Ada kalanya, aku yang ritme hidupnya cenderung slow-but-sure ini, tiba-tiba ingin lari dan ingin buru-buru sampai. I think I should do better, I think I can do more, I need to accelerate myself. Pikiran-pikiran semacam itu biasanya muncul dalam beberapa bulan sekali. Tidak salah sih, tapi ternyata ketergesa-gesaan itu yang justru bikin aku kewalahan sendiri.
Ada kalanya aku silau dengan panggung orang lain, merasa bahwa jika orang lain sudah sampai di titik tertentu, aku juga harus segera sampai di titik itu. Padahal aku juga punya perjalananku sendiri dan hanya perlu menjalani semuanya seoptimal yang aku bisa.
Enjoy every step, e-v-e-r-y step. Nanti lama-lama juga kamu akan sampai. Kamu hanya perlu melakukan apa yang kamu bisa, melakukan hal-hal baik yang membawa manfaat, menyambut peluang-peluang amal shalih yang Allah hadirkan. Nanti juga kamu akan jadi besar dan sampai di garish finish-mu sendiri.
Betul, fokus ke depan memang perlu. Tapi coba berhenti sejenak dan lihat sudah berapa banyak anak tangga yang berhasil kau tapaki di bawah sana. Sudahkah mensyukuri pencapaianmu hari ini?
Terkadang, saking inginnya mengejar sesuatu, kita jadi lupa untuk mensyukuri satu demi satu anak tangga yang sudah kita lalui. Lupa menikmati dan menghargai setiap proses dari tumbuhnya diri.
Tugasmu hanyalah terus dan terus tumbuh. Menguatkan akar, mengokohkan batang, meninggikan cabang, merimbunkan ranting, menghasilkan buah. Sampai bagaimana? Tidak ada batasnya. Bertumbuh tidak ada batasnya, bukan?
Tidak ada pohon yang akan berhenti tumbuh selama dia masih hidup. Dan tidak ada indikator kapan sebuah pohon dikatakan telah mencapai batas optimalnya.
Apakah jika tingginya sudah puluhan meter? Atau jika lebarnya sudah belasan meter? Atau jika sudah menghasilkan buah sekian ratus ribu? Tidak, kan? Selama dia hidup, dia akan terus tumbuh. Tanpa batas.
Sampai penciptanya sendiri yang memutuskan batasnya, yaitu ketika pohon itu akhirnya mati. Barulah ia berhenti tumbuh.
Maka, bertumbuh bukanlah tentang seberapa tinggi kamu meraih langitmu, melainkan tentang tetap bertumbuhnya dirimu inci demi inci, sampai Allah sendiri yang kelak memutuskan kapan kamu harus berhenti.
So, just keep growing and enjoy your every growth.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar