Kamis, 17 Mei 2018

Seandainya Keinginanmu Bertemu dengan Kematian

Manusia itu hidupnya banyak ingin. Dan akan senang sekali jika keinginannya itu terwujud. Bahkan setelah terwujud pun, selalu muncul lagi keinginan yang baru. Terus begitu. Maka jika hidupmu adalah tentang mewujudkan keinginan demi keinginan, tidak akan pernah selesai dan tidak akan ada habisnya, ya kan? Mengaku sajalah.

Kamu, apa keinginanmu?

Pernahkah bertanya kepada dirimu sendiri; bagaimana jika hidupmu berhadapan dengan kematian, apakah itu yang betul-betul kau inginkan?


Kutanya sekali lagi; jika hidupmu dihadapkan dengan kematian, apakah apa yang kau harapkan dan yang kau usahakan saat ini adalah yang benar-benar yang kau inginkan? 

Jika jawabannya iya, selamat. Itu artinya, jika hidupmu berakhir detik ini juga, kamu akan merasa puas dengan pencapaianmu dan merasa bahagia karena bisa kembali pulang dengan hati yang siap kepada Dia yang menciptakanmu. Bukankah begitu?

Jika jawabannya tidak, selamat karena telah berani jujur kepada diri sendiri. Tidak semua orang bisa mendengar dan mengakui isi hatinya sendiri. Tidak semua orang bisa menyimpan ego, nafsu dan logikanya untuk mendengar jeritan dan keinginan hati. Ego selalu berujung pada kesombongan, nafsu seringnya membutakan, sementara logika jika terlalu dituruti akan membuatmu kehilangan Tuhan. Karena hati itu tidak berisik --ia berbisik, ia hanya menjerit jika kamu sudah keterlaluan mengabaikannya. Bagaimana bisa mendengar jeritan hati, jika dirimu dikuasai itu semua?

Jika jawabanmu tidak, saatnya kembali pada hatimu. Masih terasakah ia? Bagaimana keadaannya? Bisa jadi ia sedang terhimpit oleh egomu, bisa jadi ia rusak oleh nafsumu, bisa jadi ia babak belur oleh hantaman logikamu. Selamatkan.. Dengarkan apa maunya. Kau akan menemukan bahwa ia hanya ingin satu: kembali pada Tuhanmu. Hanya itu yang bisa menyembuhkannya. Bukankah begitu?

Bijaklah dalam memilih keinginan. Karena tidak semua yang kita inginkan, adalah yang benar-benar kita inginkan, jika berhadapan dengan kematian.


Jadi, apa sebenarnya keinginanmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar