doa seperti demikian? Minta kepada Allah A, tetapi Allah memberi kita C. Percayalah, didalam jawaban C itu ada banyak hikmah yang tidak bisa kita hitung, ada rasa syukur berlipat-lipat yang nanti akan kita rasakan. Tugas kita hanya satu; percaya pada apa yang menjadi ketetapan Allah.

Kebahagiaan dalam berdoa sebetulnya tidak terletak pada terkabul atau tidaknya doa kita, kebahagiaan ada pada proses berdoa itu sendiri. Dimana ketika kita berdoa, kita merasa didengarkan oleh Allah, merasa terkoneksi dengan Allah, merasa bahwa Allah selalu ada untuk kita KAPANPUN kita butuhkan. Hal ini persis seperti apa yang pernah disampaikan oleh Umar bin Khathab: “Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa.”

Maka, teruslah berdoa, sebab doa adalah bukti bahwa kita membutuhkan Allah. Doa adalah bentuk pengakuan diri bahwa kita lemah tanpa Allah, bahwa kita amat sangat membutuhkan-Nya. Berdoalah karena doa adalah ibadah dan Allah menyukai hamba yang berdoa kepada-Nya. Apapun jawaban Allah, kita tentu sudah tahu bahwa ketetapan dari-Nya, pastilah itu yang terbaik.

Jadi, kembali ke pertanyaan awal, jika kita berdoa, lalu Allah memberikan beberapa opsi jawaban, mana yang akan dipilih?

A. "Oke, sesuai inginmu, Aku akan kabulkan doamu."

B. "Iya doamu akan Kukabulkan, tapi nanti ya, karena waktu yang terbaiknya bukan sekarang.."

C. "Iya Aku akan kabulkan, tapi bukan yang itu, Aku punya yang lebih baik dari itu."

D. Gimana Allah aja.

Mau berbagi jawaban dengan membalas surat ini boleh, mau jawab didalam hati juga boleh :)

Barakallahu fiik, sister.


Your sister of Deen,
Husna Hanifah dan Novie Ocktaviane Mufti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar