Senin, 06 April 2020

Monday Love Letter #77: Menggali Hikmah di Balik Ujian

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh, sister!
Ditengah pandemi virus covid-19 saat ini, semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat lahir batin ya, sister. Jika dipikir lagi, rasanya sedih sekali memikirkan kondisi dunia saat ini. Berjuta informasi terus diunggah ke internet setiap harinya, memaksa kita untuk senantiasa waspada dan senantiasa berdoa untuk keselamatan mereka yang di rumah maupun yang masih perlu beraktivitas di luar rumah. Jaga kesehatan ya sisterkuu, please!
Kesedihan saya yang kedua adalah ketika penyambutan kita untuk Ramadhan rasanya sangat terdistraksi dengan kehadiran virus ini. Padahal virus-virus itu bergerak tentu atas kehendak Allah, mereka beribadah dan bertasbih kepada Allah dengan caranya sendiri. Saya harap kedatangan para tentara Allah yang tak terlihat itu tidak membuat kita terhambat dalam menghamba kepada-Nya serta tetap bersiap untuk kedatangan Tamu Agung yang akan menyapa kita kurang lebih 30-an hari lagi. Sebentar lagi!
Segala hal boleh ditunda, diliburkan, dan dibuat berjarak. Tapi Ramadhan tidak akan menunda kehadirannya. Ia akan tetap datang tepat pada waktunya, mencari hamba-hamba Allah yang siap menjalani "karantina" untuk akselerasi ketakwaan. Semoga kita termasuk orang-orang terpilih itu ya sister. Tetap jaga ruhiyah, perbanyak ibadah, dan siapkan penyambutan terbaik untuk Ramadhan, yuk! :)
Oke, yang tadi itu hanya intro dan sedikit semangat dariku untuk kita semua. Sebetulnya saya ingin bertanya kabarmu, hehe. Jadi, apa kabar? Ceritakan dong aktivitasmu selama social distancing ini ngapain aja? Teman-teman terdekat saya tahu betul kalau saya ini suka main kesana kemari dan hobi ketemu siapa aja yang bisa diajak hangout berfaedah dan quality time, hihi. Jadi ketika ada himbauan untuk sebisa mungkin stay at home, rasanya bosan dan mati gaya banget! Beberapa teman bahkan mengutarakan hal yang sama. Walaupun tak sedikit juga teman saya yang tetap harus bekerja bahkan menjadi tenaga kesehatan di rumah sakit, semoga Allah senantiasa melindungi mereka semua. Aamiin.
Bagi saya pribadi, social distancing ini membuat saya menjadi fulltime housewife yang berhasil membuat sebuah prestasi, yaitu memasak setiap hari. Hehehe. Ya, ini sebuah prestasi bagi saya yang sangat jarang memasak. Demi menjaga kesehatan, saya tergerak untuk memilih bahan-bahan makanan yang sehat dan memasaknya sendiri. Sesekali saya menyiapkan minuman kesehatan dari rimpang untuk diminum oleh saya dan suami. Saya benar-benar merasa bangga dengan pencapaian yang satu ini, haha. Ditengah kondisi seperti ini, saya yakin mereka-mereka yang stay at home jadi berpikir dan mencari cara untuk tetap produktif dari rumah. Karena seseru apapun gadget kita mainkan untuk menangkal bosan, tetap saja akan jenuh juga, betul atau betul? Bagaimana denganmu? Apakah kamu jadi punya "prestasi" juga selama #dirumahaja? Sharing dengan membalas pesan ini, ya!
Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha.. Allah tidak akan membebani seseorang diluar batas kemampuannya. Jikapun Allah beri ujian, bersama kesulitan itu pasti ada banyak kemudahan. Bersama gempuran informasi yang membuat kita semakin mengencangkan sabuk kewaspadaan, banyak juga kebaikan-kebaikan yang bertebaran baik di dunia nyata maupun maya. Tak sedikit orang-orang yang mengulurkan tangan untuk saling membantu. Banyak pula yang saling menguatkan lewat pesan-pesan baik di dunia maya. Pada akhirnya, bersama dengan ujian ini, Allah memberikan berbagai hikmah yang sangat berharga untuk kita semua bahwa ternyata kita ini amatlah kecil dihadapan-Nya. Manusia bisa sangat ketar-ketir dengan makhluk yang bahkan tak kasat mata. Mau meminta pertolongan dan perlindungan kepada siapa jika bukan kepada Allah yang Maha Menggenggam seluruh makhluk-Nya?
Hadirnya ujian itu, adalah tanda bahwa Allah masih sayang pada kita. Sebab, jika hanya kenikmatan yang Allah beri, apakah manusia yang bersyukur akan semakin banyak? Kenyataannya tidak. Banyak manusia yang semakin lupa dan jauh dari Allah, tenggelam dalam kebahagiaan semu dan menabrak batas-batas yang telah Allah tetapkan. Hakikat ujian adalah untuk membuat kita kembali pada Allah, sebab tidak ada karunia yang paling berharga selain petunjuk yang membawa kepada jalan-Nya yang lurus dan jiwa yang selamat.
Saatnya kembali kepada hakikat diri yang sebenarnya. Semoga Allah berkenan mengampuni segala dosa dan kekhilafan, mencabut segala penderitaan dan menggantinya dengan jiwa-jiwa yang semakin tangguh dan taat. Baik-baik ya, sister. Stay safe, stay healthy and keep praying. Jika raga belum bisa bertemu, semoga doa-doa baik kita bisa saling bertautan di langit sana.

Your sister of Deen,
Husna Hanifah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar