Senin, 12 Agustus 2019

Monday Love Letter #51 - Racun Di Balik Rutinitas

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!


Bagaimana kabarmu di hari Senin ini? Tidak terasa ya, sudah Senin lagi. Setelah berjibaku dengan beragam aktivitas dan rutinitas pekan lalu, yang bahkan mungkin weekend-mu juga terasa sibuk, pada akhirnya kita memulai kembali segala aktivitas itu di awal pekan. Alhamdulillah, Allah masih memberikan waktu dan kesempatan untuk kita meraup sebanyak-banyak amal sholeh di dunia. Semoga rutinitas tidak hanya sekedar menjadi rutinitas, namun tetap dijiwai dan diselipkan niat karena Allah didalamnya.

Memang sih, rutinitas itu terkadang menjadi racun. Saking seringnya dilakukan dan terus berulang, tak jarang di tengah jalan sebagian dari kita mulai kehilangan maknanya. Racun ini bisa jadi menyerang disetiap peran yang kita emban baik itu menjadi mahasiswa, karyawan, owner bisnis, freelancer, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Padahal setiap peran memiliki peluang ibadah, namun karena kita terjebak dengan rutinitas, peran-peran tersebut menjadi sebatas kewajiban yang harus tunai saja. Hilang makna inilah yang seringkali membuat hati kita hampa dan lelah karena tak lagi menyertakan Allah didalamnya. Duuh, ngeri ya. Ini perkara serius loh, sebuah hadits menyebutkan bahwa amal itu tergantung niatnya. Takutnya kita sudah capek-capek bekerja, tapi karena tidak diniatkan karena dan untuk Allah, semua lelah itu menjadi sia-sia di hadapan Allah. Duarr! Sakitnya tuh disiniii. *nunjuk dada sambil meringis

Karenanya, penting sekali bagi kita untuk mengambil jeda atau sering-sering menengok kedalam hati, masihkah ada Allah disana?

Jangan-jangan niat kita sudah berbelok tanpa sadar. Jangan- jangan di hati kita, posisi Allah sedikit demi sedikit mulai bergeser dan tergantikan dengan ambisi pribadi. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan dan perlu untuk segera diluruskan.


Ya ya, kami tahu, nasihat 'luruskan niat' adalah nasihat yang mungkin sangaaat sering kamu dengar. Tapi jika nasihat itu berulang-ulang disampaikan di kesempatan yang berbeda dan mungkin juga kamu sering mendengar dari orang yang berbeda, itu artinya meluruskan niat memang sepenting itu. Bahkan di dalam Al-Quran pun, tak jarang kita menemui ayat-ayat yang sering diulang -saking pentingnya. Dan mungkin karena Allah juga tahu betul bahwa makhluknya yang bernama manusia ini sering lupa sehingga perlu terus diingatkan. Huhuhu, maafkan kami ya Allah.

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Tentang pentingnya niat ini, kami pernah mendengar cerita tentang sebuah analogi. Bayangkan di sebuah gelanggang olahraga diadakan turnamen lari. Setiap peserta yang ikut pada turnamen tersebut mendaftar terlebih dahulu kepada panitia sehingga namanya terdaftar dalam administrasi dan mendapatkan nomor punggung untuk berlari. Tak lama kemudian, ada seseorang yang suka sekali berlari. Ketika melihat turnamen itu ia langsung masuk ke track lari dan berlari bersama peserta-peserta tadi tanpa mendaftar, tanpa punya nomor punggung. Di putaran terakhir, kecepatannya ternyata mampu mengalahkan seluruh peserta lainnya hingga ia berteriak, “Yes! Aku juaranya.” Ia pun meminta hadiah kepada panitia, tapi kemudian panitia menolaknya. Tentu saja, bagaimana bisa ia mendapat hadiah sementara ia tidak terdaftar sebagai peserta?

Tidakkah cerita ini serupa dengan kita? Berkata bahwa aktivitas kita lillah, tapi lupa menyertakan Allah dan niat beribadah kepada-Nya saat melakukannya. Berkata inginkan syurga, tapi lengah dalam proses mencapainya. Berkata ingin mengejar ridhonya Allah, tapi melupa Allah dalam dalam perjalanannya.

Tahukah kamu mengapa ketika kita shalat, setiap kali kita ganti gerakan, kita selalu mengucap Allahu akbar? Karena sejatinya, dalam setiap apapun yang kita lakukan, tak ada yang lain yang menjadi tujuan selain mengakbarkan Allah, melaksanakan tugas ibadah dan tugas kehambaan kepada-Nya, dan mengejar apa yang menjadi ridho-Nya.

Berhenti sejenak, tarik napas dalam-dalam, dan mari kita perbaiki niat kita. Semoga Allah memudahkan setiap aktivitas kita yang ada nama-Nya di dalamnya. Baarakallahu fiik,

Your sisters of Deen,
Husna Hanifah dan Novie Ocktaviane Mufti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar