Senin, 07 Oktober 2019

Monday Love Letter #60: Menjejak Sepi di Ruang Sendiri

Assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!


Awal pekan sudah datang lagi, hikmah apa yang kamu dapatkan sepekan kemarin? We’d loved to hear your stories, lho! Eh iya, bagaimana dengan shalat Dhuhamu pagi tadi? Masih lancar dan semangat, kan? Nah, berbicara soal Dhuha, di surat kali ini kami akan bercerita tentang hikmah-hikmah yang pernah kami petik dari surat cinta Allah dalam Adh-Dhuha, surat yang mungkin sering kita baca berulangkali setiap harinya terutama disaat shalat Dhuha. Check this out yaa!

Sebelumnya, yuk kita ucapkan dulu shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW, sosok yang telah membuat cahaya Islam berpendar dan sampai kepada kita hari ini, juga yang membuat kita mengenal wahyu-wahyu Allah. Tahukah kamu, beliau pernah tidak mendapatkan wahyu dari Allah dalam beberapa waktu. Hal itu membuat beliau merasakan kegelisahan. Beliau meragukan dirinya sendiri sebagai orang yang Allah pilih menjadi Rasul. Hal ini juga diperparah dengan situasi masyarakatnya pada saat itu, yang menaruh ketidakpercayaan kepada beliau.

Dalam kondisi kegelisahan Rasulullah, Allah menurunkan surat Adh-Dhuha sebagai kabar gembira. Allah menyampaikan kabar bahwa sebenarnya Allah tidak pernah meninggalkan Rasulullah sendirian meskipun sedang tidak menurunkan wahyu. Coba perhatikan ayat ini,

“Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad), dan tidak pula membencimu.” QS. Adh-Dhuha : 3

Pada saat diturunkan, ayat ini memang tertuju untuk Muhammad, namun sebenarnya ayat ini juga adalah nasehat yang tak lekang oleh waktu untuk kita, ummat beliau meski terpisah jarak ribuan tahun jauhnya. Allah berjanji untuk tidak meninggalkan kita. Tapi, mengapa yaa kita justru lebih sering merasa sepi dan sendirian? Adakah yang salah dengan kita? Mungkinkah jika ternyata sumber masalahnya adalah karena tanpa disadari kita malah sedang berjalan menjauh dari-Nya?

Yuk, perhatikan juga di ayat pertama dan kedua. Disana disebutkan, “Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah). Dan demi malam apabila telah sunyi,” Coba ditelaah, apa yang terjadi di kehidupan manusia pada waktu Dhuha dan waktu malam? Bukankah pada waktu-waktu itu kebanyakan dari kita sedang sendirian dan melakukan aktivitas-aktivitas pribadi? Lewat ayat-ayat, ini Allah seolah ingin menyampaikan kepada kita bahwa pada waktu-waktu tersebut, meski kita sendirian, Allah senantiasa mendampingi dan tidak akan meninggalkan.

Janji Allah itu pasti, namun bagaimana kita memercayainya itulah yang sulit sebab hidup dan kesehariannya selalu penuh dinamika. Tapi, memang disitulah uniknya. Kalau semua dibuat mudah, bagaimana lagi kita bisa berjuang? Kalau semua tanpa tantangan, apa yang akan kita jadikan ladang untuk membuktikan keimanan?

Sebagai manusia yang banyak memiliki kelemahan, terkadang kita mudah tumbang ketika dihadapkan pada permasalahan-permasalahan. Dengan mudah kita mengatakan, “Allah kemana? Mengapa aku masih saja dibiarkan sendirian tanpa jalan keluar?”, padahal sejatinya bukan Allah yang menjauh dari kita, kitalah yang menjauh dari-Nya. Allah mendampingi dan menguatkan kita, bahkan Allah juga berkata dalam ayat selanjutnya yaitu ayat keempat bahwa, “Yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.” Ya, Allah menjanjikan sesuatu yang baik di balik permasalahan yang kita alami.

Maa syaa Allah, setelah mengetahui apa yang Allah firmankan melalui surat Adh-Dhuha ini, masihkah kamu akan menyangkali bahwa Allah memang mendampingimu disaat-saat sendiri? Masihkah berburuk sangka mengenai rezeki Allah? Masihkah akan kufur terhadap nikmat-Nya? Yuk kita saling mengingatkan, karena kita akan pincang dan rentan lupa jika berjuang sendirian.

Your sister of Deen,
Novie Ocktaviane Mufti dan Husna Hanifah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar